Gue takut ganggu kenyamanan lo.
-Rey
Hai, pacar pertama gue, eh salah, maksutnya calon, kalau lo mau sih. Tapi kayanya nggak, bodo ah, kan nggak ada yang tidak mungkin. Iya kan?
Gue nggak tau sejak kapan jadi peduli sama lo, gue nggak tau gimana awal mula gue tertarik sama respon lo yang beda, dan nggak tau juga kenapa gue jadi khawatir dan pengen selalu ada di deket lo.
Aneh ya, tapi emang itu faktanya. Sebelumnya gue biasa aja lihat lo yang sering senyum ke orang-orang di luar sana. Nggak papa, hati gue biasa aja. Tapi semenjak lo senyum ke dia dan waktu lo pulang bareng dia, gue ngerasa ada sesuatu yang aneh.
Ya aneh aja gitu, gue bawaannya pengen marah, pengen diem, pengen teriak ke semua orang kalau gue.. gue cemburu lihat lo deket sama orang lain. Maafin gue ya udah cemburu tanpa minta izin dulu ke lo.
Gue cuma takut kehilangan, gue cuma takut lo nyaman sama dia, gue juga takut lo nganggap gue jadi biasa kayak temen lo yang lain Key. Padahal disisi lain, gue nggak mau jadi orang lain di kehidupan lo. Gue pengen 'ada'. Dan gue berharap gue adalah orang pertama yang minjemin lo pundak ketika sedih.
Kali ini gue nggak gombal ya, nggak bercanda. Ini serius. Gue jarang-jarang lo nulis serius sendirian dikamar persis ayam mau bertelor kayak gini. Gue mau bilang ke lo, tapi nggak bisa, gue mau ngomong langsung, tapi takut lo ngehindar. Serba salah terus kan ya?
Menurut lo, gue harus gimana? harus jadi cicak biar bisa nempel di dinding rumah lo? harus jadi semut biar bisa ngikutin lo tanpa ketahuan? kalau gue keinjek terus mati, siapa dong nanti yang jagain lo? nggak nggak, gue mau jadi gue aja, Aldanel, orang yang akan ngasih tau lo tentang definisi bahagia.
Bicara soal bahagia, lo bahagia nggak sih ada di deket gue? bahagia nggak gue senyumin? kalau nggak, nggak papa kok, yang jelas gue bahagia di deket lo. Soal lo bahagia atau nggak, itu hak lo. Gue nggak bisa maksa atau nyuruh lo semau gue. Gue bukan tuhan kan? gue cuma makhluk tuhan yang dititipi hati untuk bikin lo bahagia.
"Siapa sih yang pengen kamu bikin bahagia?"
"Key ma, murid baru pindahan Amerika."
"Ooh, kapan-kapan ajak aja kesini, mama pengen tau."
"Nggak ah ma, takut dia... MAMA!!!!!!" kaget Danel langsung menutup laptopnya dan bersembunyi di balik selimut.
"Mama ngapain sih kesini?" paniknya dari dalam selimut membuat Vina terkekeh geli dan mengambil laptop putih yang tadi digunakan Danel untuk menulis.
"Yah, kok di password."
"Mama, siniin, mama kapan sih kesini? jangan-jangan mama punya kemampuan teleportasi? atau mama tadi muncul dari lantai? gimana sih?"
"Kok mukanya merah?" tanya Vina membuat Danel kembali tengkurap di dalam selimutnya dengan menahan malu.
"NGGAKK!!!!!!!!"
"Yakin nggak mau cerita ke mama?" tawar Vina membuat Danel menggulingkan badan untuk menghindari Vina yang saat ini memegang punggungnya.
Bruk
"Aduhh, gara-gara mama sih." gerutunya berusaha bangkit dari lantai membuat Vina tertawa geli melihat kelakuan anak semata wayangnya yang ternyata sudah besar. Danel sudah bisa merasakan apa itu cinta.
"Kalian kenapa sih?"
Suara berat itu membuat keduanya menoleh ke asal suara. Di ambang pintu, berdiri Varo yang baru saja pulang kerja dengan kemeja yang lengannya tergulung dan dua kancing teratas yang sudah terbuka. Keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANEL's
Teen FictionCERITA SUDAH DITERBITKAN!!! di @gloriouspublisher16 Kamu mau ngasih tau aku nggak gimana cara mahamin pikiran cewek? aku tanya gini bukan berarti aku pengen jadi cewek ya, tapi aku pengen aja mahamin kamu. Cewek itu gimana sih? karena jujur aja samp...