Ribuan kilauan bintang menyinari pekatnya malam.
Berjuta kali aku masih menepi, terdiam dala sepi.
Sadarku mulai merasuk dalam mata hatiku.
Aku mulai terbangun dari setiap inci rasa terpurukku melepas harap darimu.Semilir angin seolah membawa segala keresahan dalam jiwa.
Menyiratkan segala yang tak bisa kuungkap.
Malam ini aku ingin sendiri menyepi.
Mengenang segala kebersamaan saat bersamamu.Aku melihat malam ini,
Rembulan masih menyinariku, meski mentari telah pergi meninggalkanku dalam sepi.
Dia masih tetap berada di sini..
Bersama denganku.Sejenak aku berpikir,
Aku memang bodoh, membiarkan sembilu menusuk dalam di hatiku.
Sedangkan dia yang selalu kuharap,
Tak pernah sedikit pun melihat ke arahku.Seperti berusaha menggenggam air,
Meskipun kau tetap berusaha menggenggamnya dengan erat,
Namun semua itu akan tetap sia-sia.
Dan kau sama dengannya, tak pernah bisa untuk ku genggam.Aku hanya bisa merelakanmu pergi.
Meskipun hati ini pedih, merintih dalam sepi.
Namun harus bisa kujalani,
Karena tak mungkin ku genggam cinta yang tak pernah terpatri.Selamat tinggal ..
Mungkin benar, kau dan aku tak pernah di takdirkan untuk bersatu.
Kau dengan nya sedangkan ku terluka.
Dan aku tak ingin terus seperti itu.Selamat tinggal,
Semoga kau bahagia,
Begitu pun denganku
Semoga kelak aku bisa temukan seseorang yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
En Rêve [COMPLETE]
PoetryDari hari yang berlalu dalam sekejap mata; Biarkanlah hati mengabadikan kisahnya. Meski perpisahan tak dapat terelakan. Kelak di masa depan, kau dapat memahami maksudnya ... -----