Khawatir = sayang
Gue khawatir itu karena sayang bukannya alay.-Rey
Pada umumnya di sekolah hanyalah ada empat suara yang bisa membuat mood para murid langsung membaik. Pertama bel istirahat, kedua bel pulang, ketiga pengumuman jamkos, dan keempat pengumuman libur. Dan kali ini giliran bel pulang sekolah yang membuat para murid yang awalnya mengantuk langsung bersuka ria bangkit dari bangkunya untuk segera pulang.
Farel yang sejak tadi berkali-kali melihat jam tangannya sudah kabur entah kemana meninggalkan Rino dan Danel yang masih bermain PS di laptop. Sekilas Danel menoleh ke arah Cassie yang sedang mengucir rambut pirangnya membentuk ekor kuda.
Gadis itu sudah mengganti seragamnya dengan pakaian basket bernomor punggung 5. Nomor yang disukai Danel maupun Cassie. Hari ini, ekstrakurikuler basket cewek memang bersepakat untuk mengadakan latihan rutin. Cassie yang notabene adalah kapten baru di kelompok itu pun merasa harus datang meski hari ini dia benar-benar malas.
"Keyyy." ucap Danel manja membuat Rino, Maudy, dan Cassie sendiri menatap tidak menyangka ke arah cowok itu.
"Lo sawan ya Nel?" tanya Rino heran sambil mematikan laptopnya.
Cowok itu tidak memperdulikan pertanyaan Rino dan justru menyambar tas hitamnya sebelum berjalan ke arah Cassie yang sedang memakai sepatu.
"Celana kamu pendek banget." ucapnya merengek memeluk pinggang Cassie lalu meletakkan kepalanya di pundak gadis itu.
Bukannya merasa aneh dengan perlakuan cowok itu, ia justru terkekeh dan membalas pelukan Danel sambil mengusap pelan punggung tegap cowok di hadapannya.
"Cowoknya cuma Pak Andre aja kok."
"Nggak, tadi di kantin banyak yang katanya mau lihat anak basket latihan, soalnya ada kamu."
"Ya udah aku ganti celana panjang." ucap Cassie membuat Danel langsung bangkit dengan senyum mengembang.
Bukannya terlalu mengatur atau bagaimana, Danel hanya tidak ingin gagal dalam menjaga Cassie. Dia tidak mau diluar sana nanti banyak yang melihat hanya karena ingin menikmati sesuatu yang tidak pantas dinikmati dari pacarnya. Dia begitu menyanyangi gadis itu, hingga entah kenapa ada rasa tidak rela jika Cassie harus menjadi bahan perbincangan tidak pantas.
Selama di lapangan, semua mata hanya terfokus kepada Cassie yang dengan lihai mampu menguasai lapangan dan memimpin teman-temannya mencetak banyak angka. Bukannya terfokus dengan permainan seperti yang dilakukan Rino dan Maudy, Danel justru sibuk menatap tajam segerombolan cowok di pojok tribun yang menatap lapar ke arah Cassie.
Meski gadis itu tidak menggunakan celana pendek seperti lainnya dan justru menggunakan celana panjang dengan kaus berlengan tapi tetap saja kecantikan gadis itu paling terpancar diantara para pemain di tengah lapangan.
Dengan keringat yang bercucuran membasahi sebagian rambut pirangnya membuat aura seksi gadis itu justru begitu terlihat. Ditambah badannya yang mirip model dan wajah tegas yang selalu terlihat keren membuat siapa saja pasti enggan untuk mengalihkan pandangan.
Banyak cowok yang rela pulang sore hanya demi melihat dia, ada juga beberapa cewek yang sibuk memotret Cassie, dan ada juga yang hanya duduk di tribun sambil mencuri pandang ke arah Danel dari kejauhan. Intinya, kedua orang itu dimanapun akan tetap menjadi pusat perhatian.
"Santai aja kali."
"Kalau bukan anak orang udah gue gue congkel matanya."
"Wewwww, sejak kapan lo jadi psikopat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANEL's
Teen FictionCERITA SUDAH DITERBITKAN!!! di @gloriouspublisher16 Kamu mau ngasih tau aku nggak gimana cara mahamin pikiran cewek? aku tanya gini bukan berarti aku pengen jadi cewek ya, tapi aku pengen aja mahamin kamu. Cewek itu gimana sih? karena jujur aja samp...