12. Different

500 62 27
                                    

Hari ini adalah hari sabtu, Jinyoung hanya duduk di sofa dengan televisi yang menyala namun dirinya sedari tadi sibuk membaca buku.

Sembari tiduran dia membaca satu persatu kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi berlembar-lembar halaman.

Dia bosan, ingin rasanya pergi. Tapi kemana?
Sudah 2 hari dia tidak mendengar kabar Mark.
Jinyoung yang mengingat Mark pun menghentikan aktivitasnya.

"Apa ke apartemen Mark hyung saja?" Tanya Jinyoung pada dirinya sendiri.
Dia sedikit berfikir, lalu meraih ponselnya mencoba menghubungi Mark.

Mencari nama Mark di kontak nya lalu melakukan panggilan.
Tersambung.

Tapi, tidak di angkat.

Jinyoung mengulangi lagi tapi tetap saja Mark tidak mengangkatnya.
"Astaga, apa Mark hyung belum bangun?" Sekali lagi Jinyoung bertanya pada dirinya sendiri.

Jinyoung lalu kembali mencari kontak seseorang, dia menghubungi Yugyeom.
Mungkin Yugyeom tau dimana Mark dan sedang apa Mark.

"Hallo, Gyeom."
"Ada apa hyung? Kangen?"
"Ew~ Ani!"
"Lalu?"
Jinyoung menghela nafasnya sebelum melanjutkan percakapannya.
"Apa kau di apartemen?"
"Tidak. Kenapa?"

'Oh bagus. Huftt!'

"Em tidak. Hanya-"
"Jika kau khawatir dengan Mark hyung datanglah. Dia seharian ini tidak menampakkan dirinya. Mungkin sudah mati."

"Ya! Dasar tidak tau diri! Seenaknya saja bicara seperti itu!"

"Hahahaha. Sudah kau datang saja! Siapa tau kau disana Mark hyung cepat sembuh."

Jinyoung menghela nafasnya.

"Ya, dan malam ini ayo menginap di apartemen Mark-"

"Bukan maksudnya aku tidak mau hyung, aku ingin mengerjakan tugas bersama Bambam malam ini." potong Yugyeom membuat Jinyoung memutar bola matanya malas.

"Terserah kau saja. Aku tutup tel-'

Tuut Tuut

"YA!" Kesal Jinyoung, bagaimana tidak kesal. Yugyeom memutuskan pangilan begitu saja padahal Jinyoung belum selesai bicara.

"Seenaknya saja dia." kata Jinyoung lalu meletakkan ponselnya di atas meja.

Jinyoung lalu pergi menuju kamarnya, sepertinya dia memang akan pergi ke apartemen Mark.

----

Sedangkan di tempat lain, Jaebum tengah berada di sebuah kamar dengan banyak Poster Bruno Mars dan terdapat sebuah piano di dalamnya.
Seseorang tengah berbaring di kasur, dan dia adalah Choi Youngjae.
Jaebum baru saja bangun dari tidurnya, dia melirik Youngjae yang masih tertidur.
Dia meringis membayangkan keadaan Youngjae dua hari yang lalu.

<~<
Setelah dari rumah sakit Jaebum lalu memesan tiket kereta menuju Mokpo. Dia sangat khawatir dengan keadaan Youngjae, sehingga dia hanya membawa dirinya dan baju yang melekat di tubuhnya.

Dia tidak memperdulikan waktu, ini masih terlalu pagi dan dia belum tidur sedari kemarin. Dia sibuk melihat timeline Youngjae dan sibuk memikirkan Youngjae sampai seseorang menelponnya. Itu dari pihak rumah sakit.
Mereka mengira Jaebum pelakunya, sehingga pihak rumah sakit dan kampus menghubunginya.

Dan sesampainya Jaebum di Mokpo dia segera pergi ke Rumah Sakit yang di beritahukan oleh pihak rumah sakit.
Jaebum sampai disana masih sangat pagi dan tidak banyak orang yang berlalu lalang.
Jaebum juga di beri tahu kamar Youngjae, sehingga dia langsung menuju ruangan dimana Youngjae di rawat.

F i n d i n gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang