Chapter 22

4.8K 390 24
                                    

Jungkook pov.

"Minah-ah!"

Panggilanku barusan sukses membuat Minah yang sedang mengerjakan sesuatu menoleh kearahku namun kembali mengalihkan pandangannya pada buku begitu tau aku yang memanggilnya. Aku mengambil alih duduk disebelahnya lalu menatapnya sesaat.

"bisa kau tatap aku sebentar?" mintaku pada Minah yang masih sibuk dengan buku dihadapannya.

"tidak bisa, aku sibuk" jawabnya singkat dan dingin.

Kuhela nafasku panjang dan berusaha untuk sabar. Aku sudah mengenal Minah cukup lama jadi aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti ini.

"berita itu sudah tersebar luas," ucapku langsung to the point karena Minah tak kunjung menatapku.

Ia terlihat cuek dan acuh begitu aku mengatakan bahwa berita tentang aku dengannya sudah tersebar dan itu membuatku heran.

"kau tidak terkejut?" tanyaku menatapnya heran.

"untuk apa terkejut? Lagipula aku sudah tahu kalau berita itu sudah tersebar" jawabnya cepat.

"nah! Dikarenakan kau sudah tahu kalau berita itu sudah tersebar, aku mempunyai sebuah rencana agar kita berdua tidak menjadi perbincangan orang-orang kampus lagi" ucapku dan itu membuatnya menoleh kearahku dan menatapku.

Akhirnya dia menatapku juga.

"apa?"

"kita harus berpura-pura pacaran dan mengatakan pada semuanya kalau kita sudah resmi pacaran, dengan begitu orang-orang tidak akan lagi membahas kita karena hubungan kita sudah resmi" usulku dan langsung dibalas jitakkan olehnya.

"pabo" ucapnya singkat dan jelas. (bodoh!)

"apa?! Apa yang ka—"

"pstttt!!" dengan cepat Minah membekap mulutku yang baru saja ingin berteriak mengingat kini aku dengannya berada didalam perpustakaan.

"jangan berteriak, ini perpustakaan" pekiknya kecil dengan suara berbisik.

Aku tersenyum kecil seraya menggaruk tengukku yang tidak gatal, "hehe maaf"

"dasar"

"lalu bagaimana dengan ideku?"

"tidak."

"tidak apa?" tanyaku bingung.

"tidak mau"

Sungguh, ingin rasanya aku memukulnya saat ini juga. Tapi teringat dia adalah seorang wanita dan ini adalah perpustakan, jadi aku mengurungkan niatku.

"hah, kau benar-benar membuang waktuku" ucapku kesal seraya bangkit untuk meninggalkannya darisana.

Ia tampak tidak peduli dan lebih memilih untuk kembali mengerjakan tugasnya. Sebelum benar-benar meninggalkannya, aku berbalik dan mengatakan sesuatu dengan suara yang kecil namun dapat didengar olehnya.

"jangan sampai menyesal karena menolak usulanku" ucapku padanya dan hanya dibalas lambaian darinya.

Oh dia mengusirku, cih yang benar saja.

Jimin pov.

Sejak aku berkata pada Seokjin bahwa aku menyukai Sena, setiap malam ia selalu menelfonku untuk bertanya apa aku sudah mendapatkan Sena atau belum. Astaga, yang benar saja, bagaimana mungkin aku merebut Sena dari Taehyung? Seokjin memang gila.

Dan akhir-akhir ini aku jadi jarang bertemu dan berkomunikasi dengan Taehyung apalagi Sena. Aku hanya berdiam diri dirumah dengan sesekali pergi kerumah kerabat-kerabat dekatku untuk sekedar bermain bersama.

FORGIVE ME FOR IGNORING YOU『BTS TAEHYUNG FF』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang