[16] : De javu

961 79 0
                                    

***

Pantulan sinar matahari pagi, menyinari lengan putih Aluna.

Rasanya seperti dejavu. Beberapa bulan yang lalu.

Bunyi suara deru knalpot motor ninja pun terdengar. Aluna hanya melanjutkan jalan nya saja, memang Aluna lebih suka jalan kaki menuju ke sekolah, walaupun kalau terlambat sering naik angkot. Bukan berarti, Aluna tidak mau mengeluarkan uang untuk naik angkot. Aluna lebih suka jalan kaki saja.

Niat Dhimas, hari ini mau berangkat sekolah dengan Aluna, tetapi Aluna menolak dengan alasan yang tidak masuk akal.

Gue mau jalan kaki aja, mumpung hari senin, jadi gak terlalu rame.

Apa yang tidak terlalu ramai? Jalan? Hari Senin ini, di lampu merah cukup banyak orang dengan kendaraan nya mengantri panjang. Menunggu belasan detik.

Benar saja, ini seperti dejavu. Motor yang tadi nya agak jauh di belakang Aluna, kini mungkin hanya beberapa cm saja.

Terdengar motor ninja itu, di standarkan.

Mungkin Dhimas.

Tapi tidak, Dhimas pasti sudah heboh kalau ketemu Aluna di jalan.

Cowok itu meraih tangan Aluna, Aluna terbelak.

Dengan cepat Aluna menepis tangan cowok itu, dan menengok ke belakang.

"AllahuAkbar! Astaghfirullah," ucap Aluna menghela nafas lega, "gue kira siapa,"

Aluna membalikan badan nya menghadap cowok itu, "Gue kira lo masih di jogja, Gev."

Apa? Gevaro sudah balik ke Jakarta?

Semoga tumbuh lagi, benih-benih cinta. Yang dulu, sempat hilang ditelan Bumi.

Introvert✨

Aluna melangkahkan kaki nya menuju perpustakaan. Gini nih, kalau tidak membawa novel ke sekolah. Pasti membaca buku ke perpus.

Biasanya Abg kalau bosen ke taman atau kemana gitu. Berbeda dengan Aluna, pintar, cantik, baik, kutu buku, eh malah disakitin.

Mood Aluna sangat teramat baik hari ini, ditambah Gevaro kini melengkapi hidupnya lagi. Kini masih sebagai, teman.

Aluna mengarahkan pandangan nya ke lemari yang isinya penuh dengan buku-buku. Aluna mencari komik atau novel. Agar membuat mood nya makin baik.

Tapi, kali ini ia takut Pak Dipto Ulangan mendadak, akhirnya Aluna memutuskan untuk membaca buku Biologi.

Tadinya, Aurel pengin ikut, tapi dilarang Aluna. Agar mood nya tidak rusak. Susah sekali mengembalikan mood Aluna.

Jarum panjang berputar, yang tadinya menunjukan pukul 09:05 kini menunjukan pukul 09:27 berarti 3 menit lagi bel istirahat akan berakhir.

Aluna menyelesaikan membaca buku Biologi, segera ia menata rapih buku yang tadi ia ambil, dan berpamit dengan penjaga perpustakaan.

Aluna merasa perutnya tidak lapar, ia tidak berbelok ke arah kantin. Melangkahkan kaki nya ke kelas miliknya, XI IPA - 2.

Dan, Aluna baru saja beberapa langkah menaiki anak tangga, bel masuk pun berlonceng.

Lega rasanya.

Namun, beberapa langkah lagi ia telah sampai di lantai 2, dari bawah ada yang memanggil Aluna.

Tidak terlalu jelas, karena masih banyak murid yang berlalu lalang disana, tetapi Aluna mendengarnya.

"Aluna," tidak terlalu keras tapi tegas.

Cling.

Handphone didalam saku Aluna mengeluarkan suara bertanda notif chat masuk.

Gevaro : nanti sore anter gue ke toko buku ya, besok ulangan matematika soalnya

Di ujung sudut tangga, terdapat cowok sambil memegang Handphone. Cowok itu mendongak lalu tersenyum. Dia Gevaro. Orang yang memanggil Aluna tadi,

Aluna : insyaallah, nnt gue kabarin lagi.

Kemudian, Aluna menaruh lagi Handphone nya ke saku nya.

Berjalan menuju kelasnya. Aluna membuka knop pintu dengan hati-hati, takut Pak Dipto sudah datang.

Yang tadi nya kelas XI IPA-2 sedang perang kertas pun terhenti, karena Aluna membuka pintunya.

Mereka, 35 orang. Cewek maupun Cowok. Sangat takut kalau itu Pak Dipto.

Dan, taraaaaa ...

"Hehe ..." cengir Aluna,

Seisi kelas menghela nafas lega, ternyata bukan Pak Dipto.

Tapi, tetap saja Aluna salah. Kenapa tidak mengucap salam dulu?

"WHUUUUU!!!" Teriak 35 Orang itu.

Aluna hanya cengar-cengir tidak jelas, "Ehehe, sorry."

Kembali hening, dan tiba-tiba pintu terbuka menampak 'kan Pak Dipto disana.

"Siang, Anak-anak!" ucap Pak Dipto bersenang ria, tidak lain tidaklah bukan pasti mau ulangan.

"Siang," balas 36 siswa.

"Hari ini kita ulangan Biologi," ucap Pak Dipto lagi, tersenyum kemenangan.

-----

p.s : sorry, publish malem-malem gini, cuma mau ingetin.
tinggalin jejak yah.

masa gak peka sih? jangan kayak doi ah, eh keceplosan.

[1] IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang