Bab 17

73 7 0
                                        

Nadin memarkirkan mobilnya setelah itu turun dan berjalan menuju kelas, sampai di kelas Amel dan Ana selalu memperhatikannya tapi Nadin tidak memperdulikannya

Nadin duduk sambil memainkan hpnya dia membuka galeri dan melihat foto-fotonya bersama kedua sahabatnya

Sejujurnya dia sangat merindukan kedua sahabatnya itu, rasanya dia ingin memeluk mereka dan menangis di hadapan mereka. Meminta maaf karena telah mengacuhkan mereka. Tiba-tiba air matanya lolos begitu saja tapi dia langsung menghapusnya dengan kasar dan mematikan hpnya setelah itu di isinya ke dalam tas karena guru sudah masuk.

" Selamat pagi anak-anak " sapa bu Rina

" Pagi bu " balas mereka

" Hari ini ibu akan mengadakan ulangan harian jadi siapkan kertas kalian masing-masing " kata bu Rina

" Yaaah bu saya kan belum belajar " seru Roby

" Iya bu saya juga " seru siswa yang lain juga

" Diam semuanya, sediakan kertas kalian dan jangan banyak komplen " lerai bu Rina pada akhirnya

" Baik bu " jawab mereka dengan pasrah

Semua mengeluarkan kertas mereka dan sudah siap dengan soal ulangan harian. Selesai bu Rina menuliskan soal di depan kelas, mereke mulai menyalin dan mengerjakan soal tersebut.

Empat puluh lima menit Nadin menyelesaikan soal dengan baik, dia berdiri dan berjalan kedepan untuk memberikan hasil pekerjaannya pada bu Rina

" Ini bu sudah selesai " kata Nadin dan menaruhnya di atas meja guru

Bu Rina tersenyum " Baiklah kau boleh istirahat "

Nadin mengangguk dan keluar dari dalam kelas, dia berjalan menuju taman karena memang dia belum merasa lapar untuk pergi ke kantin. Sampai di taman dia duduk sambil melamun, angin yang menerpa wajahnya membuat rambut indahnya bertebrangan kesana kemari dan itu membuatnya menyukai angin.

" Nad " panggil Ana

Nadin menoleh dan melihat Ana yang sedang berdiri di samping tempat duduknya, sedangkan Amel dia berdiri di belakang Ana sambil menunduk.

Nadin tersenyum " Duduklah jangan berdiri terus "

Mereka berdua duduk, selang beberapa menit terjadi keheningan. Belum ada yang bicara di antara mereka bertiga

Nadin menghela napasnya
" Gue kangen banget sama kalian " gumam Nadin

Amel dan Ana menoleh ke arah Nadin, mereka tersenyum akan apa yang Nadin ngatakan barusan. Amel berdiri dan berpindah tempat ke samping Nadin, dia langsung memeluk Nadin sambil terisak

" Gue juga, gue minta maaf Nad " lirih Amel

Nadin tersenyum " Gue udah maaffin kok, dan maaffin gue juga karena sudah cuekkin kalian " kata Nadin

Ana tidak mau kalah, dia juga langsung berhamburan dan memeluk Amel dan Nadin. Mereka bertiga berpelukan sambil menangis, mereka melepas rindu satu sama lain.

                         ***

Bel istirahat berbunyi, semua siswa keluar kelas termaksud dengan ketiga pria tampan itu. Mereka berjalan menuju kantin, dalam perjalanan Steven tidak sengaja melihat Nadin Amel dan Ana dalam keadaan berpelukan

" Heh coba kalian lihat mereka bertiga " seru Steven

" Apaan sih yang mana ? " tanya Justin sambil melihat-lihat

" Yang itu bego yang di taman " jawab Steven dengan kesal

Nathan yang memang sudah melihat mereka bertiga hanya diam, dia tersenyum tipis melihat pemandangan itu.

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang