(22) Detak

59.7K 4.3K 346
                                    

Lama-lama gue bisa sakit jantung kalau deket lo, detaknya nggak pernah normal.

-Key

Langkah kedua manusia yang saat ini menggema di lorong sekolah membuat beberapa orang yang masih ada disana menoleh memperhatikan. Diiringi 2 bayangan yang terlihat sempurna ketika bersama, kedua tangan itu saling menggenggam seakan tak pernah ingin terpisah.

Mendengar kata pisah, semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan salah satu kosa kata dari sekian kata yang ada di kehidupan sehari-hari. Perpisahan, sebuah fase dimana raga tidak lagi bersama, sebuah fase dimana jarak menjadi penghalang, dan sebuah fase dimana suasana sudah berbeda. Enggan untuk melihat, enggan untuk memperhatikan, dan mulai mengangkat tangan hanya untuk sekedar kembali membuat nyaman.

Fase yang buruk? ya, banyak insan yang merasa bahwa 'perpisahan' itu buruk, menyedihkan, dan hal yang sebisa mungkin harus dihindari. Namun percayalah, terkadang tidak semua perpisahan adalah hal yang membawa rasa suram. Tergantung bagaimana cara kalian berpisah dan cara kalian untuk melangkah dan menanggapi jenis perpisahan tersebut.

Awalnya mungkin memang sulit, mengatakan pisah dan berjanji untuk bersikap seolah baik-baik saja. Saling menyapa, bersikap seperti layaknya orang biasa, dan melupakan kenangan serta rasa sakit yang pernah timbul. Tapi nyatanya? sebuah kata kadang tidak sejalan dengan realita. Banyak pasangan yang pernah berkata 'pisah' berakhir menjadi sepasang orang asing. Berpapasan dalam diam, kaku hanya untuk mengucap 'hai', dan terlalu enggan untuk saling mengobrol seperti saat belum ada kata satu.

Risih? gelisah? rindu? benci? kecewa? atau bingung? banyak pertanyaan tanpa jawaban yang mungkin masih tersimpan di dalam benak mereka. Tapi percayalah, Tuhan hanya ingin menjauhkanmu dari orang yang salah, mengajarkanmu arti sakit hati, dan menuntunmu belajar untuk tidak kembali pada rasa pedih yang sama. Bisa diartikan, Tuhan menyayangi kita lebih dari kita yang masih menyanyangi mantan. Ingat ya, masih. Kata 'masih' pasti akan berubah menjadi 'pernah' seiring berjalannya waktu. Yakin saja.

Meski kata 'pisah' adalah bentuk rasa sayang Tuhan, tapi tidak salah kan bila harapan semua pasangan adalah untuk menghindari kata itu? mencoba memahami dan mengenal satu sama lain agar tidak harus berpisah dan mengulang semuanya dari awal dengan orang baru. Terlalu sulit, buang-buang waktu dan perasaan. Dimana kita yang sudah nyaman harus kembali membangun rasa nyaman yang baru. Tapi jika takdir berkata harus, kita bisa apa?

Harapan semua orang juga sama dengan harapan kedua insan itu. Berjalan beriringan tanpa ada orang lain ataupun kalimat 'sudah' untuk kedua kalinya. Kalau kata Danel, masih mending 'kita bolos aja ya' daripada 'kita putus aja ya', walaupun akan dihukum setidaknya tidak menyakitkan.

"Caca!!!"

Langkah itu terhenti dan membuat keduanya menoleh ke asal suara. Disana Andy terlihat berjalan menghampiri mereka lalu tersenyum ke arah Cassie membuat Danel memutar bola mata malas.

"Pulang bareng gue ya?"

"Dia udah pulang sama gue." saut Danel membuat cowok itu meliriknya tajam.

"Gue nggak ngomong sama lo."

"Eitss, nggak bisa, kalau lo mau ngomong sama dia, lo harus minta izin dulu sama gue."

"Lo siapanya sih? lebay banget."

"Lo tanya siapa gue? Kenalin gue Aldanel Reynand Aryasatya, bodyguard sekaligus calon suami dia." ucap Danel tersenyum dan menepuk pundak Andy yang hanya dijawab hembusan nafas oleh ketua osis SMA Sentra tersebut.

"Kalau mimpi jangan ketinggian, kalau jatuh nyungsep rasanya sakit."

"Ini fakta, bukan mimpi."

"Lo punya apa buat bisa bikin dia bahagia?" tanya Andy membuat Danel tertawa dan bertepuk tangan.

DANEL'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang