(3) Cemburu

87.9K 5.4K 140
                                    

Boleh nggak gue cemburu? -Rey

Jakarta selalu identik dengan kata macet jika jam segini. Semua orang sama-sama buru-buru menuju tempat kerja mereka masing-masing dengan berbagai jenis kendaraan yang alhasil membuat jalanan penuh dengan alat transportasi.

Bangun kesiangan, harus mengantar Gazza ke sekolah, dan terjebak macet di jalanan yang sedikit jauh dari SMA Sentra adalah hal yang seharusnya membuat siapa saja panik dan cemas. Tapi berbeda dengan Cassie, gadis itu justru sangat santai dengan posisi rebahan di jok belakang ketika Pak Asep yang bukan murid di sma itu malah cemas dan mengomel karena jalanan tak kunjung lenggang.

"Non, gimana nih? nggak jalan jalan daritadi."

"Aduh pak, jangan ngomel terus, pusing tau Caca dengerin bapak ngomel terus kayak ibuk-ibuk kos narik bayaran."

"Tapi non, non bisa telat nanti."

"Ya udah, kan tinggal dihukum, ntar juga dimasukin kelas."

"Astagaaa, nanti non dimarahin sama Tuan lo."

"Emang papa punya waktu buat marahin aku?" tanya Cassie yang saat ini bangkit dan melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 06.29, 1 menit lagi sekolahnya sudah masuk.

Pak Asep terdiam mendengar pertanyaan nonanya yang begitu mendalam. Laki-laki itu tau bahwa Cassie kesepian dengan keadaan rumahnya yang jarang ditempati kedua orang tua mereka.

"Alhamdulillah non, udah bisa jalan." ucap Pak Asep mengalihkan pembicaraan agar suasana di dalam mobil tidak lagi canggung.

Sampai di depan sekolah, Pak Asep mengklakson mobil untuk pamit pulang membuat Cassie mengangguk sambil tersenyum. Pintu gerbang sudah ditutup sejak 30 menit yang lalu membuat ia menghembuskan nafasnya siap menerima hukuman dari bu Emil.

"Telat juga?"

Cassie menoleh dan menatap datar Danel yang juga baru saja datang dengan mengendarai motor hitam kesayangannya yang menjadi awal petaka bagi Cassie di sekolah ini.

"Menurut lo?" jawab cewek itu sebal dan berjalan mendekati gerbang untuk mulai bernegosiasi dengan pak satpam.

"Pak bukain dong, tadi kejebak macet soalnya."

"Aduhh neng Caca, ini mah udah telat 30 menit atuh. Peraturannya neng Caca harus tunggu diluar sampai Bu Emil datang."

"Ayolah pak, saya belum ngerjain tugas nih."

"Bohong pak." saut Danel dari atas motor membuat Cassie menoleh dan menatapnya tajam.

"30 menit lagi mungkin Bu Emil keliling kok neng, sabar ya." jawab pak satpam membuat Cassie akhirnya pasrah dan naik ke jok belakang motor Danel tanpa izin terlebih dahulu.

"Enak aja main naik."

"Capek berdiri."

"Tapi kok nggak capek nyuekin gue?" tanya Danel membuat Cassie melirik tajam ke arahnya. Cowok ini kenapa sih?

"Baru jadi murid baru seminggu aja udah telat, gimana sih lo."

"Ya gue juga nggak pengen kali, gue kemarin malem nggak tidur, makanya tadi kesiangan."

"Salah sendiri nggak tidur, lo manusia apa kalong?"

"Terserah lo deh ya." jawabnya yang saat ini kembali melihat jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya.

"Lo mau masuk tanpa harus dihukum nggak?"

"Gimana caranya?"

"Ikut gue." ucap cowok itu memarkir motornya di depan pos satpam dan segera berlari menarik tangan Cassie menjauh dari depan gerbang.

DANEL'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang