Bab 14

81 4 0
                                        

Malam telah tiba Nadin sangat senang karena dia bisa makan malam beserta keluarganya, mereka banyak bercerita dan tentunya Nadin melepas rindu bersama kedua orang tuanya

" Ma gimana keadaan aunti ? " tanya Nadin

" Alhamdulillah aunti lia sekarang sudah membaik " jawab Diana

Nadin mengangguk dan kembali menekuni makanannya

" Ohiya sayang papa dengar Anton akan menikah " tanya Thomas pada anaknya karena Anton beserta keluarganya cukup terkenal di kalangan pembisnis

Meskipun Thomas tau kalau Nadin tidak pernah di perkenalkan pada orang tua Anton tapi dia cukup tau siapa yang berteman bahkan pacaran dengan anaknya

Nadin yang di tanya langsung menegang, dia sudah menerka pasti papanya akan cepat mengetahui hal ini karena Anton dan papanya saling mengenal di dalam dunia bisnis

Nadin menghela napasnya pelan " Iya pah " singkat tapi di dalam mengandung banyak arti

Thomas hanya tersenyum miring " Apa kau tau kenapa dia akan menikah ? " tanya Thomas

Nadin menoleh ke arah papanya karena dia merasa pembicaraan ini cukup serius " Karena dia sudah memiliki kekasih " jawab Nadin polos

Thomas hanya terkekeh " Betul, tapi lebih tepatnya dia sudah menghamili kekasihnya itu "

Nadin terkejut bukan main, apa segitu bebasnya pergaulan Anton hingga dia menghamili gadis lain, dan segitu teganya dia hingga tidak memikirkan aku pada saat melakukan hal bejat itu

" Sungguh brengsek " batinnya

" Awalnya papa memang tidak setuju kau berhubungan dengan dia, dia bukan laki-laki yang baik untukmu " kata Thomas sambil meminum kopi yang di buat oleh Diana

" Mama juga merasakan itu sayang, dan mama yakin kau tidak mengetahui kelakuannya bukan ? " tanya Diana

Nadin hanya mengangguk sambil menghela napasnya, jelas kalau Anton bukan pria yang baik untuknya. Mungkin dia akan mendapatkan kebahagiaannya kelak dengan orang lain. Entahlah !!

" Mama Nadin ke kamar dulu ya ? " pamit Nadin dan di anggukkam oleh kedua orang tuanya setelah itu pergi menuju kamar

Nadin masuk dan duduk di atas ranjangnya, dia mengambil hpnya dan melakukan video call pada kedua sahabatnya

Setelah terkonek muncullah wajah Amel dan Ana

" Haai " sapa Nadin

" Hai juga tumbel loh video call kaya gini " balas Ana

" Bener tuh " timpal Amel

Nadin terkekeh " Nggak sih cuma kangen ajah "

Amel dan Ana mencibir sedangkan Nadin hanya meleletkan lidahnya

" Ohiya gimana kalau kita besok jalan ? " tanya Ana

" Iya seru juga tuh, yuukk " balas Amel dengan senangnya

" Nggak ah, ujung-ujungnya gue jagain nyamuk " cibir Nadin

" Yaelaah kan loh bisa ngajak Nathan " ucap Amel

" Yee emang Nathan siapa gue neeng " jawab Nadin acuh

" Ngeless ajah, loh suka kan sama Nathan ? " tanya Ana

Nadin mengerutkan keningnya
" Siapa bilang ? Ngarang deh "

" Bohoong " ucap Amel dan Ana

" Terserah deh " kata Nadin

" Ayolah, besok kita hangeout bareng, yaahh " rengek Ana

Nadin hanya menghela napasnya " Yaudah deh, gue usahain "

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang