Gadis itu menatap malas layar handphone-nya. Sepi. Tidak ada chat sama sekali, Akbar daritadi juga belum terlihat membalas pesannya. Helaan napas terdengar dari hidungnya.
Begitu juga dengan Arel, ia duduk di sudut ruangan berlawanan arah dengan Eva. Sepi. Tidak ada chat sama sekali, mungkin Fasya sedang sibuk.
Senyum Eva mengembang, akhirnya Akbar menjawab chat-nya! Oh bahkan sekarang Akbar menelepon Eva. Oke, ini adalah jam istirahat, jadi ... tidak masalah bukan jika Eva mengangkatnya?
"Halo! Assalamualaikum!" Eva menyunggingkan senyumnya dengan pongah. Ia tahu di sebelahnya ada Arel. Dan satu-satunya kegiatan yang ingin Eva lakukan sekarang adalah membuat Arel cemburu! Well, sepertinya itu terdengar bagus. Eva akan mencobanya.
"Waalaikumsalam. Gue ada ujian tadi Va." Suara di seberang sana menyapa Eva dengan hangat. Membuat Eva berpikir dua kali. Apa mungkin ia akan membuat Arel cemburu?
Mereka berbincang bersama sambil sesekali tertawa. Padahal kelas mereka hanya berjarak sekitar dua kelas, dan mereka sedang saling menghubungi via telepon. Sangat kreatif! Dan tentunya menghabiskan pulsa.
Oh iya bagaimana dengan Arel? Arel memicingkan mata dan tentunya menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh Eva. Eva sedang menelpon seseorang? Tapi siapa? pikirnya.
Matanya sesekali melirik ke arah Eva dan beberapa kali ia memergoki Eva mengatakan nama Akbar.
"Oh jadi dia mau bikin gue cemburu. Oke fine! Gue juga bisa kali," gumamnya dengan pelan.
Tangannya memencet layar di handphone-nya dengan tujuan nomor milik Fasya. Ditempelkannya benda pipih tersebut ke telinganya. Terdengar nada sambung sekitar tiga kali. Dan ya! Suara gadis itu sudah terdengar. Hal itu membuat Arel menyunggingkan senyumnya. Yang ia yakin, Eva akan meleleh ketika melihatnya.
"Hai Fasya!" ucapnya keras, sengaja agar Eva mendengar percakapannya.
"Oh ketemuan? Nanti pulang sekolah? Bisa kok bisa." Suaranya terdengar lebih keras lagi. Dan berhasil mengimbangi suara Eva. Eva mendelik sebal. Apa sih maksudnya cowok itu?
Eva yang tidak terima dengan sikap Arel, juga mengeraskan pembicaraannya. Bahkan, sampai me-loudspeaker handphone-nya. "Besok lo main ke rumah gue ya? Iya, lo bakal ketemu sama Mama gue," ucapnya pada Akbar.
Arel tak mau kalah lagi, ia lalu berkata, "Jangan lupa ya! Besok main ke taman yuk. Mau refreshing." Ia tersenyum penuh kemenangan.
Arel melanjutkan perkataannya masih dengan senyum terpatri pada wajah tampannya. "Iya say--"
Plak!!
Sepasang buku tepat terlempar ke arah mereka. Eva dan Arel berjengit kaget. Siapa yang barusan melempar mereka dengan menggunakan buku?
Dan mereka mendapati Viona, sang ketua kelas yang sedang menaruh tangan di kedua pinggangnya sambil berkata, "Gitu aja terus. Sekali lagi lo berantem, gue lempar pake piring cantik!"
Terdapat juga tatapan tajam dari siswa lain yang baru menyelesaikan istirahatnya.
Gue terlalu keras ya ngomongnya? batin Eva.
Wah gue salah tempat nih, batin Arel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masih
Short Storyma.sih (adv) sedang dalam keadaan belum selesai atau sedang berlangsung su.dah (adv) telah jadi; telah sedia; selesai Masih atau sudah? DON'T COPY THIS STORY!! wonderful cover by pianputh91