Anggerio : Lo kenapa ga masuk? Sorry tadi gue ga ikut ke rumah lo.
Laura : Bolos. Hehehe.
Anggerio : Nah, mulai jadi brandal nih Laura ku :v
Laura : Udah dari dulu kalee. Wkwkwk.
Laura : Btw, jalan yuk.Anggerio : Nggak deh. Kapan kapan aja ya Lau?
Laura : Ya udah deh :(
Anggerio mematikan ponselnya dan menaruhnya di atas meja tanpa berminat untuk mengobrol lebih panjang lagi dengan kekasih nya itu.
Anggerio termenung. Memikirkan kejadian 5 menit yang lalu.
* * *
Baru saja Anggerio masuk ke dalam kamarnya, tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ia pun berjalan lunglai menghampiri pintu lalu membuka pintu tersebut dan ia menemukan adik kesayangannya berdiri dengan wajah yang sangat kusut.
"Ada apa, Sasa sayang? Kamu belum mandi ya dari tadi pagi? Buruan mandi sana gih. Muka lo udah kusut gini." Anggerio membelai rambut sabrina.
Sabrina menepis tangan kakanya itu. "Udah lama gue nunggu pembalasan dari lo. Kapan bakal lo selesaiin? Pikirin perasaan gue, Ger. Ga ada orang yang suka sama yang namanya nunggu. Nunggu itu ga enak, Ger. Sama aja lo gantungin gue. Ini udah terlalu lama buat gue. Gue takut nanti malah ada perasaan yang muncul di hati lo ke cewek itu. Lo kakak gue. Gue yakin lo bukan penghianat. Gue tunggu janji lo," ujar Sabrina sambil menunjuk dada Anggerio. Lalu ia pergi dari hadapan Anggerio dan kembali ke kamarnya.
"Telat, Sa. Gue terlanjur ada hati," ujar Anggerio dengan pelan kepada dirinya sendiri.
* * *
"Gue harus gimana? Pacar atau saudara? Sabrinaa salah, terlalu parah dendam sama orang. Tapi Luna juga salah, suka ngrebut pacar orang. Gue musti gimana?"
• • •
"Nah, ini nih kanjeng ratu nya. Masuk sekolah ternyata," ujar Mita yang melihat Laura masuk ke dalam kelas.
"Kenapa sih, setiap gue dateng kalian pasti udah dateng duluan? Sekali kali lebih telat dari gue, please, datengnya." Laura menaruh tasnya di bangku sebelah Aldi.
"Lo sih pake acara jogging segala tiap pagi. Ya pasti telat lah datengnya. Jogging di hari Minggu juga bisa kan? Ga harus tiap hari joggingnya," jawab Salsha.
"Biarin dong. Suka suka. Kan biar sehat."
"Iya deh iya nurut aja deh gue nya," ujar Aldi. "Oh ya, kemarin kenapa lo gak masuk?"
Laura tidak menggubris pertanyaan Aldi dan malah asik dengan ponselnya.
"Haish, jawab dong," ujar Florin sambil mencolek lengan Laura.
"Ih, apaan sih. Nenek Lampir sana mending balik ke tempat asal lo," ujar Laura sambil memasang wajah pura pura marah.
"Lagi PMS nih anak. Sensi banget, Mbak? Ya udah, gue balik dulu ya guys. Bentar lagi mau bel juga. Daa..." Florin melambaikan tangan kepada teman temannya sambil kembali ke kelasnya.
"Nah, Florin pergi gara gara lo tuh," ujar Salsha sambil mengambil ponsel dari tangan Laura.
"Aaa... jangan di ambil HP gue! Balikin!" rengek Laura sambil berusaha mengambil ponselnya dari tangan Salsha.
"Gak mau. Habis lo dari tadi main HP terus sih."
"Liat apaan sih lo tadi emangnya? sini in hp nya. Gue penasaran. Dari tadi kayaknya seru banget liat HP." Mita mengambil ponsel Laura dari tangan Salsha.
"Ebuset!" Mita menjerit keras. "Ebuset! Gilak! Gilak! Gilak! Ni beneran manusia nih? Manusia apa malaikat nih! Ya ampun sistaaa... gakuku. Ganana." Mita yang awalnya berdiri, tiba tiba tubuhnya melemas dan jatuh ke kursi.
"Pegangin gue, Sal. pegangin gue!!!" Mita yang histerispun memukul mukul tangan Salsha.
"Lah, kenapa tuh anak? "tanya Aldi kebingungan.
"Biasalah. Kesurupan." Salsa berusaha melepaskan tangan Mita yang mencengkram keras tangannya.
"Mulai lebay ga guna," cibir Laura.
"Sumpah! Sumpah! Yang ini tuh ga nguatin gila! Gue mau meleleh gilaaa!"
Aldi yang kepo dengan apa yang membuat temannya begtu pun segera menyambar ponsel Laura dari tangan Mita untuk melihat apa yang berada di layar.
"Oh jadi ini nih alasannya. Biasa, dah. Ga kaget gue. Semua cewe pasti bakal gini kalo liat yang ini," ujar Aldi yang baru saja melihat layar ponsel Laura.
"Gila. Gila. Lo kenal dia, Di? Dia siapa?" teriak Mita histeris sambil menggoncang goncangkan tubuh Aldi.
"Ketua OSIS baru," ujar Aldi singkat.
"NAMA, DI! NAMA!," teriak Mita histeris.
"Geraldo, kelas sepuluh sat—"
"Aaa!!! Sepuluh satu, sepuluh satu! Geraldo!!! I'm comming honey!!! Gila ganteng parah njir! Putih! Manis! Keren! Imut! Cute! Ketua OSIS pula! Oppaa!!!" ujar Mita sambil buru buru mengambil kertas dan bolpoin lalu lari terbirit menuju kelas X1.
"Mau ke mana tuh anak? Sumpah malu gue temenan sama dia," ujar Aldi sambil menutup wajahnya.
"Biasa lah. Cowok ganteng—ambil kertas—ambil bolpoin—hampiri tuh cowok—minta tandatangan—ambil hp—minta foto bareng—upload—pasang caption 'Mine'."
"Gila... Kaga abis pikir deh gue," ujar Aldi sambil tepuk jidat.
"Yaa namanya aja pecinta cogan, Di," ujar Laura sambil tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGERIO
Novela Juvenil"Mainan gue bukan boneka. Tapi si kembar." - Anggerio Berawal dari bertemu Anggerio di parkiran gedung bioskop, rasa itu mulai tumbuh di hati Laura. Tapi, tanpa ia sadari, Luna, saudara kembarnya, juga mencintai orang yang dicintainya itu. Tak hanya...