Bab 10

109 5 1
                                        

" Eh, gue pulang duluan ya ? Bye " kata Nadin sambil melambai tangannya ke arah kedua sahabatnya

" Iya, bye hati-hati " balas Amel dan Ana

Nadin hanya mengangguk sambil tersenyum setelah itu pergi dari hadapan mereka.

Amel melirik jam tangannya tapi yang di tunggu-tunggu belum juga pada datang

Ana melihat Amel hanya memasang tampang bingungnya " Kenapa sih mel, sibuk banget "

Amel melirik Ana tapi sesekali melihat jam tangannya " Gue lagi nungguin Justin, lama banget jemputnya "

Ana hanya mengangguk tapi setelah itu dia tersenyum karena Steven sudah menjemputnya

" Lama ya ? Maaf " kata Steven yang baru sampai di hadapan Ana dan di balas dengan senyum manis oleh Ana

" Eh loh lihat Justin nggak ? " tanya Amel pada Steven

" Oh Justin sebentar lagi nyampe kok, soalnya dia lagi bantuin Nathan yah biasalah " jawab Steven sedangakan Amel hanya mengangguk

Setelah itu seseorang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga

" Maaf ya telat " kata Justin dan langsung mencium kening Amel dan itu membuat Amel blussing karena malu

Sedangkan Steven dan Ana langsung membanjiri mereka dengan kata-kata " Ciiee "

" Eh lebih baik kita pisah di sini saja ya, karena kita kan beda acara gimana dong ? " terang Amel

" Oh yaudah deh, yuk " ajak Ana sambil menggandeng tangan Steven setelah itu mereka pergi dengan urusan masing-masing.

                         ***

Setelah sampai di rumahnya Nadin langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya

" Capek " gumam Nadin setelah itu dia bangun kembali dan masuk ke kamar mandi untuk mengganti seragam sekolahnya

Selesai dengan urusannya dia merebahkan kembali tubuhnya ke kasur dan mengambil hpnya yang ada di dalam tas

Dia mencari nomer Anton setelah dapat dia langsung mengcall nomor tersebut

Setelah tersambung Nadin menunggu panggilan itu di angkat tetapi hasilnya nihil panggilan itu tidak di jawab oleh seseorang

" Kok nggak di angkat, kebiasaan banget sih " rutuk Nadin dan mematikan telefonnya

Nadin menghela napasnya dengan kasar dan menaruh hpnya ke atas nakas setelah itu dia menarik selimut untuk menistirahatkan tubuhnya, dirasa sudah mengantuk akhirnya dia tertidur dengan lelap.

Di tempat lain Nathan baru saja sampai di rumah dengan keadaan lelah, dia menyandarkan tubuhnya di sofa sambil memejamkan matanya

Sang ibu tersenyum ke arah Nathan dan berjalan mendekati anak sematawayangnya itu

" Apa kamu capek nak ? " tanya yuyun sambil mengusap kepala anaknya dengan sayang

Nathan membuka matanya dan langsung tiduran di pangkuan ibunya " Ini sudah menjadi tugasku kan ibu !? "

Yuyun tersenyum dan tetap mengelus kepala putranya dengan lembut " Ibu tau ini adalah pekerjaan terberat bagi kamu yang masing sekolah tapi ibu tidak bisa melakukan apa-apa nak, atau kalau kamu mau ibu bisa membicarakan ini pada ayahmu "

Nathan bangun dari pangkuan ibunya dan memandang ibunya denga lembut " Jangan ibu, biarkan ini menjadi tugasku dan ini juga kan tanggung jawabku jadi aku tidak akan mengeluh apapun jika itu menyangkut pekerjaanku "

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang