ANGGERIO'7

2K 130 6
                                    

Laura merogoh laci meja untuk mencari ponselnya. Tetapi, ia malah menemukan sebuah kertas dari dalam lacinya. Ia pun mengeluarkan benda itu. Rupanya itu adalah surat.

"Surat lagi. Ga bosen apa ya yang kirim? Jelas jelas ga aku respon sama sekali," gerutu Laura sambil membuka dan membaca surat itu.

Aku akan mencintaimu sampai si bisu berbicara ke si tuli bahwa sibuta melihat si lumpuh berjalan

"Surat dari siapa tuh, Ra? Romantis banget," kata Aldi sambil mengintip surat yang di pegang Laura.

"Ga tau nih surat dari siapa."

"Lo suka ga dikasih surat surat kayak gitu?" tanya Aldi penasaran.

"Suka suka enggak sih. Suka punya penggemar, ga suka di teror."

"Kalau misal di terornya pake hadiah hadiah gitu gimana?"

"Hadiah apa?" tanya Laura bingung.

"Ya hadiah. Contohnya kayak boneka, bunga, kalung, dan lain lain."

"Mendingan sih gitu ya dari pada surat. Soalnya lumayan kan kalau di kasih barang. Kalau di kasih surat sih mentok mentok gue buang ke sampah. Kalau barang kan ga mungkin aku buang," timpal Laura panjang lebar yang di balas anggukan oleh Aldi.

"Eh, ngantin yuk," kata Mita sambil memutar tubuhnya ke belakang untuk melihat Laura.

"Ngapain?"

"Beli baso. Gue bosen di kelas terus. Mana Salsha kacangin gue lagi."

"Nggak, ah. Mager gue. Males gerak," kata Laura tanpa memalingkan wajah dari ponselnya.

"Ah Laura. Jangan gitu dong. Terus gue sama siapa ke kantinnya?" Mita cemberut mendengar jawaban dari Laura.

"Sama Flo kan bisa."

"Flo sama pacarnya," jawab Mita bete.

"Ya ga papa kan."

"Ga mau, ah. Ntar gue kalo cuma jadi obat nyamuk gimana?"

"Jelas jelas lo tuh manusia. Bukan baygon."

"Ah elo. Bikin gue bete aja. Gue pergi bareng Aldi aja deh. Yuk Di." Mita berdiri dari bangkunya lalu menarik tangan Aldi ke luar kelas. Aldi pun pasrah dan mengikuti ke mana Mita membawanya.

Laura kembali memfokuskan pikirannya ke ponsel yang ia mainkan sedari tadi. Tiba tiba Anggerio memasuki kelas X2.

"Hai sayang," sapa Anggerio kepada Laura. Laura yang mendengar suaranya pun mengangkat kepalanya dari ponsel.

"Hai juga, sayang. Pas banget ke sini. Gue bosen sendirian," ujar Laura. Anggerio mengacak rambut Laura pelan.

"Nanti temenin gue ke toko buku ya? Gue mau beli buku kimia. Buku kimia gue dihilangin sama si sotoy."

"Boleh, boleh. Pas banget gue juga mau beli novel. Novel yang gue baca di rumah udah maunya habis."

Kriiiiing!

"Eh, udah bel. Gue masuk kelas dulu ya, Ra. Bentar lagi guru yang ngajar galak." Anggerio mengecup kening Laura lalu pergi kembali ke kelasnya.

Laura berdiri dan mengintip Anggerio lewat jendela "Eh, Ger. Nanti jam berapa ke toko bukunya?"

"Pulang sekolah. Nanti sekalian lo gue anterin pulang." Anggerio melanjutkan jalannya kembali ke kelas setelah selesai menjawab pertanyaan Laura.

Laura kembali duduk di kursinya. Lalu Salsha menoleh ke belakang.

"Kenapa tuh anak samperin lo?"

"Minta gue temenin ke toko buku." Laura mengambil ponselnya dan memainkannya.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang