***EPILOG***

4.4K 187 16
                                    

***
       Hai readers🙌 ini nih A'Miki kasih spesial Epilog😙 sebagai penutup yang manis😁

   Karena epilog pasti singkat ya, kan namanya juga epilog😂 wkwkwk, semoga puas ya sama cerita MaR nya. Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita Miki sampai selesai.😘

   Bahagia author Miki😉bisa nyelesaiin cerita ini sampai tuntas, nggak ada ngegantung lagi😂.

  Selamat menikmati epilognya😘

~~**Memories and Rain**~~

   *Sepuluh tahun kemudian*

   Anak perempuan cantik bersurai sepundak itu terlihat kesal dengan anak laki-laki yang sejak sepuluh menit lalu terus memandanginya, ia bukan risih lagi tapi sudah jengah.

    Bahkan, untuk makan siang si kantin saja ia jadi tidak berselera lagi, berbeda dengan anak laki-laki yang di hadapannya yang memperlihatkan senyuma lebar.

    "Kenapa tidak di makan, bukannya tadi kau bilang lapar?" tanya Aland masih setia memandangi.

    Liyana, nama anak perempuan itu semakin cemberut wajahnya, "Kenapa kau selalu mengikutiku, bahkan untuk makan saja kau terus-terusan mengikutiku!" meledak sudah kesalnya.

   Hatinya bukannya tersinggung karena di tolak kehadirannya oleh sang pujaan hati, Aland malah semakin tersenyum lebar.

    "Kau semakin cantik kalau sedang marah," sahutnya.

   Bertambah kesal Liyana, anak uncle Arka itu benar-benar membuatnya selalu kesal. Sejak kecil Aland selalu mengikuti tanpa henti, dan mengesalkannya selalu mengatakan pada orang-orang kalau dia calon Istrinya.

     "Kau menyebalkan!" teriaknya sambil menghentakan kaki beranjak menjauh, semakin kesal saat melihat kakak kembarnya Darrel malah sibuk pdkte dengan seorang anak perempuan.

    Aland terkekeh ikut menyusul, "Sayang, jangan tinggalkan aku!".

~~**~~

   Iriana tersenyum saat melihat Suaminya yang duduk bersantai di kursi taman samping, kaca matanya masih setia bertengger manis dengan laptop di pangkuannya.

    "Apa pekerjaanmu belum selesai?" dengan lembut Iriana memijit pundak Darren.

    Darren mengangkat wajahnya tersenyum, menatap Istrinya yang tetap terlihat cantik meski mereka sudah punya dua anak kembar dan satu yang masih di dalam perut Sang Istri.

   "Hanya mengecek beberapa, kemarilah." pintanya meraih tubuh sang Istri yang sudah mulai bertambah berat di usia kehamilannya yang menginjak tujuh bulan, dengan sayang Darren mengecup perut buncit tersebut.

  "Hai sayang, tumbuh sehat ya di perut mama. Papa sudah tidak sabar bertemu denganmu." ucapnya mengusap.

  Iriana terkekeh kecil mengusap kepala suaminya, "Dia juga sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu."

    "Bagaiman kalau akhir minggu ini kita pergi berbelanja keperluan baby? Kita ajak si kembar juga." usul Darren masih mengecup perut.

   Dengan senangnya Iriana mengangguk, "Darrel dan Liyana pasti juga sudah tidak sabar ingin berbelanja keperluan adik mereka."

   "Kami pulang," muncul dua anak kembar mereka Darrel dan Liyana, menghampiri mereka mencium pipi orang tua mereka. Dan juga adik mereka yang di perut sang Mama.

   Iriana dan Darren mengeryitkan kening saat melihat wajah lembab putri mereka, Liyana bahkan langsung masuk ke dalam rumah. Tujuannya pasti kamar.

   Merasa ada yang tidak beres Darren menatap Putranya, jelas sekali putrinya itu habis menangis.

    "Bukan aku, Pa. Liyana nangis karena Aland," dari pada di tuduh Darrel lebih dulu memberitahukannya.

    Darren menghembuskan nafas lelah, lagi-lagi nama Aland anak dari Arka tersebut memang sedikit membuatnya jengkel. Bagaimana tidak jengkel karena selalu mendekati putri kesayangannya, ia tau anak temannya itu menyukai putrinya.

   "Memang apa lagi yang di lakukan  Aland?" penasaran Iriana.

   "Aland mencium pipi Liyana di depan teman-teman ...."

       "Apa!!!"

    Darrel belum selesai memberitahu mata sang Papa melotot tajam, bahkan kursi saja terjengkal saat sang Papa berdiri kaget.

    "Bocah itu. Beraninya! Akan kugantung dia di atas tiang listrik," dengan kesal tingkat tinggi Darren meraih poselnya, "Akan kupites bocah itu." geramnya sambil berjalan masuk.

    Iriana yang melihat itu meringis, Suaminya itu sangat menjaga Putri mereka. Jangan harap anak laki-laki mana pun berani mendekati putrinya, kalau tidak mau hangus dengan laser matanya.

    "Astaga, Papa berlebihan sekali Ma," sahut Darrel menghampiri Sang Mama mengusap perut yang ada adiknya, "Adik sayang, kalau kau lahir jangan garang kayak Papa ya dek, kakak mencintaimu." ucapnya menciumnya lalu beranjak masuk.

   Mendengar itu Iriana menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil, mengusap perutnya. Dua prianya dan satu putrinya itu memang memiliki sifat yang berbeda, tapi kehadiran mereka selalu membuat hatinya bahagia.

   *Tidak perlu memikirkan bagaimana sulitnya perjalanan sebuah takdir, kau hanya perlu menjalaninya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan. Maka kau akan menemui ujungnya dengan kebahagian*

   ~~**End**~~

   Ehem ehem😁 udah ending ya kan epilognya udah muncul di hati kalian
😙 #eakkk😂)

   Terima kasih banyak ya Miki ucapin, karena kalian sudah mendukung cerita ini sampai epilog.
😊 terima kasih yang sudah nempelen vote dan komentarnya, itu jadi semangat buat Miki.😘

 
  Sampai jumpa di karya berikutnya A'Miki ya🙌 dan bagi yang suka dunia fantasi, siapkan diri kalian😊 karena target berikutnya Miki akan mencoba bermain dalam genre fantasi😍

   Tapi, sabar ya😁 kalau ceritanya sudah di buat sampai ending, baru A'Miki update😊 biar para readers bisa langasung menikmatinya tanpa harus meninggu di update😉

   Sampai ketemu di karya lainnya ya😘
    
  Salam berkarya 🌸
      Miki  As💙

   

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang