ANGGERIO'17

1.8K 101 3
                                    

Kriiinggg... kriiinggg...

Bel berbunyi dua kali tanda waktunya istirahat. Murid kelas X2 berbondong bondong berhamburan keluar kelas hingga menyisakan Salsha, Mita, dan Aldi di kelas.

"Chat gue belum ni bales nih sama Laura."

"Dia sakit kali, Di. Masih tidur. Istirahat," ujar Florin yang baru saja masuk kelas X2.

"Ya udah deh. Ngantin yuk?" Aldi berdiri lalu jalan menuju keluar kelas. Baru saja jalan beberapa langkah, Aldi menoleh ke belakang. Baru sadar kalau Mita, Salsha, dan Florin tidak ada di sana alias tidak mengikutinnya.

"Aish..." gerutu Aldi.

"Hei, Bro."

"Anjir, kaget gua." Aldi mengelus elus dadanya. "Napa?" tanya Aldi kepadanya. Laki laki disebelahnya pun menunjukan pin yang terpasang di seragam bagian dada kanannya.

"Ciah. Mentang mentang kepilih jadi ketua OSIS. Udah mulai belagak, lu." Laki laki di sebelahnya pun tertawa.

"Ga perlu lo tunjukin, gue udah dari awal juga tau kalau lo yang bakal menang."

"Iya, lah. Geraldo gitu. Kaga mungkin lah kaga menang ye kan?" Geraldo tertawa. Tawa yang siapa pun perempuan yang melihatnya, akan luluh, leleh, mencair, mengembun, menguap—ah tidak bisa dideskripsikan dengan kata kata. Yang pasti, perempuan manapun yang melihatnya akan meleleh seperti marshmallow atau keju mozarella. "530 orang Bro yang pilih gue." Geraldo memukul dadanya.

"Iya, iya. Lo pantes kok menang. Gimana kaga menang coba. Lo jawab pertanyaan demi pertanyaan dari anggota OSIS yang lama dengan santai, cepet, tegas, dan kaga pake mikir lama. Apalagi lo itu ganteng, putih, pinter, banyak fans lagi. Gimana kaga banyak yang milih." Geraldo pun hanya tersenyum malu mendengar pujian dari saudara tirinya itu. Jarang jarang Aldi mau mengakui kelebihannya.

Aldi dan Geraldo pun telah sampai di kantin. Mereka pun berpencar untuk membeli makanan dan minuman. Setelah selesai membeli makanan dan minuman, mereka pun saling menghampiri dan mencari meja kosong lalu mendudukinya.

"Tumben lo sendirian? Mana temen temen cewe lo itu?" tanya Geraldo setelah mereka berdua duduk.

"Ya tadinya sih mau ngantin sama mereka. Gue ajak mereka ke kantin. Guenya jalan duluan keluar kelas. Eh ternyata waktu gue noleh ke belakang, mereka nya kaga ada. Ga ada yang ikut gue."

"Nah, derita lo berarti. Eh, btw, enak kaga temenan sama temen temen lo itu?"

"Enak enak aja." Geraldo manggut manggut saat mendengar jawaban dari saudara tirinya itu.

"Eh, lo sering sering dong mampir ke kelas gue. Gue di kelas cuma nongkrong sama perempuan. Ntar dibilang banci lagi sama orang," ujar Aldi.

"Mulai besok sering sering mampir deh gue ke kelas lo setiap istirahat. Sekalian kenalin sama temen temen cewe lo ya? Lumayan buat tambah temen."

"Siap deh. Makan dulu ya gue. Keburu dingin."

Mereka berdua pun melahap makanan yang mereka pesan tadi dan meminum minuman mereka.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang