Bab 4

171 7 1
                                    

Hari ini sekolah tampak ramai dengan para siswa terutama kaum hawa.

Yah bagaimana tidak di pagi hari yang cerah ini di hebohkan oleh ketiga pria blasteran siapa lagi kalau bukan Nathan, Justin dan Steven.

Mereka hari ini sudah siap masuk ke sekolah Bintang jaya Nrb dan duduk di kelas 2 dengan jurusan kelas Ipa 2.

" Gilaa boleh juga sekolah loh. Tidak hanya besar tapi juga banyak cewek-cewek santiik " kata Steven setelah mereka selesai memperkenalkan nama masing-masing di depan kelas

" Santik-santik, yang benar itu cantik bego " cibir Justin

Steven memutar bola matanya " Suka-suka gue kalii. Mulut-mulut gue "

" Bisa diam tidak. Sana guru sudah masuk " timpal Nathan yang sudah merasa kesal dengan teman-temannya. Tidak di luar, dirumah bahkan di sekolah saja mereka sempat-sempatnya adu mulut.

Setelah Nathan mengatakan itu akhirnya mereka diam dan guru sudah masuk ke dalam kelas

Guru yang melihat adanya Nathan yang sudah masuk ke dalam kelas akhirnya dia berdiri dan menyapa sang pemilik sekolah " Selamat pagi dan selamat datang di sekolah ini  Mr. Benzema " sapa guru itu sambil tersenyum

Nathan berdiri dan membalas sapaannya dengan sambil tersenyum " Selamat pagi juga Mrs. Lidya, tidak perlu seformal itu. Panggil saja saya Nathan dan perlakukan saya sebagai murid-murid lainnya . Dan anggaplah saya bukan pemilik sekolah ini melainkan murid biasa seperti lainnya " jelas Nathan sambil tersenyum.

Sedangkan para gadis-gadis yang melihat senyum itu histeris sambil mengedipkan matanya ke arah Nathan.

" Baiklah Nathan, silahkan duduk " jawab Lidya

Nathan duduk kembali dan terdengar suara Steven yang mengatakan " Inilah sang pemimpin kita sangat beribawa "

" Lebay " cibir Justin sedangkan Steven hanya melirik dengan tatapan sinis.

Nathan yang melihatnya hanya menggelangkan kepalanya. Meskipun mereka berdua biasanya ribut atau adu mulut tapi itu tidak mengurangi kadar persahabatan mereka yang terlihat sangat unik.

Waktu pembelajaran telah selesai dan guru sudah keluar dari dalam kelas. Sedangkan siswa lainnya sudah keluar dari dalam kelas untuk menuju ke surga mereka apa lagi kalau bukan kantin.

" Kantin yuk " ajak Steven

" Baiklah gue juga lapar " kata Nathan

Mereka bertiga berjalan ke arah kantin dengan gaya coolnya. Jangan tanya Steven, Steven sudah pasti tebar pesona. Buktinya para gadis-gadis histeris begitu.

Sedangkan Nathan dan Justin hanya menggeleng sambil tersenyum kecil.

Akhirnya mereka sampai di kantin dan langsung duduk di meja yang kosong yang artinya belum di duduki oleh siswa lainnya.

" Stev pesanin makanannya buruan " kata Nathan sambil memainkan ponselnya

" gue juga ya " timpal Justin

" Iya iya bawel " kata Steven dan pergi untuk memesan makanan mereka.

Selang beberapa menit tibalah Nadin dan kedua temannya. Mereka menempati tempat kosong yang di samping kaca jendela

" Ana pesanin makanan kita ya " kata Amel dengan memasang tampang seimut mungkin

" Sok imut loh " cibir Ana tapi tetap pergi untuk memesan makanan mereka

Nadin mendengarnya hanya tertawa geli.

" Sampai " ucap Ana barengan dengan Steven.

Ana yang mendengar ada yang mengucapkan sama dengan perkataannya menoleh ke samping dan sempat adu tatap dengan Steven. Nadin dan Amel ikutan menoleh ke arah samping dan mendapati ketiga pria tampan titisan dewa itu.

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang