ANGGERIO'22

764 52 10
                                    

Kringgg... Kringgg... Kringgg...

Bel berbunyi 3x tanda jam sekolah telah usai. Tiba waktunya untuk para siswa pulang kembali menuju kandangnya masing-masing. Semuanya dengan serentak langsung membereskan buku-buku, alat tulis, serta barang lainnya ke daam tas tepat di detik dimana suara nyanyian surgawi itu berdentang.

"Pulanggg... i'm comming home." Aldi dengan semangat 45 memakai tas nya di atas kepala.

"Sana pulang ke rumah lo! Rumah Bapa di Surga!" ujar Laura sambil jalan menuju keluar kelas. "Cuma orang normal yang bawa tas dikepala."

"Iyakan, benerkan gue normal? Jadi gua bawa tas dikepala," ujar Aldi pelan. " Ya elah princess Laura ayang. Dimana-mama manusia semacam gue itu kalau pulang ya ke istana kerajaan. Bukan ke rumah Bapa di Surga. Mati dong gue," kata Aldi dengan suara yang agak ditinggikan agar Laura yang sedang jalan ke luar kelas mendengarnya.

"Lo pikir lo prince gitu? Aduh mas! Hello ngaca mas ya!" ujar Mita sambil menunjuk-tunjuk Aldi dengan tertawa.

"Duh sorry ya. Gue cowo. Ga punya kaca."

"Nah, Mit. Lo dengerkan, makhluk satu itu ga punya kaca. Pinjemin tuh kaca lo ke dia. Biar dia ngaca dan sadar diri pastinya," kata Salsha.

Mita pun mengacungkan jempolnya tanda siap dan dengan cepat ia mengambil kaca miliknya yang setiap hari ia tinggal dilaci sekolah. Kaca yang besar hampir penuh sebesar loker mejapun ia keluarkan.

"Nih! Kaca! Ngaca sana!"

"Eh buset. Lo sekolah niatnya belajar atau ngaca natapin diri sendiri? Ini kaca atau kaca nih. Besar banget gila kayak kaca ajaib Ibu tirinya Snow White."

"Sorry ya. Snow White. Gue Snow White. Bukan ibu tirinya Snow White!"

"Iya deh iya, princess Snow White. Mulai sekarang kita musti panggil Mita princess Snow White ya, guys," ujar Laura dari luar jendela. Sambil menahan geli di perutnya karena perdebatan Aldi dan Mita.

"Buruan keluar elah. Sambil jalankan bisa debatmya. Udah dilanjutin nanti aja pacarannya. Betah amat sih di sekolah," ujar Florin sambil menata rambutnya.

"IDIH! GUE? PACARAN SAMA IBLIS, SETAN, HANTU, GENDERUWO, POCONG, TUYUL, KUNTILANAK SATU INI!?" teriak Mita lebay sambil menunjuk-tunjuk Aldi.

"Ya Tuhan lebay banget ni bocah jadi orang. Hey, dengerin ya. Dimana-mana tuh ga ada yang namanya kuntilanak cowo. Tau!?" protes Aldi.

"Yeee... terserah gue dong. Harusnya lo banggakan jadi kuntilanak cowo satu-satunya dimuka bumi ini. Biar viral."

"Mas, Mbak. Debat boleh. Tapi sambil jalan plis. Debat diperjalanan aja." Salsha mendorong Mita dan Aldi menuju keluar kelas.

Setibanya di depan kelas. Mita melihat sekeliling. "Geraldo my bebeb dimana?" tanya Mita yang hanya melihat kehadiran Laura, Anggerio, dan Florin saja.

"Dia lagi rapat OSIS," jawab Anggerio. "Udah, ayo jalan. Keburu sore." Anggerio menaruh lengannya dipundak Laura.

"Ini sekolah ya, guys," sindir Sasha. "Aduh, kok panas ya. So hot you know? So hot." Salsha berlagak seperti sedang kepanasan dan mengipaskan tangan didepan wajahnya. "Jomblo akut sakit mata."

"Dih, ngaku kalau jomblo akut."

"Lah, sadar diri. Lo juga jomblo akut kali, Mit."

"Lah, gelar jomblo akutnya jangan bawa-bawa gue dong. Gue emang jomblo. Tapi ga akut ya. Ga lama gue bakal taken kok. Tunggu aja," ujar Mita sambil jalan mendahuli yang lain dengan tangan yang dibuat seperti orang yang sedang terbang melayang dengan lompat-lompat kecil.

"Hah? Seriussn lo Mit? Siapa? Wah parah gila lo ga cerita-cerita," ujar Laura kepo dan menebak-tebak dalam pikirannya siapa orang yang akan menjadi pacar sahabatnya itu.

"G-e-r-a-l-d-o," eja Mita.

"Yuk pergi yuk. Cape gue. Nyesel gue nanya."

"Gue udah duga ni anak pasti ngelantur lagi. Gue juga nyesel dengerin dia ngomong tadi," ujar Aldi bete.

"Udah, udah. Jangan dibully lagi tuh anak. Kalau ternyata suatu saat dia dapet pacar gimana? Kalau pacarnya Geraldo beneran gimana? Mampus ga tuh kalian nyesel," ujar Florin.

"Aduh! Emang ya, lo tuh sahabat terbaik gue, Flo! Gue makin sayaaanggg, deh. Sama lo." Mita memeluk Florin erat.

"Duh, lo bau ketek tau ga."

"Gapapa. Yang penting lo senengkan gue peluk? Yang penting lo sayangkan sama gue? Ngakuuu Flooo... ngakuuu Flo sayangkuuu..."

"Sumpah, lama-lama gue cape hidup di dunia ini. Apa lagi sama dramanya Mita. Ini sekaranh apaan lagi coba? Lo sekarang sukanya sama cewe, Mit?"

"Ih. Apaan sih, Ger! Benci yau ga sih gue tuh sama lo!"

"Eh, Mit. Kalau lo benci sama Anggerio, artinya lo juga benci sama gue. Oke, fix. Kita bye!" ujar Laura sambil jalan mendahului yang lain.

"Aaa... Laura jangan gitu dong. Oke, oke. Gue sayaaanggg kok sama Anggerio."

"APA!? Ulangi lagi omongan lo! Oh, lo mau nikung gue ya ternyata!? Nusuk gue dari belakang ya lo!" kata Laura.

"Well, itu lah cewe, Mit. Dia selau benar. Dan lo yang salah," ujar Anggerio.

"Gue juga cewe btw," kata Mita.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang