(20) Kita?

56.1K 3.9K 304
                                    

Apapun kita, kita tetep kita, aku dan kamu. Dua orang yang saling mencintai dalam jalan masing-masing.

-Key

"Gue masih sayang sama lo dan akan selalu sayang."

Deg

Mendengar ucapan Danel, gadis itu terdiam dan langsung berbalik untuk segera masuk mobil. Akan sangat berbahaya jika dia tetap berada disana, jantungnya pasti akan keluar dan menyebabkan semua orang yang melihat berteriak dan langsung memanggil ambulans. Ihhh, nggak mau.

"Caca lemes pah, sumpah." ucap Cassie menutup kasar pintu mobil dan langsung bersandar di sandaran kursi.

"Lo kenapa lagi kak?"

"Gara-gara dia bilang dia masih sayang kamu ya Key?" tanya Gilang menebak membuat Cassie langsung menoleh dan menatap tajam mata papanya.

"Kok papa bisa tau?"

"Oh berarti bener, kan papa tadi cuma nebak." ucap Gilang tersenyum lebar membuat Cassie memutar bola mata malas.

Gadis itu menoleh melihat ke arah lobi dan tersenyum lega ketika tidak melihat sosok itu di dalam sana. Ia mulai mengenakan sabuk pengaman dan menoleh lagi ke arah papanya untuk meminta sesuatu.

"Pa, tolong ka.."

"Kacanya dibuka aja ya." ucap Gilang memotong perkataan Cassie membuat gadis itu tersenyum.

"Dari kecil, kamu selalu suka bau jalanan kalau habis kena hujan. Apalagi bau daun atau rumput yang masih basah karena hujan."

"Kalau nggak gitu, biasanya main hujan-hujanan di bawah payung sambil nari-nari. Kayak bocah idiot aja." saut Gazza membuat gadis itu menoleh sambil menatap tajam adiknya.

"Biarin, hidup hidup gue kenapa lo yang sewot."

"Apa sih kak?"

"Apa sih kak? Ihh, seharusnya gue yang ngomong gitu."

"Tuh di apelin pacar lo."

"Mulut kalau ngomong nggak pernah di saring, dia udah mantan."

"Tapi otw balikan." balas Gazza dan memilih untuk mendengarkan lagu lewat earphonenya.

Melihat adiknya begitu menyebalkan gadis itu kembali berbalik menatap jalanan dengan wajah sebal. Baru saja dia menatap keluar jendela , jantungnya hampir saja copot ketika melihat Danel sedang berada di samping mobilnya sambil menaiki motor.

"Hai Key."

"Lo ngapain ada disini sih Nel?"

"Ini jalanan umum, lagian arah rumah gue kan sana kenapa lo sewot banget."

"Ya nggak usah lewat sini."

"Terus lewat mana? gorong-gorong bawah tanah? gue mau pulang bukan lagi perang Gerilya." jawab Danel membuat Cassie memicingkan mata menatap Danel.

"Nanti sampai rumah jangan lupa makan terus langsung istirahat ya. Kalau nggak gue yang bakal ke rumah lo."

"Iya."

"Gue pulang, jangan kangen," ucap Danel tersenyum di balik helm fullfacenya dan menoleh ke arah Gilang yang saat ini juga sedang tersenyum lebar. "pulang dulu om, terimakasih."

"Hati-hati cam." ucap Gilang membuat Danel mengangguk dan segera menambah kecepatan motornya menuju rumah.

"Cam?"

"Camen, calon menantu." jawab Gilang santai tanpa menoleh ke arah Cassie yang wajahnya sudah merah padam. Antara menahan malu, ketawa, dan juga sebal.

DANEL'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang