(17) Sebatas

53K 4K 178
                                    

Ketika mata saling menatap dengan tangan yang tidak lagi saling mendekap.

-Key

"Shittt!!!!" umpat Danel membanting tas ranselnya di dekat motor ketika melihat Cassie berlari meninggalkan halaman rumah Aurel.

"Danel?"

"Diemm!!!" tegas Danel menatap dingin kedua bola mata Aurel.

"Nel, maaf."

"Ini yang gue takutin kalau kita mutusin buat jadi temen!!"

"Gue tau gue yang salah."

"Kenapa lo nggak bilang kalau ada Cassie??!!!!"

"GUE SAYANG SAMA LO NEL!!!!!" teriak Aurel histeris membuat Danel terdiam dengan nafas memburu.

"DENGAN GUE JADI TEMEN LO, GUE SETIDAKNYA MASIH BISA BIKIN LO KETAWA MESKI NGGAK NYENTUH HATI LO SAMA SEKALI!!! Gue cuma nggak mau lo bahagia sama dia, gue cemburu."

Diam, Danel terdiam dengan rahang mengeras dan sorot mata yang berubah tajam. Bukan seperti ini yang dia inginkan. Dia tidak ingin kehilangan orang yang dia sayangi, sungguh.

"Gue tegasin lagi sama lo Rel, gue.sayang.sama.dia." ucap Danel penuh penekanan dan mengambil tasnya untuk segera pergi dari rumah itu.

"Jangan mudah berharap lebih sama kebaikan seseorang Rel, gue cuma pengen berdamai sama masa lalu dengan baik ke semua 'temen' gue, termasuk lo. Kalau lo anggap gue perhatian karena gue sayang, lo salah besar. Karena nggak semua bentuk 'care' itu berarti cinta."

"Danel, tapi gue sayang sama lo. Plis beri kesempatan gue sekali lagi."

"Iya gue juga sayang, tapi sebatas temen, nggak lebih. Dan inget Rel, nggak semua orang bisa ngasih kesempatan kalau akhirnya cuma bikin luka lagi."

Aurel terdiam dengan air mata yang sudah mengalir. Ia sangat menyesal, sungguh. Seharusnya dulu dia tidak menuruti permintaan mamanya yang menyuruh dia untuk menjauhi Danel.
'Seharusnya', sebuah kata yang mengungkapkan sesuatu yang tidak bisa terulang.

"Maaf gue bikin lo nangis, tapi emang ini faktanya. Hati gue udah sembuh, penghuninya udah beda, bukan lo lagi. Dan hati gue udah nentuin siapa yang harus jadi tuan rumah. Dia milih Key, bukan lo. Karena lo cuma sebatas masa lalu, nggak lebih."

"Tapi.."

"Bukannya gue udah bilang berkali-kali kalau gue ternyata udah nggak ada rasa lebih ke lo ya Rel? masih kurang jelas?"

"Nel, pliss."

"Rel, kalau gue cinta sama lo, nggak mungkin gue bisa cinta sama dia. Intinya, kalau ada orang baru ketika orang lama masih ada dan orang baru itu bisa bikin gue sayang, artinya gue nggak beneran sayang sama lo. Ngerti?"

Aurel terdiam menatap Danel dengan pandangan penyesalan. Ini memang salahnya, tidak seharusnya dia menjadi seperti ini, perusak bukanlah suatu hal yang pantas dibanggakan.

"Kita temen." ucap Danel menepuk pelan pundak Aurel dan segera menaiki motornya untuk pergi dari sana.

***

Pagi ini ada sesuatu yang berbeda. Tidak ada lagi genggaman tangan dan senyuman pagi yang membuat semua orang iri. Langkah itu tidak lagi berjalan berdampingan tapi justru berjalan dengan waktu dan suasana yang berbeda. Mereka yang sejak pagi sudah bersiap duduk di lorong mengernyit aneh ketika dua orang itu tidak berjalan bersamaan hari ini. Mereka bertengkar?

Kak Cassie kok nggak sama Kak Danel?

Mereka berantem?

Yahhh, couple gue kenapa?

DANEL'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang