Assalamualaikum, Adam..
Mungkin kau akan berpikir aku menjauhimu,
Itu memang benar,
Tapi bukan berarti saat aku menjauh darimu, aku telah membencimu.Dengarkanlah aku, Adam..
Terkadang mulut ini sulit untuk berkata-kata,
Saat perasaan seakan terkoyak dalam gejolak yang tak bernama.
Hatiku sesak dipenuhi rasa curiga, dan prasangka.Saat hati tengah tersentuh oleh cinta,
Aku tak dapat menolaknya.
Namun aku pun tak kuasa menggenggam luka,
Ada rasa takut yang kukira akan membawa bencana.Karena itulah, Adam..
Aku menjauh darimu dengan caraku yang tak biasa.
Mungkin aku membuatmu sedikit menduga-duga,
Bahwa aku telah membencimu hanya karna mengutarakan rasa.Tidak, Adam..
Kumohon dengarlah..
Rasaku tetap sama saat pertama kita berjumpa,
Mungkin pernah aku menampik perasaanku, tetapi kehadiranmu yang tak sengaja sedikit demi sedikit telah kembali menumbuhkan rasaku yang dulu sirna.Adam..
Sejujurnya aku sempat tak percaya,
Jika kau akan mengucapkan kata yang selama ini ingin kudengar di alam nyata.
Namun, aku masih takut untuk menjalin cinta.
Meski rasa itu mulai memenuhi jiwa.Dengarlah, Adam..
Aku tak pernah membencimu.
Bahkan berniat untuk bersikap acuh padamu,
Hanya saja aku takut dan ragu.Ingatkah, Adam..
Bukankah aku pun pernah mengutarakan rasa,
Lewat secarik kertas yang tak sengaja kukirimkan pada pesan kita.
Dan aku merasa malu, hingga berusaha berbohong padamu.Sejujurnya, semua itu memang benar.
Apa yang ada dalam hatiku,
Dan apa yang kutuliskan dalam kertas putih itu.
Semua itu adalah gambaran perasaanku terhadap dirimu.Adam, aku tahu aku bukanlah perempuan yang sempurna.
Bukan perempuan yang sama seperti perempuan lain yang selalu mengelilingimu.
Kumohon, mengertilah aku dengan keputusanku.
Aku hanya tak ingin mengumbar cinta seperti yang pernah kau katakan padaku.Adam,
Biarlah semuanya tetap seperti ini.
Perasaan kita yang tumbuh sejak sepuluh tahun lalu.
Biarkanlah ia tetap tersekat dalam kaca penghalang jarak di antara kita.
Namun, biarkanlah do'a tetap setia mengiringi jalan takdir kita.Percayalah, Adam..
Aku mencintaimu, aku begitu menyayangimu..
Namun, hatiku akan hancur jika perasaan ini terus kuendap menuju ke dasar hatiku.
Aku takut dia akan terluka, jika nantinya kau takkan bersanding denganku.Adam,
Jalanilah kehidupanmu seperti seharusnya,
Jangan mengkhawatirkan diriku,
Aku akan selalu berusaha menjaga diri, meski terkadang sakit itu tak dapat kuhindari.Jagalah dirimu, teruslah bersemangat.
Tersenyumlah, Adam..
Karena bagiku senyumanmu ibarat kobaran semangat yang sangat berarti.
Jangan pernah menyerah untuk mencapai mimpi.Dengarlah, Adam..
Aku akan selalu menunggumu disini, masih disini..
Temui aku dalam setiap do'amu malammu.
Saat kau telah bermunajat padaNya.Adam, percayalah..
Apa yang telah ditakdirkan olehNya.
Akan menjadi kodrat bagi diri kita sendiri.
Dan kalaupun benar, maka hal itu takkan pernah lari dari kita meski ia bersembunyi ke dunia manapun.Untukmu, Adam..
Aku selalu merindukanmu,
Tapi maafkanlah sikapku yang selalu cuek dan terkesan tak peduli ini.
Itu hanya caraku mengendalikan perasaan ini.Maafkanlah aku yang tak bisa jujur padamu.
Disaat kita telah dipertemukan kembali,
Namun, kuharap kita akan bertemu lagi..
Tentunya dalam lingkar yang diridhai olehNya.Adam,
Mencintaimu adalah suatu hal yang tak pernah aku duga.
Tapi inilah kenyataannya, meski rasa cinta ini hanya bisa kusembunyikan sendiri.
Dan mungkin takkan pernah kukatakan lagi.Tapi, ketahuilah Adam..
Aku mencintamu tanpa melihat siapa kamu, dan apa yang kau punya.
Namun aku mencintaimu,
Karena dirimulah yang telah membawaku dalam cahaya yang selama ini kurindukan.Terimakasih, Adam..
Meski kata itu tak sanggup kuutarakan.
Setidaknya aku pernah merasakan kebahagiaan yang telah kau berikan.
Walau hanya dalam kata, namun itu sangatlah bermakna.I miss you, Adam..
Jika saja kau membaca tulisanku yang tak seberapa ini,
Kuharap kau takkan marah padaku.
Karena ini adalah ungkapan dari apa yang selama ini tak bisa kujelaskan padamu.
Aku menyayangimu, Adam..
Berbahagialah untukmu!
KAMU SEDANG MEMBACA
En Rêve [COMPLETE]
ŞiirDari hari yang berlalu dalam sekejap mata; Biarkanlah hati mengabadikan kisahnya. Meski perpisahan tak dapat terelakan. Kelak di masa depan, kau dapat memahami maksudnya ... -----