[06] : Canggung

1.3K 90 3
                                    

"Kita bukan jodoh, melainkan kita masa lalu."

-Introvert-

"Gue Aluna Sabna Jasmine, 11 IPA-2." ucapnya santai dan pura-pura tidak mengenal Gevaro.

"Gevaro Megantara, 11 IPA-1." memberikan senyuman palsu.

"Kamu kelas sebelas juga ya, sayang?" tanya Safitri—Bunda Gevaro–

"Hmm– Iya, tante." jawab Aluna sedikit terkekeh.

Bunda Aluna hanya tertawa kecil melihat gadis polosnya berbicara ramah kepada lelaki depannya.

"Al.. anter Gevaro gih, ke kamarnya." suruh Lydia.

Aluna hanya mengangguk saja.

"Abang baik-baik ya,"

Gevaro membalas anggukan pelan.

"Ikut gue," kata Aluna, suaranya sediki tegas.

Gevaro hanya mengikuti Aluna tanpa bertanya sedikit pun, hingga mereka berhenti di depan pintu berwarna putih, kamar yang akan ditempati Gevaro selama kurang lebih seminggu.

Aluna membuka knop pintu itu, dan membuka lebar pintunya, "Ini kamar lo."

Gevaro memasuki kamar itu, dan langsung menaikkan kopernya ke atas tempat tidur.

Aluna berdeham. "Kamar gue ada di depan kamar lo, kalo butuh apa-apa ketuk aja gapapa." ucapnya ramah lalu menutup pintu perlahan.

"Thanks."

Tanpa Aluna sadari ia tersenyum, mendengar kembali suara lembut Gevaro.

***

Keesokan harinya dirumah itu sedang menyantap sarapan, Aluna sedang mengoles selai coklat ke rotinya.

Gerakan tangan Aluna terhenti melihat Gevaro menuruni tangga dengan gagahnya.

"Pagi tante." ucap Gevaro ramah ke Lydia, beserta senyuman manisnya.

Aluna seketika tertegun melihatnya.

Lydia membalas dengan senyuman, "Iya nak, pagi!"

Gevaro menarik kursi samping Aluna, dan mendudukinya.

"Kamu mau apa nak? Nasi goreng atau roti?" tawar Lydia.

Gevaro tersenyum, "Nggak usah tante, roti aja."

Lydia tersenyum lagi. "Oke, selainya pilih sendiri ya," Lydia menunjuk selai didepannya.

Aluna melamun membayangkan lagi, betapa tampannya wajah Gevaro saat tersenyum tadi.

Lydia minum lalu berbicara, "Al, kamu bareng Gevaro aja ya. Bunda mau langsung ke bandara, temenin Bundanya Gevaro pergi,"

Aluna tersadar, dan menghela napasnya panjang. "Ah, Bunda gitu terus. Pergi mendadak melulu, kan kalo nggak ada Bunda nggak ada yang misahin aku kalo lagi berantem sama Kak Frans."

Frans mencibir. "Yeh, bilang aja lo takut, kan. Kalo nggak ada Bunda. Apalagi dirumah ada gue sama dia." Frans memajukan dagunya ke arah Gevaro.

***

Disekolah, Dhimas tidak masuk karena dia harus pergi jenguk mamanya yang berbaring lemah di Rumah Sakit.

Aluna memang bareng Gevaro tadi, tapi Aluna tidak mau lama-lama dekatnya.

Gevaro sedang jalan menuju kelasnya XI IPA-3. tiba-tiba..

Ia menabrak seorang cewek, dan tak lain dia.

-Introvert-

[1] IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang