Bab 2

243 9 0
                                        

Waktu berlalu begitu cepat begitu pula dengan Nadin yang bersekolah di SMA Bintang jaya Nrb.

Dan persahabatan mereka bertiga berjalan begitu baiknya, Nadin dan kedua sahabatnya terkenal dengan keramahannya dan banyak yang ingin berteman dengan mereka. Dan mereka tidak mempermasalahkan jika ada yang ingin berteman.

Sekarang ini Nadin sudah dalam perjalanan menuju sekolahnya dan dia sudah di tunggu oleh kedua sahabatnya di dalam kelas karena Nadin tidak mengizinkan mereka untuk menunggunya di depan gerbang sekolah.

Nadin turun dari mobilnya dan berjalan menuju kelasnya, pada saat dia berjalan di koridor sekolah dia mendengar bahwa ada murid baru yang akan sekolah di sini dan salah satu murid baru adalah pemilik dari sekolah ini.

Nadin tidak memperdulikan perkataan-perkataan kaka kelasnya itu dia tetap terus berjalan dan akhirnya sampai di dalam kelasnya dia langsung masuk dan duduk di tempat duduknya.

" Nad, loh tau nggak sekolah ini akan ada murid baru pindahan dari inggris ? " tanya Amel setelah melihat Nadin sudah duduk di sampingnya.

Ana yang mendengar itu langsung memindahkan tempat duduknya, dan duduk di pertengahan antara Nadin dan Amel. Saking keponya.

Amel mendengus kesal dengan kelakuan Ana karena duduk di tengah-tengah mereka " Ana bisa nggak sih loh itu jangan duduk pertengahan gue sama Nadin, karena gue mau ngomong sama Nadin "

Ana terkikik geli " Hehe, iya deh maaf " Ana langsung mundur dan membiarkan Amel berbicara dengan Nadin.

" Nadin gimana ? Loh udah dengar nggak ? " lanjut Amel.

Nadin mengangguk sambil mengeluarkan novelnya dari dalam tasnya " Iya gue udah dengar kok, karena tadi gue jalan ke sini gue dengar kaka kelas ngomongin itu "

" Iya gue dengar juga sekolah ini di hebohkan oleh siswa-siswa karena sang pemilik sekolah ini akan sekolah di sini, keren kan ? " Ana menimpali.

Sedangkan Nadin hanya membaca novelnya dan tidak memperdulikan sahabatnya yang sering berceloteh tentang murid baru itu.

" Dan katanya besok mereka akan mulai sekolah di sini " kata Amel dengan hebohnya.

Amel yang melihat Nadin yang tidak membalas perkataannya hanya mendengus kesal dan mengambil novelnya.

" Nadin Anjani apa loh nggak dengar apa yang udah gue omongin tadi ? " tanya Amel.

Nadin menoleh ke arahnya " Gue dengar kok "

" Tapi kenapa loh nggak heboh kaya gue dan lainnya gituh cantiik " jawab Amel dengan nada alaynya.

Nadin tertawa kecil " Memangnya gue harus gimana Amel, kalau mereka mau sekolah di sini yah biarkan saja. Nggak ada yang salah tuh apalagi sang pemilik sekolah akan datang dan sekolah di sini, mungkin dia akan melihat sekolah ini berkembang atau tidak " jelas Nadin.

Amel dan Ana hanya menghela napasnya " Yah terserah loh ajah deh mungkin kalau loh lihat mereka loh akan klepek-klepek " canda Amel. Sedangkan Ana hanya mengangguk kepalanya bertanda setuju dengan Amel.

Bel masuk berbunyi dan bu guru sudah masuk ke dalam kelas dan memulai pelajarannya.

Pelajaran selesai dan mereka istirahat untuk makan, ketiga gadis cantik itu keluar kelas dan berjalan ke arah kantin.

Dalam perjalanan mereka tiba-tiba muncul laki-laki yang merupakan kaka kelas mereka, dan laki-laki itu langsung menghadang perjalanan mereka.

" Halo cewek, mau kemana ? " tanya pria itu

" Mau ke kantin ka Sam, ka Sam mau ikut ? " jawab Ana, sedangkan Nadin dan Amel hanya tersenyum.

Sam adalah teman kaka kelas mereka yang gayanya melebihi perempuan. Dia bisa di katakan banci alay. Banyak yang ingin berteman dengan Sam hanya karena uangnya, bagaimana tidak ayah Sam adalah salah satu  seorang pejabat RI dan di kenal banyak masyarakat. Jadi mereka berteman dengan Sam hanya karena uang, tapi tidak dengan Nadin, Amel dan Ana.

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang