.
.
.Mobil ambulance yang membawa Mark menelusuri jalan raya di Seoul menuju rumah sakit terdekat dari taman kota.
Jinyoung dan Jaebum duduk di belakang bersama seorang suster serta Mark yang masih belum sadarkan diri.
Jinyoung sedari tadi menggenggam tangan Mark, entah apa yang dia lakukan.
Tubuhnya diminta otaknya untuk melakukan hal itu.
Jaebum hanya duduk diam memperhatikan sahabatnya oh- tunggu. Masih pantaskah Jaebum menganggap dirinya sahabat Mark? Karena selama ini dia hanya diam dan tidak peduli dengan sahabatnya.
Bahkan dia hanya peduli dengan dirinya sendiri.
Apa dia egois?
Dan Jaebum merasa ya, dia sangat egois. Karena masalah yang lalu.
Padahal Mark tidak mempermasalahkannya, dan Jaebum tau jika dia merasa cemburu dan terancam.
Terancam? Ya, Jaebum takut apa yang dia punya di rebut oleh Mark. Dulu, iya dulu. Dulu Jaebum terlalu takut Youngjae berpaling darinya, Jinyoung juga. Dia takut kehilangan dua orang itu, egois memang hanya memikirkan dirinya sendiri.
Lupakan Jaebum, biarkan dia menyesali semuanya sendiri. Karena, hanya dia yang tau bagaimana cara menyelesaikan masalah nya sendiri.Sedangkan Jinyoung masih setia menggenggam tangan Mark. Terlihat jelas dia sedang khawatir, tentu saja dia khawatir.
Sudah pernah melihat Mark kesakitan dengan wajah pucat dan ini hal yang terparah karena Mark sampai pingsan. Memikirkan Mark memiliki penyakit mematikan, membuat Jinyoung takut. Bagaimana jika Mark memiliki umur yang pendek, tidak! Jinyoung tidak mengharapkannya. Itu hanya seandainya.
Seharusnya Jinyoung menanyakan hal ini kepada Mark saat itu juga, tapi dia takut Mark justru menjauhinya.Jinyoung melirik Jaebum sebentar, Jaebum terlihat melamun.
Dan Jinyoung sadar bahwa dia menggenggam tangan Mark di hadapan Jaebum.
Astaga, kenapa dia bisa melakukan hal yang pasti membuat Jaebum merasa bahwa dia tidak perduli terhadap dirinya.
Jinyoung melepas genggamannya pada tangan Mark dan duduk bersandar pada pundak Jaebum.
"Kenapa?" Tanya Jaebum, Jinyoung menggeleng.Sesampainya di rumah sakit, Mark di bawa ke UGD sedangkan Jinyoung dan jaebum menunggu di luar.
Jinyoung hanya mondar mandir, Jaebum sampai lelah melihat Jinyoung yang sedari tadi tidak bisa diam.
"Hyung aku ke toilet sebentar, ini tas Mark hyung bawakan." Kata Jinyoung lalu berlari mencari toilet.
"Jadi dia itu bukan khawatir tapi ingin buang air." Kesal Jaebum sembari merapikan tas Mark yang hampir terjatuh.Dddrrrttt Dddrrrttt
Ponsel Mark bergetar, Jaebum yang penasaran mulai mencari letak ponsel Mark.
Ponsel Mark berada di tas paling depan, Jaebum mengambil ponsel Mark.
Melihat siapa yang menghubungi Mark.Youngjae
Satu nama yang Jaebum tau nama itu banyak di korea, tapi melihat foto profil penelpon tersebut Jaebum tau itu Youngjae nya.
Jaebum menggeser tombol hijau pada ponsel Mark dan perlahan mengarahkan ponsel itu ke telinganya."Hallo Mark hyung!"
'Ini aku Jae.'
"Maaf hyung aku tidak menjawab pesan mu beberapa hari lalu, ponsel ku rusak karena aku menjatuhkannya."
'Ceroboh.'
"Hyung~ kau marah? Oh iya bagaimana? Apa Jaebum hyung baik? Mereka berdua hidup dengan baik bukan?"
'Apa maksudnya?'
"Bagaimana Jackson dan Bambam?"
Jaebum masih diam, dia rindu suara Youngjae.
"Baiklah Mark hyung pasti masih marah, tidak asik! I'm out!"
Tut tut tuuuut
Jaebum lalu memasukkan ponsel Mark kembali. Kata-kata Youngjae yang menanyakan keadaannya. Apa ada yang mereka sembunyikan darinya dan Jinyoung? Tapi, kalaupun ada itu bukan urusan Jaebum bukan? Entah kenapa Jaebum merasa senang mendengar suara Youngjae tadi, jujur dia merindukan sosok ceria Youngjae dan kepolosan Youngjae.
KAMU SEDANG MEMBACA
F i n d i n g
FanfictionFinding [MarkJin] |NC| "Aku akan selalu menemukan mu dimanapun kau berada, karena kau takdir ku." "Dan aku harap kau juga akan menemukan ku dan menyelamatkan ku, saat aku tak dapat bertahan." "Cintaku padamu terlalu dalam, membuat ku tenggelam dan t...