[11] : Raja Baper

1.1K 90 5
                                    

-----

Sudah seminggu yang lalu semenjak Papa-nya Gevaro meninggal dunia. Gevaro masih belum masuk sekolah, tertera di buku absen izin. Tapi apakah sudah izin dengan Aluna?. Tidak, Mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa.

Dan sudah seminggu belakangan ini Aluna selalu melamun tidak jelas, kadang kalau Lydia sedang mengajak ngobrol, Aluna selalu tidak nyambung karena memikirkan ... Gevaro. Lydia pernah menanyakan Aluna, Aluna sedang melamunkan apa. Aluna berbohong karena itulah pilihan terbaik, tidak mungkinkan Aluna bilang kalau ia sedang memikirkan Gevaro? Bisa di tanya dari A sampai Z dan beribu-ribu kata.

Abang Yoga juga hari minggu kemarin ajak Aluna pergi ke mall. Tapi, Aluna menolak dengan alasan pengin belajar, padahal Aluna sudah mengikuti les dan tidak pernah bolos. Lagipula, hari minggu adalah saat dimana kita harus melepaskan beban fikiran, yang dipakai untuk belajar di sekolah dari Senin sampai Jumat. Alasan yang tidak masuk akal bukan? faktanya Aluna seorang diri di dalam kamar sedang galau memikirkan seseorang. Mungkin Aluna rindu dengan Gevaro.

Mungkin.

Aluna sedang memejamkan mata dan di telinganya ia memasang earphones putih miliknya. Dan salah satu lagu kesukaannya, Perfect - Ed Sheeran.

"Heh!" celetuk Aurel melepaskan satu earphones Aluna.

Aluna membuka matanya kesal, karena Aurel melepaskan earphonesnya. Walau bukan itu sebenarnya.

"Kenapa?" balas Aluna dengan suara agak serak, menatap sinis Aurel.

"Ayo, makan dulu. Dari pagi lo beloman makan," ajak Aurel sambil meyodorkan piring nasi goreng yang ia beli di kantin tadi.

"Gue gak mau."

"Lo harus mau, Lun."

"Kalo nanti lo sakit gimana?" cerewet Aurel, "Nanti maag lo kambuh."

Minta Aurel sambil menyendokkan nasi goreng yang siap di makan,

"Gue gak mood," tolaknya seperti anak kecil yang tidak mau meminum obat.

"Harus mau." Aurel menekan suaranya.

"Gue gak ma--" Aluna menyatukan alisnya.

"Ish .. lho .. yha .." rengek Aluna karena tiba-tiba Dhimas datang dan langsung merebut sendok yang di pegang Aurel lalu menyuapkan ke mulut Aluna.

Dhimas terkekeh, "Udah, udah. Abisin dulu."

"Nih, nih minum." kata Dhimas mengambil botol minum milik Aluna.

Glek.glek.

"Huah, Dhimas! lo ya, kalo gue keselek terus mati gimana?" marah Aluna kepada Dhimas yang menyuapnya tanpa aba-aba.

"Emang, lo mau tanggung jawab? Hah!?"

Dhimas mengelik bahunya geli, "Emang gue apain lo. Sampe tanggung jawab?" terpapang muka nyolot Dhimas,

Aluna menghela nafas, "Ya.. kalo.. kalo gue harus operasi tenggorokan gimana? Gara-gara lo, udah suapin gak bilang-bilang dulu." Aluna membela diri.

"Tebir,"

Aurel hanya menyaksikan pertengkaran dua sejoli itu. Kadang-kadang jaim, kadang-kadang. Ya, kayak gini, berantem gak jelas.

Hening beberapa saat, mereka tak tahu lagi mau bertengkar masalah apa. Atau curhat gitu. Heleh, Aluna tidak pernah curhat kepada siapapun selain Bundanya--Lydia--.

Bahkan Bundanya tau kalau Aurel sedang suka sama Ryan--XI IPA 3--, karena Aluna yang cerita kepada Bundanya. Hehe, mulutnya kurang mulus ya, gampang bocor wkwk.

Ryan lumayan lah, kalau menurut Aluna. Tetapi kalau dibandingkan dengan Dhimas, masih beda jauh lah. Maksudnya, Dhimas masih beda jauh gantengnya sama Ryan.

Dhimas kalau di rapihkan rambut dan stylenya saja, pasti beberapa cewek SMA Bina Mulia agak suka lah.

Nih lihat saja instagram miliknya,

dhimasmgtr_

❤ 897 Likesdhimasmgtr_ Kurang apa lagi nih gue?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

897 Likes
dhimasmgtr_ Kurang apa lagi nih gue?

Seen more comments..

aurelliaver_ Geli.

davinseptian minta dibullyh..

haeroputra_ Babang gue sok cool.

alunajasmine_ Temen gue sok kalem.

mellyaulian_ Minta ditabok lu, senen gua tabok.

Itulah isi comment para haters 2 hari yang lalu, sirik tanda tak mampu.

Alhasil hari senin Dhimas benar ditabok dengan melly, Sekretaris XI IPA-2.

Tadi Dhimas dari toilet, mencuci muka. Karena, bekas tabokan melly berdecak merah tidak terlalu merah.

Lalu sekarang Dhimas sedang menatap sinis Aluna yang di sampingnya, lebih tepatnya samping mejanya.

Berbeda barisan meja.

Aluna hanya menatap aneh, seharusnya Aluna yang marah. Kenapa harus Dhimas yang sensi? seperti cewek lagi PMS. Bawaannya sensi mulu.

"Kayak anak kecil, masalah kecil digede-gedein." sahut Aurel yang duduk sebelahnya.

Memang Aurel sekelas dengan Aluna, tapi Marsella tidak. Mereka saling kenal karena waktu MOS mereka satu kelompok.

Aluna menengok, lalu menatap Aurel bingung, "Yang anak kecil Dhimas, bukan gue." balasnya senada dengan suara Aurel, "Kayaknya dia raja baper deh, di kelas sebelas IPA dua."

Dan akhirnya mereka berdua tertawa, sambil ngobrol tentang kejelekan Dhimas. Bukan gosip ya, melainkan bicarain wkwk. Kejelekannya tuh, tentang foto aib Dhimas, dan sebagainya.

---

Chapter 12 akhirnya selesai juga, ini bikinnya hampir 5 hari loh. Jadi maklumin aja.

Jangan lupa buat Like, Comment, dan Kasih tau aku titik kesalahan aku dimana.

Oiya maaf, deskripsi aku ganti. Dan aku gak bisa bikin deskripsi, Alhasil jadinya kayak gitu :'(

Have fun gengs.

[1] IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang