Mulai saat ini, kita berubah.
-Rey
Jam istirahat sudah berbunyi membuat murid kelas itu mulai berpencar menuju tempat tujuan mereka masing-masing untuk melepas penat. Ada yang memilih tidur di pojok kelas, ke perpustakaan, kantin, lapangan, taman, dan bahkan ada yang tongkrongan di koridor sambil bercanda.
Farel yang baru saja bangun tidur menoleh ke arah Danel. Cowok itu sedang duduk di sampingnya sambil memainkan game online dan mengunyah permen karet dengan wajah tengil andalannya.
"Kantin yuk."
"Bentar bentar, dikit lagi elah."
"Farellllll ayok kantinnn!!! lo janji mau bayarin gue kan kalau gue nyontekin lo." teriak Maudy yang baru saja datang dari toilet bersama Cassie.
"Mulut lo di kecilin dikit bisa nggak, gue nungguin Danel nih."
"Nel, kantin." ajak Cassie membuat Danel menoleh sekilas dan mengangguk sebelum bangkit berdiri dengan pandangan masih tetap fokus pada ponsel.
Hal itu membuat Farel yang masih duduk melongo tidak percaya dan memukul kepala Danel menggunakan buku.
"Sakit pinter."
"Kutil kuda lo emang!! kalau Caca aja yang ngajak baru berangkat."
"Ya lo pake rok dulu, terus operasi plastik kek kayak banci thailand, baru gue mau lo ajak."
"Buseeettttt, mulut mulut belum pernah dicium kaus kaki wangi gue nih."
"Jorokkkkkk Rel!" teriak Maudy yang berlari menyusul Cassie dan Danel yang sudah berjalan keluar dari kelas.
Di sepanjang koridor sampai kantin semua mata memandang ke arah mereka dengan pandangan beraneka ragam. Pasalnya, akhir-akhir ini kedua remaja itu selalu menyorot perhatian seluruh insan di sekolah. Mereka terlihat begitu serasi ketika berjalan bersama. Apalagi saat ini Danel dan Cassie sedang duduk berdampingan dengan posisi Danel yang menatap lurus ke arah Cassie.
Tatapan itu berbeda, semua orang pasti tau ada perbedaan di dalam sana. Pekikan histeris yang awalnya hanya samar semakin riuh ketika Cassie membalas tatapan Danel yang membuat cowok itu mengangkat tangannya mengusap perlahan rambut gadis itu.
"Nanti pulang sama gue."
"Bukannya biasanya juga gitu? seneng banget lo jadi ojek?"
"Yang penting penumpangnya lo sih gue mau mau aja."
"Permisiii semuanyaaaa, pesenan udah dateng, jadi tolong dunia jangan jadi milik berdua doang. Kasian gue sama Farel cuma liat kalian berdua kayak penonton alay gini."
Danel menoleh kemudian meletakkan jari telunjuk di bibirnya menyuruh Maudy untuk diam.
"Karena kalian sama-sama jomblo kenapa nggak kalian berdua aja jadian?"
"Ogahhh, amit-amit gue sama jerawat harimau."
"Gue juga ogahh sama orang kayak sariawannya kumbang gini, kecil amat."
"Enakkk aja tuh mulut ngomong, gue kecil tapi imut ya."
"Imut kalau dilihat dari pucuk monas pake sedotan semut buntet? yang ada amit-amit bukan imut."
Danel dan Cassie spontan memutar kedua bola mata mereka malas melihat tingkah laku sahabatnya. Kapan akur sih?
"Kenapa kalian jadi berantem?"
"Ya udah gini, mending kalian sendiri-sendiri aja kayak bayi koala, kerjaannya cuma bisa melukin pohon doang."
"Ngacaaaa!!! lo juga nggak ada yang bisa dipeluk." ucap Farel mengetuk kening Danel menggunakan sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANEL's
Teen FictionCERITA SUDAH DITERBITKAN!!! di @gloriouspublisher16 Kamu mau ngasih tau aku nggak gimana cara mahamin pikiran cewek? aku tanya gini bukan berarti aku pengen jadi cewek ya, tapi aku pengen aja mahamin kamu. Cewek itu gimana sih? karena jujur aja samp...