Di penghujung bulang September lalu,
Tepat di sini,
Tempat yang sama saat aku bertemu denganmu.
Dalam gerimis hujan di penghujung senja sore hari.Kamu yang tengah sibuk menatap layar ponselmu,
Seketika menatapku yang berada di sampingmu.
Di halte bus inilah, Kau mulai mengajakku bicara.
Dan aku gugup dan tersipu malu.Jantungku bergetar dengan cepat,
Melebihi kecepatan motor balap yang melintas saat itu.
Ah.. kupikir ini hanya imaji yang datang dalam waktu yang tak tepat.
Namun ternyata, semua ini bahkan benar-benar nyata.Dia menatapku, melambaikan tangannya ke arah wajahku yang terpesona padanya.
Seperti orang bodoh, aku menjadi salah tingkah.
Membuat dia tertawa renyah, dan aku benar-benar tersipu malu karenanya.
Jantungku seolah berhenti berdetak saat dia menggenggam tanganku erat.Dia mengatakan dia mencintaiku.
Rasanya aku ingin pingsan, seluruh tubuhku lemas.
Dia yang selalu ada dalam pikirku,
Menyatakan cintanya padaku, di tempat ini saat hujan mulai mereda.Aku tak tahu apakah aku hanya salah mendengarnya.
Ataukah aku yang memang sedikit terpengaruh ilusiku saja.
Entahlah, sepertinya waktu itu aku hanya menyunggingkan senyum padanya.
Sorot matanya seolah menghipnotisku hingga aku mengatakan iya.Rasanya saat itu bahagia selalu menyertaiku.
Sebelum akhirnya dirimu meninggalkanku selamanya.
Di ujung jalan ini, tepat di halte bus itu.
Kau pergi untuk selama-lamanya.Kini aku sendiri.
Berdiri tepat di mana pertama kalinya kita bertemu.
Berharap kau kan kembali, meskipun semuanya tak mungkin lagi.
Aku merindukanmu, sangat merindukanmu..Mungkinkah kita kan bertemu lagi?
Meski kini dunia kita telah berbeda.
Aku menyayangimu hingga detik ini.
Hanya bayangmu yang selalu ada dalam pikirku.Semoga Tuhan mengabulkan pintaku,
Untuk bertemu denganmu walau hanya dalam mimpiku.
Untuk sekedar melepas segala kerinduan dan semua hal yang mengganjal di hati.
Aku tak ingin terus tepuruk seperti ini, sangat sulit untukku melupakanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
En Rêve [COMPLETE]
PoetryDari hari yang berlalu dalam sekejap mata; Biarkanlah hati mengabadikan kisahnya. Meski perpisahan tak dapat terelakan. Kelak di masa depan, kau dapat memahami maksudnya ... -----