ANGGERIO'1

5.9K 350 30
                                    

"Luna! Luna, tungguin! Parah lo kalau jalan cepet banget. Gue cape tau nyusulnya." Laura lari menghampiri Luna, kakak alias saudara kembarnya itu.

"Ya ampun, Laura. Bukan gue yang cepet jalannya. Tapi jalan lo yang lama kayak siput." Laura hanya dapat memanyunkan bibirnya setelah mendengar kata kata itu. Mereka berdua pun jalan menuju taman yang jaraknya tidak jauh dari rumah mereka.

Laura duduk di ayunan sebelah Luna, menikmati angin Jakarta yang sejuk di perumahannya sambil membaca novel kesukaannya.

Laura adalah satu most wanted girl di sekolahnya. Dia adalah cewek yang cantik, manis, imut, dan ramah. Meskipun begitu, dia kurang pandai di kelas karena dia adalah salah satu dari sekian banyak spesies yang paling anti dengan kata belajar.

"Eh, ponsel lo bunyi tuh. Ada yang telepon."

Laura melihat ponselnya. Ternyata benar. Ada telepon masuk dari group Line.

"Hai guys! Ada apa kok telepon?" kata Laura memulai pembicaraan.

"Aaa! Gue bosen nih! Jalan jalan yuk ke mana gitu?" rengek Salsha.

"Iya nih, di rumah kaga ada kerjaan," balas Mita.

"Nonton aja yuk? Mau ga?"

"MAUU!!" teriak Florin dengan sangat antusias.

"Wah, ide bagus tuh. Setuju gue. Jam berapa enaknya?"

"Gimana kalo jam lima?"

"Deal!"

"Nonton hangout gimana? Gue pingin banget lihat filmnya."

"Genrenya apa tuh film? Kalo romance gue ga mau. Takutnya ntar gue baper. Biasa, jomblo," kata Laura cengengesan.

"Genrenya thriller-komedi kok. Tenang aja. Bakal seru banget pokoknya." Mita meyakinkan Laura.

"Oke deh, gapapa."

"Eh, udahan dulu ya. Gue matiin dulu ya telponnya. Nyokap gue udah ngomel-ngomel minta dianter ke supermarket."

"Oke!" jawab Mita, Flo, dan Laura serempak.

Tut. Tut. Tut.

Telpon dimatikan oleh Salsha.

"Siapa yang telpon?"

"Biasa, temen gue. Ngajakin nonton," jawab Laura malas. Luna hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Eh, gue pulang dulu. Mau mandi habis itu siap-siap. Nanti jemput gue ya?"

"Jam berapa? Gue ga bisa. Soalnya udah ada janji ngedate sama Kenny."

"Jam 7. Tapi ga apa apa deh kalo lo ga bisa. Gue ga maksa kok."

"Sorry banget ya, Ra," jawab Luna sambil memasang muka bersalah.

"Gapapa kok. Ya udah, duluan ya. Bye muach..." Laura lari menuju rumahnya, meninggalkan Luna yang masih duduk manis di ayunan taman. Sesampainya di rumah, Laura langsung mandi dan siap-siap untuk pergi nonton bersama ketiga temannya.

Tak butuh waktu lama untuk Laura mandi dan siap siap. Ia pun mengambil ponsel yang tadi ia letakkan diatas tempat tidur. Lalu ia keluar kamar dan menuju ke lantai bawah.

"Ma, Laura pergi nonton dulu ya!" teriak laura kepada Ibunya—Anisa yang sedang memasak di dapur.

"Iya! Hati-hati di jalan ya! Jangan pulang malam-malam!" sahut Anisa pada anaknya yang sudah membuka pintu dan keluar menaiki motornya.

ANGGERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang