[03] : New

1.6K 111 13
                                    

"Semoga lo bahagia Na,"

[]


-Introvert-

Aluna berjalan memasuki koridor sekolah, ia melewati kelas 10-1,2,3 melewati ruang-ruangan lainnya. Kepalanya memakai topi basecap berwarna putih untuk menutupi plester keningnya yang merah itu.

Tetapi usahanya sekarang gagal, topinya berhasil dilepas oleh Dhimas.

"Lo kenapa pake top--- , Lah? jidat lo kenapa? kemarin gak ada plester kaya gini," tanyanya panik, dia yang pertama tahu kalau kening Aluna sedang merah.

Diluar kelas terlihat seorang cowok sedang berjalan melewati kelas XI IPA-2.

Pandangannya beralih kini menatap Aluna dengan Dhimas, Kemudian ia tersenyum miris.

"Semoga lo bahagia
Na," sahutnya pelan kemudian berjalan ke depan sambil menunduk, tiba-tiba ...

Bruk!

Gevaro menabrak seseorang dari arah perpustakaan yang membawa tumpukan buku.

"Eh sorry gue gak sengaja," ucap cewek itu lalu mendongak menatap Gevaro, Gevaro juga mendongak menatap depannya.

Tatapan mereka terkunci,

Seolah-olah mereka berdua yang ada disitu, hanya mereka.

Tatapan cewek itu kuat,

Hingga Gevaro menghentikan tatapan itu, "Sorry."

Cewek itu salah tingkah, "Erm .. gue yang harus minta maaf," ucapnya lalu segera mengambil beberapa buku yang jatuh,

Cewek itu langsung pergi, dan berhenti sebentar, "Gue Salshabilla Alamanda, XI IPA-3." lalu berlanjut jalan tapi teriakan Gevaro yang sendu menghentikan kakinya lagi,

"Gevaro Megantara, XI IPA-1."
ucap Gevaro datar, lalu pergi menjauh dari kelas XI IPA-2.

Didalam UKS terdapat Aluna dan Dhimas, tangan dan mata Dhimas fokus mengompres kening Aluna,

Dhimas menghela napas, "Lo kenapa sih? Kalo ada luka bilang sama gue, bukan di tutupin gini. Gue khawatir,Na." ucapnya lalu menatap Aluna heran,

Aluna nyengir dan membentuk jarinya 'peace', "Gue takut bunda tau, jadi tadi keluar kamar gue pake topi, hehehe." tawanya,

Dhimas menaruh kompresannya itu ke atas baskom di nakas, lalu memegang erat kedua tangan Aluna,

Luna santai, jangan salting, nanti luka lagi. paniknya dalam batin,

Jantung Aluna berdentak kencang, membuat gemuruh nafas. Aluna mengontrol nafasnya,

"Na, lain kali kalo ada luka sekecil apapun itu lo harus kasih tau gue ya, gue khawatir sama lo." ucap Dhimas tanpa basa-basi atau gombalan,

Aluna mencoba tenang tidak baper maupun salting,

Aluna menyengir lagi, "Iya deh, tapi boleh lepasin gak?" pinta Aluna,

Dhimas terkekeh, "Apa? Gue gak denger,"

Aluna kesal dibuatnya, lalu Aluna teriak pas ditelinga Dhimas, "LEPASIN!!! DHIMAS,"

Lagi-lagi dhimas pura-pura tidak dengar, "Apa? minta peluk?" canda Dhimas, lalu lari keluar UKS dengan muka sambil nyengir.

Aluna marah, dan berlari mengejar Dhimas, "DHIMAS!!! AWAS LO---- Auwh ..." tiba-tiba Aluna menginjak tali sepatunya yang terlepas dan jatuh tengkurap ke lantai, kakinya lecet dikit.

Dhimas yang melihat itu langsung menghampiri Aluna dengan cemas, "Lo kalo lari liat bawah, jatoh kan." ucap dhimas menunduk dan menunjuk-nunjuk seolah-olah Aluna yang salah,

"Ih dhimas bantuin gue," suruh Aluna menjulurkan tangannya ke Dhimas,

Dhimas menjulurkan tangannya tapi ototnya lemas,

"Aww... DHIMAS!!!!"

Dhimas jatuh menindih tangan Aluna,

Didepan kelas XI IPA-1 terlihat cowok sedang tersenyum ke arah Aluna sambil menekuk tangannya di dada bersenderan dipintu, ia teringat tentang masa lalu nya bersama Aluna,

Maafin gue ya lun, gak bisa bahagia in lo lagi,

-Introvert-

[1] IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang