ANGGERIO'21

1.9K 131 42
                                    

"Mau makan apa nih?" tanya Florin setibanya di kantin.

"Gue mau nasgor sama es teh," jawab Anggerio sambil jalan nyelonong menuju meja yang kosong—meninggalkan gerombolannya.

"Mmm... gue baso sama strawberry tea aja deh," kata Laura sambil menyusul Anggerio.

"Eh, eh, Lau! Dingin kagaa?"

"Dinginn!" sahut Laura.

"Gue mi goreng, donat, sosis, pisang coklat keju, sama kue coklat. Air putih juga," ujar Aldi yang tak lepas dari ponselnya.

"Eh buset lu. Itu perut apa lemari?" Salsha menggeleng gelengkan kepalanya. "Kalau lo?"

"Gue ga makan, deh. Tadi pagi udah makan. Masih kenyang. Eh, gue susul mereka dulu ya?" Geraldo pun pergi menuju meja dimana Laura dan Anggerio berada.

"Oke. Gue baso sama es jeruk. Sekarang kita bagi tugas yak," ujar Florin. "Lo," Florin menunjuk Aldi. "Lo," Mita. "Pesen makan."

"Lah, kok gue? Ga mau ah. Pembantu kalian apa," omel aldi.

"Udah, ga usah banyak protes. Sana, sana." Mita dan Aldi pun pergi untuk memesan makanan.

"Gue?" tanya Salsha.

"Lo pesen minuman, lah," jawab Florin.

"Lah lo?"

"Susul Laura, Anggerio, sama Geraldo. Babay honey." Florin jalan meninggalkan Salsha yang sedang mengomel ngomel menggerutu.

"Eh, dasar lu anak tukang sedot jamban!"

• • •

Tidak perlu diceritakan adegan waktu mereka makan. Nanti kalian jadi laper terus baper. Pokoknya, bel tanda istirahat telah usai baru daja berbunyi. Mereka pun beranjak menuju kelas.

"Ahhh... kenyang..." Anggerio menepuk tepuk perutnya. "Eh, Lau, nanti jalan yuk?" ujar Anggerio kepada Laura yang sedang menatap ponselnya.

Laura tidak menggubris Anggerio. Lebih tepatnya tidak sadar kalau dirinya diajak bicara. "Lau?" Anggerio memanggil Laura lagi. Tetapi tetap saja tidak digubris oleh Laura.

"Lihat apaan sih?" Anggerio yang sebal karena tidak dianggap pun mengambil ponsel Laura dari tangannya.

"Ih! Apaan sih! Balikin!"

"Ga mau. Salah sendiri kacang."

"Gue kaga tau kalo lo bicara ke gue. Ya kaga salah dong gue nya. Ih, tau ah. Males!" Laura melipat tangannya di depan dada.

"Yah, yaaahhh... jangan ngambek dong."

"Udah. Balikin aja. Nanti malah marah terus kalian nanti ga jadi jalan bareng." Florin mengambil ponsel Laura dari tangan Anggerio, lalu menyerahkannya kepada Laura. Laura pun kembali tersenyum lalu fokus lagi ke ponselnya.

Aldi, Mita, Salsha, dan Laura pun masuk ke dalam kelas X2. Sisanya masuk ke kelas X1.

"Ngapain sih? Dari tadi kok lihatin HP mulu. Bagi gih. Kepo gue." Mita mendekat ke Laura.

"Ini nih. Yang waktu itu ngirim surat sama SMS. Waktu itu udah berhenti. Sekarang ngirim SMS lagi." Laura menyodorkan ponselnya agar Mita bisa ikut lihat. Salsha pun ngintip.

Mita pun membaca isi pesan itu. "Cinta ku sudah sederas hujan. Tapi kenapa kamu pake payung?"

"Iyaa. Tadi tuh gue fokus baca tuh chat soalnya gue bingung maksudnya tuh apa."

"Ya elah masa kaga tau sih."

"Ngga. Hehehe."

"Maksudnya ya Lauu... dia itu udah cintaaa bangettt sama kamuuu..." Salsha merentangkan tangannya dengan lebar.

"Tapi, kamu malah hindari dia," tambah Mita.

"Lah. Hindari gimana coba? Gue tau dia siapa aja kaga."

"Tau tuh. Siapa pun dia pasti orang aneh. Jelek. Yang pasti ga mungkin My Geraldo." Mita memasang wajah jatuh cintanya.

"Haish. Ya kaga mungkin lah orang se perfect itu suka sama gue."

"Bagus lah kalo lo sadar diri," ujar Mita.

"Yee... lo juga harus sadar diri. Lebih ga mungkin n lebih kecil peluang lo dapet in dia dari pada peluang gue dapet in dia," balas Laura.

"Lebih kecil peluang lo lah. Secara lo udah punya pacar. Masa mau selingkuhin Anggerio," sahut Salsha

"Ni apaan sih pada ngomongin Geraldo. Kali kali ngomongin gue napa? Ga cuma dia keles yang cowok. Gue juga cowok. Murni." tanya Aldi.

"Ga minat!" ujar Mita, Salsha, dan Laura bersama sama.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang