***
Bel pulang sekolah dihari Senin, telah berbunyi 7 menit yang lalu. Aluna berjalan melewati koridor sekolah sendirian. Tadi berdua dengan Aurel keluar dari kelas, tetapi Aluna pamit ke toilet. Faktanya, Aluna ke rooftop sekolah, seorang diri. Untuk menenangkan diri.
Untung, pintu rooftop belum dikunci oleh Pak Jamil--Satpam SMA Bina Mulia--, Aluna membuka pintu dan terlihat ada beberapa bangku sekolah yang sudah rusak. Kembali Aluna menutup pintu. Dan berbalik badan, Kaki Aluna berjalan melewati puing-puing bangku yang rusak dan berhati-hati barangkali, ada paku yang tergeletak.
Aluna tersenyum melihat tempat yang cocok untuk duduk sambil melihat sekitar halaman sekolah. Aluna berjalan menghampiri ujung rooftop dan duduk tanpa memikirkan kotor atau tidak. Kemudian, Aluna melepas tas yang ia gendong sejak tadi dan membuka resleting tas soft pinknya. Lalu, mengambil notebook dan pulpen.
Dibuka notebook miliknya, banyak sekali tulisan pengalaman Aluna disitu. Seperti pas pertama kali Gevaro menyatakan cintanya kepada Aluna, Gevaro hilang tanpa kabar dan lembar terakhir. Aluna memutuskan untuk hubungannya berakhir dengan Gevaro.
Dan kini, Aluna menulis kembali curahan hatinya.
Dear you,
Gue gak tau harus ngabarin lo gimana sekarang, gue gak tau harus gimana. Gue bukan orang yang harus lo prioritasin sekarang. Tapi gue kangen sama lo, sama hati lo. On demi gue, gue mohon.
Walaupun hanya Diary, tapi Aluna sangat berharap. Kalau, Gevaro bisa mengetahui semua ini. Aluna kangen.
***
Terisak dalam tangisan, Aluna mengalaminya sekarang. Ia tidak memikirkan sekarang jam berapa, disinilah tempat untuk menenangkan diri. Dulu memang Aluna sering kesini bersama Gevaro, dulu masih sering ketawa bareng. Tapi, Aluna kesini lagi, dengan membawa tangisan.
Masih terisak dan suaranya pun serak, sambil menatap foto yang ia tempel di Notebooknya.
Gue kangen, sangat amat kangen. Aluna bersuara tapi dalam hati.
Hening beberapa saat, Aluna tidak tahu harus gimana lagi.
Hingga pintu rooftop terbuka, cowok itu menengok ke kanan lalu ke kiri, kekhawatirannya pulih karena melihat Aluna sedang di ujung rooftop.
Cowok itu berlari menghampiri Aluna dan berhenti dibelakang Aluna. Aluna tidak tahu kalau dia tidak sendiri sekarang, cowok itu akhirnya memanggil Aluna.
"Aluna." panggilnya lembut,
Aluna kaget, langsung menghapus air matanya dan menengok ke belakang. 'Dhimas?' tanyanya dalam hati,
Aluna gelagapan sekarang, matanya pasti merah.
"E-eh, Dhimas.. K-kenapa?" tanyanya sambil mengusap air mata yang tersisa.
Dhimas keheranan, menaikan satu alisnya, "Lo kenapa? Nangis?" tanyanya, "gue cariin lo kemana-mana gak ada, Aurel juga nyariin lo." katanya sambil menunjukan muka cemas.
"Gue.. gue mau cari angin doang kok." jawabnya, tanpa menjawab pertanyaan Dhimas yang pertama.
Tatapan Dhimas ke Aluna sekarang berbeda, lebih tajam. "Gue nanya, Lo kenapa nangis?" tanyanya lagi, menekan.
"Gue gak papa."
"Lo kenapa-kenapa." bentaknya, "Pasti mikirin, Gevaro. Mulu, makanya lo galau." Dhimas memberikan senyum jahil.
"Gak usah, sok tau sekali aja. Bisa gak?" ucap Aluna dengan ekspresi sangat amat kesal.
Kemudian Aluna memasuk, 'kan. Notebook dan pulpen kedalam tas soft pinknya. Lalu, bangkit, hampir saja Aluna menepis dari tempat itu. Namun, tangannya dipegang oleh Dhimas.
Aluna menoleh kesal.
"Kenapa?" tanyanya dingin.
"Sikap lo, aneh. Kalo bersangkutan sama mantan lo." jawab Dhimas, menjawab dengan datar se datar-datarnya.
Mantan lo.
"Mantan, yah?" jawab Aluna, terkekeh hambar.
Kemudian, Aluna kembali menatap awan yang menutupi sinar matahari yang akan dipantulkan ke Bumi. Tapi tidak sepenuhnya.
"Gue ... Gue rindu dia, rindu mantan emang gak boleh?" katanya tersenyum, lalu menoleh ke arah Dhimas. Namun, Dhimas yang ditatap justru bingung.
Banyak pertanyaan yang akan ditanyakan ke Aluna, tapi mustahil. Pasti, Aluna tidak akan menjawabnya, malahan menertawakannya.
Menertawakan pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, yang tidak berfaedah. Menurut Aluna.
Kemudian, Aluna kembali menatap lurus kedepan, sambil tersenyum. Ia tidak merasa aneh, yang ia katakan tadi. Rindu Mantan?. Cukup aneh menurut Dhimas.
Tapi bukannya akan menyesal. Kalau, mantan yang kita rindukan tidak rindu balik ke kita? Mantan. Ya, G e v a r o.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Introvert
Teen FictionSeorang gadis nan cantik bernama Aluna Sabna Jasmine, mempunyai kekasih. Kekasih pertamanya di SMA, dan kekasih pertama seumur hidupnya. Semudahnya menyukai maupun mencintai seseorang, tetapi tidak semudah melupakannya. Keputusan yang membu...