ANGGERIO'2

3.8K 237 14
                                    

Cahaya matahari menembus jendela kamar Laura. Ia pun terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya mengerjap mulai beradaptasi dengan cahaya di kamarnya. Melihat jam, jam menunjukkan pukul 5 pagi.

Seperti biasanya, Laura beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Lalu ia mengganti piamanya dengan baju jogging.

Selesai mengganti pakaiannya, Laura keluar kamar dan pergi menuju ke kamar Luna.

Tok. Tok. Tok.

"Luna! Bangun. Ayo jogging."

Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.

Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Laura pun mengetuk pintunya lagi, lagi, dan lagi. Tetapi hasilnya nihil. Tetap tidak ada jawaban dari dalam. Laura mencoba membuka pintu. Ternyata tidak dikunci.

Laura masuk ke dalam kamar Luna. Tidak terlihat sosok Luna di tempat tidurnya. Laura mengecek balkon. Di balkon juga ga ada. Batin Laura. Dia pun mengecek kamar mandi. Disini juga ga ada.

"Luna? Lo dimana?"

Menyerah, Laura pun keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Dia melihat papanya yang sedang membaca koran didekat kolam renang.

"Pa, Papa tau Luna ada dimana? Barusan Laura cari tapi ga ada."

"Kemarin Luna menginap di rumah temannya, sayang," jawab Joshua-Ayah Laura.

"Ya udah deh. Laura jogging dulu ya Pa." Joshua hanya menjawab dengan anggukan.

Setelah itu, Laura pergi keluar rumah dan jogging di sekitar perumahannya.

Suda sekitar setengah jam Laura jogging,

"Laura! Tungguin gue!" teriak seseorang.

Laura terperanjat kaget. Ia menoleh kebelakang dan melihat sesosok orang berjalan menghampirinya. Orang itu berjarak sekitar 25 meter darinya sehingga dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang memanggilnya itu. Yang pasti dia adalah seorang laki-laki.

Semakin lama laki-laki itu semakin dekat. Laura mulai bisa melihatnya dengan jelas. Anggerio? Kenapa dia disini?

"Ketemu lagi kita." Anggerio menampakkan senyum memukau andalannya.

"Lo disini ngapain?" tanya Laura kebingungan.

"Gue lagi jogging. Lo?"

"Sama, gue juga lagi jogging."

"Kok sama? Ini pertanda kalau kita jodoh." Anggerio memasang senyum cengengesan.

"Ih, apaan sih. Belum-belum udah bilang jodoh."

"Lho, ga papa kan. Emang lo ga mau jadi jodoh gue?"

"Ya ma-nggak mau lah. Kenal juga baru kemarin." Duhh. Hampir aja gue keceplosan bilang kalo gue mau jadi jodoh dia. Habis sapa juga yang nolak kalo punya jodoh cowok seganteng Anggerio?

"Sekarang lo bilang ga mau. Tapi suatu hari nanti, inget. Gue bakal bikin lo luluh ke pelukan gue dan mau jadi jodoh gue." Anggerio mengacak rambut Laura pelan.

"Idih, yakin banget. Kayak bisa aja."
Haduh, jangan kan nanti. Sekarang aja gue udah tergila-gila sama lo.

Anggerio pun terkekeh.

"Udahan yuk joggingnya"

"Iya, gue juga udah cape."

"Gue anter lo pulang ya? Habis itu kita jalan-jalan ke mall? Tapi lo mandi dulu. Gue juga mau mandi."

"Ayuk. Lagian gue ga ada kerjaan di rumah. Bosen juga."

Akhirnya mereka jalan berdua menuju ke rumah Laura. Sesampainya di rumah Laura, Anggerio pulang dan Laura langsung menuju ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang