ANGGERIO'10

1.5K 122 4
                                    

Plok. Plok. Plok.

"Gile! Gile! Gile sumpah cepet banget!" Florin memukul mukul mesin mainan Neon FM dengan cepat dan agak keras.

"Siapa suruh coba pilih level hard!" teriak Mita dengan keras karena kalau dia berbicara dengan nada normal, suaranya tidak akan terdengar karena terendam dengan musik bublegum yang mengalun keras di mesin Neon FM itu.

Coba tebak mereka sedang berada dimana? Di mall? Ya jelas lah di mall. Maksud gue tuh di dalam mall tapi di bagian mana? Yups! Mereka sedang berada di tempat permainan di mall ini.

"Aaa..." Laura memukul mukul mesin itu sampai tangannya memerah. NEON FM itu seperti pump. Cuma kalau pump kan pakai kaki, kalau Neon FM pakai tangan.

"Hai hai, udah belum mainnya para gadis cantik? Ni gue sama Aldi baru main basket. Liat nih tiket yang gue dapet. Kita dapet 570 tiket!" Anggerio mengangkat dan menggerak gerakkan kumpulan tiket yang ia bawa di depan wajah Florin, Laura, dan Mita.

"Singkirin ga tuh tiket! Ga kelihatan tau layarnya!" Bentak Mita sambil menyingkirkan tangan Anggerio.

"Nah, turun level kan jadinya gara gara lo!" marah Laura kepada Anggerio sambil menginjak kakinya.

"Pergi aja sana! Pergi jauh jauh! Gangguin orang main aja lo!" usir Flo kepada Anggerio.

"Lah, nih cewek cewek. Bukannya seneng dibantuin cari tiket, malah marah marah." Anggerio menggerutu sambil pergi menuju permainan lainnya.

"Tau tuh. Lagi pada PMS semua kali," kata Aldi sambil menyusul Anggerio yang sedang menggesekkan kartu permainan ke mesin yang penuh boneka.

"Buat apa tuh boneka?" sambung Aldi sambil melihat Anggerio yang sedang fokus mempaskan posisi capit yang berasa di atas dengan boneka Hello Kitty yang ada di mesin.

Klik.

Anggerio menekan tombol, capit itu pun turun dan mencapit boneka itu. Boneka hello kitty itu di bawa ke atas dan—

"Yes! Gue dapet boneka!" Anggerio mengambil boneka itu dari dalam mesin.

"Kek banci lo. Mainannya boneka," ejek aldi.

Mainan gue bukan boneka, tapi si kembar, Batin Anggerio.

"Ini buat orang yang gue sayang. Bukan buat gue sendiri."

"Siapa orang yang lo sayang?"

Luna.

"Sabrina, adik gue." Duh, kenapa malah nama Luna yang ada di pikiran gue?

"Ga buat Laura aja? Siniin kartunya. Gue juga bakal dapetin tuh boneka." Aldi menunjuk sebuah boneka beruang.

"Buat siapa?"

"Pacar orang," jawab Aldi dengan gampangnya.

"Wah, PHO lo. Siapa tuh pacar orang?"

"Sahabat gue pokok." Aldi mulai menggerakkan capit dan mempaskannya dengan boneka yang ia tuju.

"Siapa?"

"Pacar lo."

"Pacar gue yang mana?" gumam Anggerio.

"Lah, pacar lo kan cuma satu, Laura. Pacar yang mana lagi coba?"

"Eh, iya deh. Hehehe."

"Gila nih anak." Aldi menekan tombol dan capit itu turun mencapit boneka sasarannya.

"Yes! Dapet juga kan gue. Nah, tuh liat." Aldi menunjuk tunjuk capit yang sedang bergerak membawa boneka beruang sasarannya. Aldi mengambil boneka itu setelah si capit menjatuhkannya.

"Gue ke Laura dulu."

"Jangan. Dia masih main. Marah nanti dia nya yang ada kalau lo ganggu," kata Anggerio sambil menahan bahu Aldi. Aldi hanya menjawab Anggerio dengan anggukan kecil.

"Basket?" tawar Aldi.

"Kuy!"

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang