(21) 'Temen'

59K 3.7K 184
                                    

Untung lo ngartiin
'temen'nya beda

-Rey

Pundak Danel meluruh, ia menunduk lemas ketika Cassie mengatakan 'kita teman'. Mungkin benar, bahwa seseorang tidak pantas untuk kembali setelah beberapa kali menyakiti. Tapi tidak adakah kesempatan? kesempatan untuk memperbaiki dan memulai semuanya dari awal?

Tidak, Danel tau itu sulit. Berkata memperbaiki disaat diri sendiri bahkan tidak tau suatu saat bisa saja kembali menyakiti atau tidak. Siapapun pasti akan ragu, apalagi jika hati pernah merasakan luka dan menimbulkan bekas yang abu-abu, suram namun tetap memiliki warna dan terlihat.

Bukan ini sebenarnya yang Danel inginkan, ia hanya ingin berada di garis lain yang berbeda dari sekedar teman. Lebih istimewa untuk bertanggung jawab menjaga dan memberi bahagia, hanya itu. Zona lain yang mampu membuatnya merasa pantas untuk dipercaya, dipercaya lebih dari sekedar teman. Tapi, mungkinkah hati orang yang dicintainya masih keberatan?

"Yaelah lebay banget sih lo, dasar tukang galau."

"Gue bukan tukang galon."

"Lah, siapa yang bilang tukang galon? gue bilangnya tukang galau."

"Diem deh Key, gue lagi nggak mood secara tiba-tiba."

"Aduhh temen gue badmood ya?"

"Key, diem."

Cassie tersenyum dan menggelengkan kepala sebelum memeluk erat Danel yang saat ini masih menunduk.

"Temen hidup gue nggak boleh cengeng." ucap Cassie membuat Danel terdiam untuk sesaat dan melepas paksa pelukan gadis itu.

"Maksud lo?"

"Kita nggak pacar, tapi temen hidup. Kalau status kita temen hidup, lo atau gue nggak bakal ada yang bisa bilang 'putus'. Karena temen nggak mungkin putus."

"Serius?"

"Tiga rius." jawab gadis itu tersenyum membuat Danel spontan memeluk erat Cassie.

"Jangan saling nyakitin lagi ya."

Ucapan Cassie membuat cowok itu mengangguk dan menyipitkan mata ketika ponsel gadis itu berdering. Disana tertera nama seseorang yang seketika membuatnya memutar bola mata malas.

"Ngapain Andy nelfon?" tanya Danel melepas pelukannya membuat Cassie menggeleng tidak tau.

"Hal.."

"Halo? ini gue Danel, mau ngapain?"

"Loh, kok lo yang ngangkat?"

"Terus kenapa kalau gue? lo grogi?"

"Caca mana?"

"Lagi sibuk, lo mau bilang apa?"

"Ya udah nggak jadi."

Danel yang melihat sambungan telefon tiba-tiba mati hanya mengedikkan bahu acuh dan menatap Cassie yang saat ini sedang makan.

"Kenapa dia nelfon lo sih?"

"Ya mana gue tau. Lo cemburu ya?" tanya Cassie tersenyum miring membuat Danel hanya membalasnya dengan lirikan.

"Nel, gue bilangin ya. Kalau kata Dilan, cemburu itu cuma buat orang yang nggak PD."

"Ya udah, buat kali ini gue emang lagi nggak PD."

"Ihh, kok nyamain Dilan?"

"Gue sama Dilan beda kali Key. Dia nggak sebrengsek gue." jawab Danel tersenyum sambil menatap Cassie yang saat ini ikut terdiam.

DANEL'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang