ANGGERIO'14

1.5K 109 1
                                    

Kriiinggg...

Mobil Anggerio tiba di sekolah tepat saat bel masuk berbunyi. Luna turun terlebih dahulu dan ia jalan menuju ke kelasnya. Sedangkan Anggerio memarkirkan mobil.

Laura menyusuri koridor menuju ke kelasnya. Dan tak lama, ia pun telah sampai. Gurunya belum masuk. Laura pun membuka pintu kelas dan masuk kedalam.

"Nah, ini dia kanjeng ratunya," ujar Mita saat ia melihat Laura masuk ke dalam kelas.

"Tumben datengnya mepet?" tanya Aldi yang melihat Laura jalan menghampirinya.

"Hari ini dianter Anggerio." Laura menaruh tasnya lalu duduk disebelah Aldi. "Terus Luna ikut juga. Jadi harus anterin Luna di sekolahnya dulu. Tadi juga kejebak macet bentar."

"Luna kembaran lo itu?" tanya Salsha.

"Cantik loh dia," puji Aldi.

"Makasih loh ya udah puji gue cantik," kata Laura.

"Lah, siapa yang bilang lo cantik? Aldi tuh bilangnya saudara lo yang cantik, bego." Salsha menonyor kepala Laura.

"Lah, sekarang gue tanya. Luna saudara kembar gue kan?"

"Iya," jawab Aldi, Mita, dan Salsha bersamaan.

"Jadi muka gue sama dia sama kan?"

"Iya lah sama. Orang kembar," ujar Mita.

"Sama banget sampai sampai gue ga bisa bedain," kata Salsha.

"Nah, berarti kalau Aldi bilang Luna cantik, sama aja dia bilang gue cantik. Kan muka kita sama. Kaga ada bedanya." Aldi, Mita, dan Salsha pun cengo memikirkan apa yang Laura pikirkan barusan.

"Oh, iya, ya?" ujar Mita.

"Bener juga tuh," timpal Salsha.

"Memang," kata Laura.

Laura pun mengambil ponsel, buku pelajaran, dan barang barang lainnya dari dalam tas. Mita dan Salsha kembali menghadap ke depan. Sedangkan Aldi? Aldi yang lola masih cengo memikirkan perkataan Laura tadi

• • •

"Nih, baso pesenan kalian," ujar Mita sambil menaruh mangkok satu persatu ke atas meja kantin.

"Yeeyyy..." Laura menarik mangkok baso itu dan langsung melahapnya. Tidak sampai satu menit, baso itu sudah lenyap.

"Lah." Mita, Florin, dan Salsha cengo melihat tingkah temannya itu.

"Hei, hei. Sadar hoi," ujar Aldi sambil menyenggol Mita, Florin, dan Salsha. "Nih es jeruk sama es teh pesenan kalian."

"Gila lo. Kayak orang ga pernah makan lima taun," ujar Florin sambil mengusap dadanya.

"Kalau ga pernah makan lima taun ya otomatis gue ga ada disini."

"Terus, dimana?" tanya Salsha.

"Kuburan," kata Laura dengan santai. Ia mengambil es teh miliknya dan meneguknya dengan cepat.

"Udah, udah. Buruan dimakan basonya. Keburu dingin tuh." Mita mengambil mangkuk baso miliknya dan mulai menyantapnya.

Aldi, Florin, dan Salsha pun ikut mengambil mangkuk baso mereka masing masing dan mulai memakannya.

"Ahh... kenyang," ujar Aldi sambil mengelus elus perutnya. "Eh gue beli sosis dulu ya?"

"Gue nitip," kata Laura.

"Siap bos." Aldi beranjak dari kursi dan menuju untuk membeli sosis.

Drrrttt...

Laura merasakan ada sesuatu yang bergetar di saku roknya. Ia pun mengambil benda itu dari saku. Ponselnya. Ada pesan masuk. Dari pengirim misterius itu lagi. Laura pun membuka pesan itu dan membacanya.

Pengirim misterius : Kalau lo jadi bumi, gue bakal jadi atmosfernya. Karena gue bakal lindungan lo dari meteor dan komet.

Laura pun membalas pesan itu.

Laura : ini siapa?

Pengirim itu hanya membaca pesan Laura dan tidak membalasnya.

Laura : Eh anjir bales. Lo laki tapi CUPU ga berani ngaku siapa lo sebenernya.

Pengirim misterius : Gue ada di kantin.

Setelah membaca pesan itu, Laura mengedarkan pandangannya ke seisi kantin.

Di sana ia melihat Aldi yang sedang membeli sosis, Anggerio pacarnya yang sedang mengobrol dengan seorang teman laki laki sekelasnya, dan banyak lagi laki laki di kantin ini.

"Pff... anjir bener tuh orang," gerutu Laura.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang