02. Bersahabat dengan Radit.

167 7 0
                                    

Setelah beberapa hari, berminggu-minggu akhirnya aku pun berteman dengan radit. Ternyata dia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab. Bahkan pensil ku yang hilang pun diganti dengan yang baru oleh nya. Walaupun bukan dia yang menghilangkan nya.

"Kenapa lo? Cemberut Aja" tanya radit.

"Gapapa!" Jawabku singkat.

Setelah 5 menit kemudian dia menghampiri ku lagi dan menanyakan hal yang sama.

"Woy lo kenapa?" Tanya radit ngegas.

"Pensil gue ilang!!! gue gatau mau nulis pake apaan" kataku jujur.

Tanpa bertanya lagi radit pun menghilang entah kemana. Lalu beberapa menit kemudian dia memberi ku sebuah pensil 2B Faber-castell

"Nih buat lo!" Kata radit sembari memberikan pensil nya.

"Buat gue?" Tanyaku.

"Gamau? Yaudah gue ambil lagi" kata radit sambil meledek.

"Yaudah iya" kataku

"Eitt!! Bilang dulu makasih" kata radit

"Makasih!" Jawabku singkat.

"Bilang maksih ya radit yang ganteng"
Kata radit meledek ku.

"Ah tau ah" kataku sebal.

"Kalo Gamau bilang Gitu yaudah gue ambil lagi pensil nya. Lumayan buat nulis" ledek radit.

"Yaudah iya makasih radit yang ganteng" Jawabku sembari memasang muka sebal.

"Nah Gitu dong. Kan gue jadi seneng Denger nya" kata radit.

"Ah elo mah emang seneng nya di godain" kataku sebal.

*******

Persahabatan ku dengan radit pun semakin dekat. Dan hal yang tidak ingin aku harapkan pun terjadi. Ya. Radit mulai menyukai ku dan menanam benih-benih cinta.
Setiap hari aku selalu diajak dengan nya untuk beli permen karet dikantin. Kadang pakai uang ku kadang juga pakai uangnya. Aku semakin lama semakin nyaman dengan persahabatan ini. Aku hanya menganggap dia sahabat dan tak lebih dari itu. Tapi dia menganggap Ku lebih dari sekedar sahabat. Lalu mulai munculnya gosip baru. Gosip kalau vampir bisa dapet pacar. Aku digosipkan berpacaran dengan radit padahal sebenarnya aku dan dia hanyalah sebatas sahabat dan tak lebih dari itu.

"Eh lo pacaran ya sama radit?" Kata amri teman sekelasku.

"Enggak. Orang cuma temenan doang Apaansih!" Kataku judes.

"Biasa Aja kali jawabnya" kata amri yang Tak mau kalah.

"Ada Apaansih?" Tanya radit yang tiba-tiba datang dihadapanku.

"Gatau tuh mereka gajelas" kataku mengalihkan ke topik yang lain supaya dia tidak tau tentang hal itu.

"Oh yaudah. Eh ke kantin yo beli permen karet" tanya radit mengajak ku ke kantin.

"Gamau ah sakit gigi gue makan permen karet Mulu" jawabku.

"Yaudah beli apa Gitu jangan permen karet" kata radit.

"Yaudah ayo" kataku.


********


"Eh kalian berdua makan apaan? Permen ya? Bagi dong pelit banget sih ga bagi bagi" kata Wanda yang selalu Kepo dengan kedekatan ku sama radit.

"Apaansih lo Kepo banget jadi orang. Orang Kepo cepet mati" ketus radit.

"Apansi lo judes banget orang gue cuma minta permen Aja gaboleh" jawab Wanda yang sudah kesal dengan sikapnya radit .

LET ME GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang