9. Back

709 68 7
                                    

Dua hari setelah youngjae memutuskan pergi kembali ke mokpo.
Tidak ada kemajuan sama sekali, jinyoung menjadi pendiam dan jaebum yang masih sama seperti beberapa hari yang lalu.

Mark hanya diam, dia masih dalam pendiriannya. Itu urusan mereka berdua.
Tapi, bagaimana degan permintaan youngjae?

Baiklah mark sudah memikirkan hal itu, youngjae meminta mark menjaga jinyoung dan jaebum. Hanya menjaga, jadi masalah yang mereka hadapi bukan urusan mark.

Mungkin saat ini memang buka urusan mark, kita tidak tau nanti seperti apa.
Dan masalah Bambam, mark belum mendapat ide untuk itu.
Lupakan akan hal itu.

Dan sialnya lagi, hari ini mark berangkat bersama jinyoung yang sedari tadi hanya diam.
Biasanya jinyoung sangat cerewet dan susah diam.
Mark seperti berkaca pada dirinya sendiri.

"Sudah sampai jie!" Seru mark dan jinyoung menganggu lalu keluar mobil mark.

Huft
Berasa seperti supir pribadi saja mark.
Mark lalu turun dari mobilnya.
Mark dan jinyoung berjalan menuju area kampus.

Jinyoung berjalan duluan, sedangkan mark berjalan di belakang jinyoung sembari memainkan ponselnya.
Saking sibuknya dengan ponselnya mark tidak menyadari jinyoung yang berhenti membuat mark menabrak punggung jinyoung.

"Sorry jie!" Seru mark.

Jinyoung tidak merespon, membuat mark memperhatikan jinyoung yang tengah melihat sesuatu.

Mark mengikuti arah pandang jinyoung, dan disana berdiri seorang im jaebum yang juga tengah menatap jinyoung.

Hufttt
Mark sepertinya harus memberikan mereka berdua waktu untuk bicara.
'Kenapa rasanya berat sekali?'

Mark lalu menepuk pundak jinyoung, "Aku ke kelas dulu jie! Bye!" Seru mark berjalan meninggalkan jinyoung.
Mark menatap jaebum yang juga menatapnya, mark menepuk pundak jaebum lalu melangkah pergi.

Tersisalah jinyoung dan jaebum.
Jaebum berjalan mendekati jinyoung.
"Jinyoung-ah? Bisa kita bicara berdua?" Tanya jaebum dan jinyoung mengangguk.

Sejujurnya jinyoung sudah lama menunggu waktu ini, berbicara berdua dengan jaebum.
Tapi, dia terlalu takut.

Jaebum membawa jinyoung ke tempat favourite-nya -Ruang Musik-.
Sebenarnya dia sering bermain music dan bernyanyi bersama youngjae disini.
Ingatkan jaebum jika youngjae sudah tidak disini.

Keduanya masih sama-sama bungkam.
Tidak ada yang berani memulai pembicaraan.
Mereka hanya saling melirik satu sama lain.
Tidak bisakah mereka memulai pembicaraan mereka?

3 menit berlalu.

"Jin-/hyung-" keduanya lalu tersenyum cangung karena mereka memangil bersamaan.
"Kau saja dulu hyung." Kata jinyoung dan jaebum mengangguk.

"Jinyoung-ah! Aku tidak tau harus mulai bicara darimana." Kata jaebum, jinyoung hanya berdiri dan menatap jaebum.

"Aku tau aku salah, aku tau ini semua karena aku terlalu egois untuk mendapatkan mu dan juga youngjae-" lanjut jaebum, jinyoung yang mendengar kata youngjae rasanya ingin seka memaki youngjae yang kelewat bodoh.

"Saat itu-" jinyoung masih setia mendengarkan jaebum.
"Saat aku bertemu youngjae di perpustakaan denganmu. Dia sangat berbeda, tatapan matanya padaku berbeda. Ada rasa dia sangat kecewa saat itu." Jaebum betrhenti sejenak.

"Dan semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkan kalian berdua. Youngjae itu cinta pertamaku yang sangat aku rindukan dan kau-" jaebum menatap jinyoung dengan lembut, jinyoung hanya tersenyum.

F i n d i n gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang