Bab 7

126 6 1
                                    

Sekarang ini Nadin sedang duduk di taman sambil membaca novel miliknya.

Entah apa yang ada di pikiran Nadin setiap dia membaca novel pasti dia akan merasa bahagia, tenang tentunya.

" Sendirian ajah " kata Nathan yang sudah berada di dekatnya

Nadin hanya menoleh setelah itu kembali memusatkan perhatiannya pada novel

" Gue lihat loh senang banget baca novel " kata Nathan lagi karena dia merasa Nadin tidak menghiraukannya

" Novel dan membaca adalah bagian dari hidup gue " balas Nadin datar dan tidak menoleh ke arah Nathan

Nathan mengangkat sebelah alisnya " Ohya ? "

" Iya " jawab Nadin sambil menoleh ke arah Nathan, tiba-tiba terjadi keheningan dan wajah mereka sangat dekat. Entah mengapa detak jatung Nadin berdetak dengan kencang begitu pun dengan Nathan.

Nathan memperhatikan wajah Nadin dan dipikirannya Nadin adalah gadis yang sangat cantik memiliki bulu mata sedikit panjang dan hidung yang mancung dia baru menyadari kalau Nadin persis seperti keturunan arab dan tidak ada celanya.

" Doorr, ayo lagi pacaran ya ? " tiba-tiba Steven, Justin dan A2 mengangetkan mereka yang sedang dalam posisi bisa di bilang romantis.

Nadin dan Nathan terkejut dan mengalihkan pandangan mereka ke segala arah karena ketahuan.

" Bisa kalian jelaskan " kata Justin sambil menaik turunkan alisnya

" Apaan sih " kata Nadin sambil menormalkan jantungnya

" Hm ngeles ajah, ayo ngaku kalian berdua pacaran kan ? " paksa Ana

Nadin menoleh ke arah Ana dengan tatapan ngeri " Pacaran pala lo peyang, udah ah gue mau balik dulu bentar lagi pak Tono masuk " setelah itu dia pergi meninggalkan mereka

" Kalian berempat itu ganggu tau nggak " kata Nathan sambil menatap tajam ke arah mereka

" Ya maaf " kata mereka serempak.

Nathan hanya mengangkat sebelah alisnya setelah itu pergi meninggalkan mereka dan menuju kelas.

Bel pulang berbunyi dan Nadin baru saja sampai rumah, dia membuka pintu dan seperti biasa hanya kesunyian yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya. Rasanya Nadin ingin sekali mengatakan pada kedua orang tuanya kalau dirinya itu butuh sosok mereka tapi Nadin tidak ingin egois karena sebenarnya orang tuanya bekerja keras hanya ingin membiayai kebutuhannya.

Nadin menghempaskan tubuhnya ke kasur kesayangannya yang di dominasi  dengan club Barcelono. Jangan salah Nadin yang terlihat anggun dan feminin tapi ternyata dia sedikit tomboy, kalau sudah zaman sepak bola dia akan terlihat seperti Nadin yang tomboy. Dia selalu saja ribut dengan ayahnya karena berbeda club yang artinya ayahnya sang pencinta club RealMadrid.

Nadin mengembuskan napasnya dan tiba-tiba matanya terpejam dan kantuk menguasai dirinya.

                          ***

Nathan turun dari mobilnya karena mereka baru saja sampai di rumahnya. Tidak lupa dengan kedua temannya yang mengikutinya dari belakang

" Maa kami pulang " teriak Steven.

" Hee mulut loh itu di kecilin budek gue jadinya " kata Justin sambil melirik tajam Steven

Steven hanya mengangkat bahunya acuh " Bodooo "

Justin langsung menjitak kepalanya dengan keras dan Steven hanya mengadu kesakitan

" Ada apa ini " tanya suara lembut seorang wanita

" Ma, Justin menjitak kepalaku " adu Steven dengan manjanya

" Dasar alay " cibir Steven sedangkan Nathan langsung bangkit untuk ke dapur mengambil meninumannya

Mamanya hanya menggeleng kepalanya " Yasudah sekarang kaliam istirahat ya " kata mamanya dan mencium kening mereka satu persatu

" Iya ma " balas mereka dan mencium pipinya setelah itu pergi menuju kamar mereka satu persatu.

Yuyun yang melihat anaknya yang sedang melamun mengerutkan keningnya " Ada apa sayang, apa kau punya masalah ? "

Nathan yang tersadar dari lamunannya hanya tersenyum sambil memeluk mamanya " No problem ma "

" Benar ? " tanya mamanya lagi

" Yes " balas Nathan sambil tersenyum

" Yaudah kalau gitu kamu istirahat " kata Yuyun sambil tersenyum dan mencium keningnya

" Iya ma " balas Nathan dan pergi meninggalkan mamanya.

Setelah sampai di kamar dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah beberapa menit berada di kamar mandi akhirnya dia keluar dengan pakaian lengkapnya setah itu langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tidur.

Malam menjelang dan Nadin sudah siap untuk turun kebawah dan bersiap makan malam

" Malam " sapa Nadin

" Malam sayang " sapa kedua orang tuanya

" Roti atau nasi goreng ? " tanya Diana

" Nasi goreng ma " jawab Nadin

" Ohya sayang, bagaimana hari-garimu di sekolah ? " tanya Thomas

" Sangat baik pa " balas Nadin sambil tersenyum

Thomas mengangguk sambil tersenyum begitu juga dengan Diana, dan mereka melanjutkan makanannya.

Begitu juga dengan keluarga Benzema yang sedang dalam suasana makan malam

" Mama aku nambah ya " tanya Steven

" Baiklah sayang, makanlah yang banyak agar kau sehat " kata Yuyun sambil tersenyum setelah itu Steven mengambil makanannya sedangkan Justin dan Nathan hanya geleng-geleng kepala sambil menahan tawa

Steven melihatnya dengan tatapan tajam " Ngapain kalian menahan tawa ?

Tawa mereka berdua pecah dan wajah Steven semakin cemberut
" Hahahahah " tawa mereka berdua

" Heh diam nggak " ancam Steven tapi tetap mereka berdua tertawa terus

" Heh loh tau nggak, wajah loh tadi itu lucu banget hahahah " kata Justin sambil tertawa

" Iya, mau nambah masa nanya dulu, pake muka sok imut lagi " kata Nathan dengan menahan tawanya

" Sudah-sudah jangan ribut ayo lanjut makan lagi " Yuyun menengahi

Setelah itu mereka kembali makan dengan tenang dan hening.

Setelah makan mereka kembali ke kamar masing-masing dan dengan kesibukan mereka masing-masing.

                           ***

Sang Pencinta KegelapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang