Part 18

2.8K 161 1
                                    

****

     *****

  

     Hai Readers 😊 terima kasih sudah mampir ngasih vote sampai nempelin komentar, sampai yang lihat diam-diam juga 😁 makasih banyak ya kalian sudah menjadi bagian pembaca cerita couple Darren💖Iriana😘

   Yuk kalian bisa langsung baca aja ceritanya 😆

****

     Semua mata tertuju padamu. Mungkin hampir mirip begitu, tapi ini bukan ajang miss word yang melenggak kiri melenggak kanan.

    Gadis cantik mempesona itu lah yang sedang di perhatikan, tidak salah baju tidak pula salah tempat. Semuanya masih wajar hanya saja aura yang menjadi seperti magnet, menarik penglihatan siapa pun yang kebetulan berpapasan.

     Siapa yang tidak menatap jika gadis itu memanglah cantik, bahkan ada beberapa pria yang sengaja hanya untuk menyapa lewat senyuman. Meski para Pria itu harus menelan kecewa karena digubis gadis tersebut.

    Irina terlihat sibuk memilih berbagai bahan belanjaannya, sebelah tangannya mendorong troli yang sudah separu terisi. Keseringan makan di luar ia jadi lupa kalau isi kulkasanya hanya ada cemilan dan buah, bahan-bahan masakan sama sekali kosong.

    Tangannya dengan cekatan memilih beberapa daging dan juga ikan, ia sadar seorang Pria berdiri di sampingnya sangat dekat ikut memperhatikan daging. Hanya dari aroma parfumnya saja ia langsung tau, tanpa perlu menoleh.

    "Aku tidak begitu suka ikan, beli belut saja." ucapnya menatap tidak suka saat Iriana mengambil beberapa ikan, ia malah meraih kotak belut.

    Ucapan itu berhasil menarik perhatian Iriana sampai ia menoleh, "Ikan itu bagus untuk di konsumsi, kau harus sering-sering memakannya,"

    Darren berdecak tetap tidak suka, tapi ia juga tidak menghentikan gadisnya memasukkan beberapa ikan ke troli, "Mungkin nanti akan kucoba, tapi kalau ikannya kau yang masak. " senyumnya ingin memasukkan ikan belut, tapi di tahan gadisnya.

    
    "Yang lain saja aku tidak suka belut, bentuknya seperti ular mengerikan." menatap ngeri belut tersebut, meski bentuknya sudah di potong-potong tapi tetap saja ia ngeri melihatnya.

    Wajah Darren langsung cemberut, "Belut sangat bagus untuk di konsumsi, Sayang. Rasanya tidak semenyeramkan bentuknya," kekehnya menaruh kembali kotak belut ke troli.

    Baru saja mulut Iriana ingin memprotes, bapak-bapak pemilik dagangan tersebut menengahi, "Bener kata Suaminya, Mbak. Belut itu sangat bagus di konsumsi biar staminanya Suaminya tocer mbak." kekeknya dengan berjempol tangan.

   "Ah, Bapak bisa aja," kekeh Darren mendengar ucapan Bapak-bapak tersebut, apa lagi saat ia di katakan 'suaminya' senyum-senyum senang sekarang wajahnya.

   Kening Iriana mengeryit tidak mengerti ia menatap Darren dari kepala sampai kaki, apa hubungannya coba belut sama Darren.

    "Darren kau sedang sakit?"

   Giliran Darren yang mengerutkan kening, "Kenapa bertanya begitu, Sayang?"

     "Kau senyum-senyum begitu, Bapak-bapaknya kan membahas belut kenapa malah wajahmu terlihat kesenangan begitu."

   Mendengat itu bapak-bapak tadi malah tertawa, "Yaelah Mbak. Jelas aja lah Mbak ada hubungan, kan belut bisa ngasih stamina jumbo biar kuat semalaman, Mbak."

   Awalnya Iriana hanya diam ia berusaha menterjemakan maksud ucapan tersebut, hingga detik kemudian wajahnya jadi memerah malu. Ia baru mengerti ucapan Bapak-bapak tersebut dengan buru-buru ia pergi sambik menunduk.

📕 MEMORIES and RAIN ☔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang