Sore harinya, Gesang dan Henzie pun kembali pulang ke Denpasar. Syukurlah keduanya sempat berpamitan dengan papanya Henzie, Vincent. Lelaki paruh baya itu datang satu jam sebelum mereka berangkat. Awalnya Henzie diminta untuk cuti saja dari kuliahnya besok. Atau paling tidak seminggu, karena keadaan Henzie yang masih rentan. Namun, perempuan itu memaksa untuk pulang saja. Mengingat, ia sudah banyak ketinggalan mata kuliah saat mengambil cuti untuk persiapan pernikahan dan bulan madu.
Tepat ketika mereka sampai rumah hampir waktu maghrib, keduanya dikejutkan oleh kehadiran beberapa sanak saudara Syaqilah yang memang tinggal di daerah Denpasar. Wanita paruh baya itu sengaja mengundang mereka untuk merayakan acara syukuran atas hamilnya sang menantu. "Assalamu'alaikum," ucap Gesang dan Henzie serempak saat memasuki pintu utama. Di dalam ternyata sudah banyak om dan tante Gesang yang sedang asyik mengobrol dengan kedua orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam. Alhamdulillah, anak dan menantu mama udah pulang. Yuk sayang, sini ikut ngumpul di ruang keluarga," sambut Syaqilah dengan senyum bahagia. Dengan penuh antusias, ia meraih Henzie ke pelukannya lalu menuntunnya masuk. Sedangkan Gesang hanya terkekeh sambil mengikuti langkah kedua wanita itu di belakang untuk memasuki ruang keluarga.
"Assalamu'alaikum! Hallo semuanya," ucap Gesang sambil menyalami satu-persatu saudara mamanya.
"Wa'alaikumussalam! Selamat ya Gesang, ternyata kamu langsung dikasih momongan aja. Padahal baru sebulan loh kalian nikah," balas meme Kadek Bernadette, adik perempuan Syaqilah.
"Iya nih. Jik De ikut senang atas hamilnya istrimu ya nak," timpal ajik Gede Karel, suami meme Kadek Bernadette.
"Alhamdulillah, me, jik. Terimakasih sudah mau datang," balas Gesang dengan senyum mengembang. Kemudian berjalan mendekati ajik Nyoman Krisoijn adik laki-laki Syaqilah dan istrinya meme Ketut Sibylla, serta meme Ketut Azalea adik bungsu Syaqilah dan suaminya ajik Komang Pramanaya.
"Selamat ya Zie, meme seneng loh akhirnya mba Syaqilah udah mau punya cucu aja. Hati-hati ya sayang kalau beraktivitas, jangan sampai terlalu kecapekan," nasehat meme Kadek Bernadette, sambil memeluk tubuh mungil Henzie.
"Iya me, makasih udah datang. Maaf loh, jadi ngerepotin datang ke sini. Zie kira acaranya besok. Kalo tau gini kan, Zie minta pulangnya cepet," sahut Henzie tak enak.
"Nggak sayang, meme seneng kok. Paling nggak, kita punya waktu buat ngobrol panjang sebelum kalian datang. Maklumlah, kalau nggak di acara kayak gini, mana sempet berkunjung ke sini. Udah kebiasaan juga, kalau udah mba Syaqilah yang minta, kami saudara-saudaranya nggak bisa ngebantah," jelas Bernadette sambil terkekeh geli.
~~~
Setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah, keluarga Abdurrahman Wahid dan saudara-saudara istrinya mulai menyantap makanannya. Kesemuanya adalah hasil masakan yang telah dieksekusi oleh Syaqilah dan kedua putrinya yang sebagian juga dibantu oleh seorang asisten rumah tangga mereka.
"Wah, akhirnya wa Syaqilah udah mau punya cucu aja. Kapan nih yang sebelah nyusul?" ujar sepupu Belinda, Edeline sambil menyikut pinggangnya, yang tak lain adalah si sulung dari Karel dan Bernadette. Usia keduanya sama, hanya berbeda tanggal dan bulan lahirnya saja. Mereka kuliah di kampus dan jurusan yang berbeda. Belinda di jurusan Bahasa dan Sastra Perancis di Denpasar, sedangkan Edeline di jurusan Teknik Arsitektur di Jakarta. Beberapa hari ini keduanya sedang sibuk mengurus kelengkapan berkas untuk lamaran kerja di beberapa tempat di Denpasar.
"Aku kira kamu yang bakal lebih dulu nikung aku. Secara kan, di Jakarta banyak abang-abang Betawi cakep tuh," sahut Belinda tak mau kalah.
"Ah, iya kok aku lupa?" Edeline menepuk jidatnya refleks, ia lupa bahwa siang tadi ada sms dari kakak tingkatnya waktu kuliah di Jakarta ingin datang ke Denpasar, untuk melamarnya minggu depan dengan membawa kedua orang tua dan sanak saudaranya. Kalau kedua orang tua Edeline setuju, maka ia harus segera memberi tahunya. Agar sang calon bisa mempersiapkan beberapa perlengkapan barang untuk hantaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
TSNOAS (Tamat)
RomanceCinta itu hadir bukan tanpa sebab, bukan pula suatu keinginan yang sudah terencana. Semua ada prosesnya. Selama ini, dua sejoli dek Henzie dan mas Gesang saling menyukai tanpa menyadari kapan bermula itu terjadi. Hingga suatu ketika, sebuah kejutan...