"Maaf gue udah ninggalin lo pas lagi ngedown, memang benar ya. Penyesalan akan datang saat diakhir."-Introvert-
Sudah terhitung Lydia pergi 5 hari lamanya. Di rumah hanya ada Aluna dan Frans. Frans yang tadinya suka menjahili Aluna, kini ia tidak menjahili lagi. Entah kenapa.
Aluna sangat kesepian, tidak ada yang mengajaknya ngobrol 5 hari ini. Dikelas juga sepi tidak ada Dhimas yang menjahilinya cuma hanya ada sahabatnya, itu pun kalau Marsella dan Aurel tidak sibuk mengurus osis. Kalau sibuk Aluna hanya di kelas membaca novelnya.
Hari ini pulang sekolah Aluna tidak pulang bersama Gevaro karena Gevaro ada urusan di ekskul basketnya.
Seperti biasa, Aluna harus jalan sepanjang ±200 meter dan menunggu angkutan lewat. Ia sangat membenci itu.
Di sela-sela ia menunggu, handphone yang ada di saku baju nya bergetar, menimbulkan suara musik.
Aku pergi bukan berarti tak setia,
Aku pergi demi untuk cita-cita.
Maaf bila mungkin kita harus terpisah.
Aluna langsung merogoh sakunya, melihat nama si penelepon itu, nama itu tertulis 'Bunda💜' Aluna langsung bergeser bunderan hijau kekanan, dan mengangkat telepon itu,.
Aluna tersenyum mendapat telepon dari Bundanya, "Hallo Bun, Assalamualaikum."
Bunda yang ada di sebrang menjawab, "Waalaikum'Salam, Lun. Kamu baik-baik aja kan?" tanya Lydia dengan suara cemas.
"Aluna baik-baik aja kok, Bunda. Oh iya, Bunda kapan pulang?" tanyanya semangat.
"Bunda juga gak bisa lama disini, Lun. Kondisi papanya Gevaro lagi kritis, ternyata papanya kanker otak stadium empat. Bunda takut ganggu tante Safitri, Lun." Aluna yang mendengar itu hatinya seperti teriris pisau yang tajam, perih sekali.
Kenapa Gevaro tidak bercerita tentang penyakit papanya itu, ia baru mengetahui. Mengapa waktu itu Gevaro tidak ada kabar sedikitpun.
Gevaro tidak tahu harus bagaimana, papanya yang sudah tidak sadar 3 bulan yang lalu dan Aluna yang meninggalkannya itu cukup mengiris hatinya.
Aluna membuat bendungan kecil dimatanya, hampir menetes namun suara bundanya memecahkan itu.
"Hallo, Lun? Kamu gapapa?" tanyanya, lalu terdengar isakan tangis, "Lun, kamu nangis?"
Aluna kembali tersenyum lalu menghapus air matanya itu, "Aluna nggak papa kok bunda, tadi cuma pilek aja." jawabnya yang jelas berbohong.
"Oh gitu, yaudah ya, Lun. Bunda matiin dulu. Nanti bunda telepon lagi," Lanjut Lydia. "Assalamualaikum,"
Hendak Aluna ingin menjawab tetapi sambungannya sudah terputus.
Kali ini Aluna harus bicara serius dengan Gevaro, ia ingin meminta maaf.
Aluna menghapus air matanya, "Gev, mau lo apa sih? Kalo tau dari dulu papa lo sakit parah, gue nggak akan berpikiran negatif sama lo." ucapnya sendiri dengan wajah yang merah, "Gue ... gue gak akan ninggalin lo."
-Introvert-

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Introvert
Teen FictionSeorang gadis nan cantik bernama Aluna Sabna Jasmine, mempunyai kekasih. Kekasih pertamanya di SMA, dan kekasih pertama seumur hidupnya. Semudahnya menyukai maupun mencintai seseorang, tetapi tidak semudah melupakannya. Keputusan yang membu...