ANGGERIO'18

2.3K 123 9
                                    

"Laura, ada temen temen lo tuh di ruang tamu. Buruan bangun." Luna mengguncang guncang tubuh Laura. Tetapi Laura tidak merespon apa apa.

"Udah jam dua siang ini, gila. Dan lo tetep belum bangun?"

"Aish, berisik. Gue ngantuk. Lo ngertiin gue dong. Gantiin posisi gue aja dah. Lo ngaku jadi gue." Laura menutup kepalanya dengan bantal dan kembali melanjutkan mimpi indahnya.

"Gila apa? Di depan Anggerio lo suruh gue pura pura jadi lo. Dan sekarang? Lo suruh gue pura pura juga ke temen temen lo?"

"Aaa... ga mau tau gue." Laura menutup kepalanya semakin erat dengan bantal.

"Lo pikir gue mau tau apa kalau lo nya aja ga mau tau. Ini urusan hidup lo tau. Pokok gue turun ke bawah dan bilang kalau lo masih tidur dan susah di bangunin."

Laura tidak menghiraukan perkataan Luna dan tetap melanjutkan mimpi indahnya. Luna pun menyerah dan pergi ke ruang tamu untuk memberi tau teman teman Laura bahwa Laura sedang tidur dan susah dibangunkan.

"Nah, itu Laura." Aldi menunjuk Luna yang sedang jalan mendekat kearah Aldi, Florin, Salsha, dan Mita.

"Ah, gue bukan Laura. Gue Luna," ujar Luna sambil tersenyum lembut.

"Aldi noh sok tau." Mita menonyor kepala Aldi.

"Hehehe. Ya sorry. Mana gue tau coba kalau itu Luna. Mukanya sama lagi." Aldi menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum tolol.

"Btw, Laura nya mana?" tanya Florin kepada Luna.

"Lagi tidur. Susah banguninnya," jawab Luna.

"Ya udah deh. Biarin dia tidur."

"Laura tidur ga mau bangun soalnya mimpinya lebih indah daripada kenyataan hidup nya. Hahaha." Aldi tertawa mendengarkan candaannya sendiri. Yang lain pun ikut tertawa.

"Oh iya, mau minum apa?" tanya Luna.

"Ah, nggak usah. Ngerepotin," ujar Salsha.

"Iya, ini juga mau pulang." Florin beranjak dari duduknya. Yang lain pun ikut berdiri.

"Kita pulang dulu ya," pamit Mita kepada Luna.

"Iya." Luna mengangguk dan mengantar mereka pergi keluar rumah.

• • •

Ponsel Laura berdering. Laura pun terbangun dari tidurnya dan mencari ponselnya dengan mata lima watt. Ia meraba-raba tempat tidurnya. Tetapi dia tetap tidak juga menemukan ponselnya.

Laura pun beranjak dari tempat tidurnya sambil jalan meraba raba seperti orang buta. Ia meraba-raba meja belajarnya. Tetapi ia tidak merasakan ada ponsel di sana. Laura pun berbalik untuk mencari ponselnya di meja rias. Tetapi—

"Ahhh..." Laura jatuh tersungkur karena tersandung kursi. Ia tidak tau kalau di depannya ada kursi karena ia masih mengantuk dan matanya hanya terbuka 1mm.

"Aduuuhhh..." Laura merintih kesakitan dengan keras sambil mengusap pantat nya yang sakit karena terbentur lantai. Luna yang mendengar suara rintihan pun segera mencari asal suara tersebut.

"Aaawww... sakiiittt..." Laura merintih kesakitan lagi. "Kursi sialan!" Laura pun menendang kursi itu keras keras hingga kursi itu terpental ke meja belajar hingga barang barang di meja belajar berjatuhan ke lantai. Tapi sialnya, karena terlalu keras terpental, kursi itu pun kembali lagi dan menimpa Laura.

"AAAHHH!!!" Laurapun menjerit jauh lebih keras. Luna yang yakin bahwa itu suara Laura pun segera mendekati asal suara tersebut. Yaitu kamar laura.

"Laura, lo kenapa?" luna yang panik melihat Laura terkapar di lantai dengan barang yang berserakan di mana mana pun segera menghampiri Laura.

"Lo kenapa? Jatuh?" Laura menjawab pertanyaan Luna dengan gelengan kepala.

"Broken heart?" Laura menggeleng lagi.

"Lah terus kenapa?" Luna mengedarkan pandangannya. Matanya terhenti pada suatu benda. Cutter.

"Ahhh!" Luna menjerit terkejut. "Lo mau bunuh diri ya?"

"Gue gak mau bunuh diri! Gue maunya bunuh lo yang banyak tanya! Tapi sebelumnya gue mau bunuh kursi itu dulu!" Laura mengambil cutter di sebelahnya lalu ia mendekati kursi tersebut.

"Aaa!!! Kursi sialan!!! Sialan!!!" Laura teriak teriak tidak jelas sambil menusuk tusuk kursi yang ada di hadapannya itu dengan cutter.

Luna pun hanya menganga melihat tingkah saudaranya itu. Jatuh? Nggak. BrokenHeart? Nggak. Bunuh diri? Nggak. Apa jangan jangan...

"Mamaaa!!! Papaaa!!! Laura kerasukannn!!!" Laura segera keluar dari kamar Luna dan lari mencari kedua orang tuanya.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang