(7) Gagal Move On

618 31 1
                                    

"Ih kenapa sih lo ga bisa ngilang dari hidup gue?!" Eva mendelik sebal ketika berhadapan dengan Arel di dekat pintu.

Arel juga tak kalah emosi. Memangnya, siapa yang mau sekelas dengan Eva? Bahkan Arel sudah dua kali keluar masuk ruang BK untuk protes agar ia tak sekelas dengan Eva. Namanya juga takdir.

Lelaki itu melotot. "Apaan? Siapa juga yang mau satu kelas sama lo hah? Lo pikir gue mau apa?!"

"Kali aja lo yang setting semua ini biar lo bisa deket sama gue," ucap Eva dengan rasa percaya diri yang sangat-sangat tinggi.

"Dih, percaya diri banget sih mbak. Apa perlu gue beliin kaca?"

Oke, omongan Arel terlalu pedas kali ini. Hingga ingin membuat Eva menelannya hidup-hidup. Sayang, Eva bukan tipe pemakan manusia. Ia lebih suka makan nasi goreng di kantin. Daripada daging penuh dosa milik Arel.

"Halah, bilang aja kalo lo gagal move on dari gue?" Arel menaik-turunkan alisnya secara bergantian. Eva rasa hal itu akan menambah sepuluh persen ketampanan Arel. Sejujurnya Eva benci mengatakan ini, tetapi memang itu faktanya.

Gadis itu pasti kalah jika sudah berargumen dengan Arel. Eva memaksa kakinya pergi meninggalkan Arel (walau disertai hentakan kaki yang keras terlebih dahulu).

"Bener kan? Lo masih galmon haha."

Well, Eva rasa ia ingin melempar sebuah kotak pensil tepat di wajah Arel.

MasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang