15

1.6K 135 2
                                    

Tiba-tiba Al mengurungkan niatnya untuk melepaskan pelatuknya, memutar kepalanya kearah dengan ketika ia merasakan tak ada pergerakan dari Stuart yang kini tengah menatapnya kosong.

"Setidaknya... aku tak akan membunuh seseorang dihari kebahagiannya bukan ?" Ujar Al menyadarkan lamunan Stuart.

"Aku yang bodoh ternyata" gumamnya, kini matanya sudah normal kembali

"Masih ingin disini ? Jangan salahkan aku jika aku berubah pikiran"

"Albert ? Itu namamu bukan ?" Tanya Stuart menatap pria disampingnya.

"Kenapa ?" Tanya Al balas menatap Stuart.

"Setidaknya, aku tak akan bingung" ujarnya sebelum memutuskan keluar dari mobil Al dan melangkah masuk kembali kedalam gedung.

^^

Olivier sedang menikmati mie cup nya didepan layar-layar persegi panjang yang tak pernah padam, layar yang berada tepat dihadapannya tampak sedang memproses sebuah data sampai beberapa detik kemudian data yang ia cari akhirnya muncul.

Ohok... ohok...

Olivier tersedak tatkala menscroll benda kecil yang berada dihadapannya

"WAH !!!" teriaknya heboh, membuat Zero yang sedari tadi duduk disampingnya yang sudah mulai berselancar dialam mimpinya terlonjak kaget dan mengarahkan tatapannya kearah apa yang membuat Olivier heboh.

Ekspresi yang sama juga ditunjukan oleh Zero, rahangnya bahkan menganga ketika melihat data yang disajikan disana.

"Apa-apaan ini ?" Ujar Olivier "kenapa pria ini mirip dengan Al ?" Tunjuknya pada sebuah photo.

"Ini konyol !" jawab Zero tidak percaya

"Kau juga tidak percaya ?"

"Tentu saja, aku mengenal Al sejak dia balita"

"A...pa ?"

"Ya... tentu saja, tak mungkin dia mempunyai seorang saudara kembar. Yang ia punya hanya seorang kakak perempuan"

"Lalu ?" Ucap Olivier tidak percaya "wah.... aku jadi merinding"

"Dimana Al ? Apa dia sudah pulang ?"

"Belum, aku rasa dia langsung berpatroli"

"Kau bisa melacaknya ?"

"Tunggu sebentar" Olivier mengutak-atik keybord dihadapannya dan terlihat tanda berkedap-kedip dihadapannya yang menunjukan sebuah peta lokasi.

"Dia sedang mengemudi sepertinya"

"Sambungkan padanya"

"Oh... baiklah"

Tak beberapa lama terdengar gumaman Al yang menjawab sambungan mereka.

"Kau dimana ?" Tanya Zero

"Kenapa ?"

"Jawab pertanyaanku !"

"Mengerjakan tugasmu puas ?" Jawab Al, Zero memegang tengkuknya "ada apa ? Ada masalah ?"

"Tidak"

"Aku dalam perjalanan kembali"

"Baiklah aku menunggumu" sambungan pun diakhiri.

"Aku bisa mati penasaran kalau begini"

^^

Tepat pukul 7 pagi, Al muncul ketempat meeting mereka dan langsung disuguhkan pemandangan yang tak mengenakan dimana semuanya tampak tertidur tepar berserakan didalamnya.

Al melangkah kedepan komputer milik Olivier dimana disana Olivier bersama Zero tengah terlelap tidur padahal jika dilihat sekilas saja posisinya tampak tak nyaman dan jangan salahkan Al jika mereka mengeluh sakit.

Tak sengaja Al menyenggol benda berbentuk tikus sehingga layar dihadapannya menyala, terlihat beberapa pekerjaan Olivier, game, ataupun yang lainnya yang terpangpang dihadapannya. Sampai Al tertarik pada sebuah photo yang tengah dibuka dilayar tengah, menatapnya penasaran sampai ia memindah-mindahkan slidenya.

Sungguh... ketika pertama kali Al melihatnya ia tampak terkejut sampai ia semakin penasaran, sehingga ia terhenti disebuah photo yang tampak menunjukan gambar dua orang pria yang sedang saling merangkul satu sama lain. Ekspresi mereka tampak bahagia dengan senyuman lebar menghiasi masing-masing wajahnya.

"Kau juga terkejut bukan ?" Al menengok kebelakang tatkala mendengar perkataan Zero yang sudah duduk dari posisinya. "Kau sungguh tidak mempunyai saudara kembar ?" Tanya Zero dan mendapatkan tatapan malas oleh Al.

Hell... Al dan Zero sudah saling kenal bukan dari satu atau dua tahun kebelakang, melainkan dari kecil. Kedua orang tua mereka adalah rekan sama seperti dia dan Zero sekarang, ibarat kata mereka tumbuh bersama meski dalam didikan yang berbeda. Dan sekarang ? Apa tidak konyol Zero bertanya seperti itu ? Padahal ia sudah sangat kenal siapa-siapa saja anggota keluarganya. "Tapi..." Zero menggeser posisinya dan menunjuk pria yang terpangpang dilayar tersebut "bukankah dia pria yang menyerang Xavier dulu ? Itu... berarti mereka berdua adalah vampire ?" Tanya Zero.

Al kembali pokus kelayar dihadapannya "siapa dia ?"

"Dia adalah putra satu-satunya dari Thomas Thom, pemilik rumah sakit itu. Anaknya sudah tewas 10 tahun silam akibat sakit yang dideritanya, tak ada informasi lain setelah itu"

"Benarkah ?"

"Ya... mereka berdua adalah saudara sepupu, Stuart dan Jason" ujar Zero mengetuk layar tersebut tepat menunjuk keduanya. "Jadi... seperti yang kau duga, mereka menggunakan darah itu untuk konsumsi para vampire"

Al tampak berpikir sambil menatap lekat photo pria yang bernama Jason tersebut, sekelebat bayangan ketika beberapa orang yang memanggilnya dengan nama tersebut. Gadis diarea tembakan, pria dirumah sakit, bahkan Stuart... pria itu memanggilnya dengan sebutan itu.

"Kau ingat gadis diarena tembakan itu ?"

"Oh... gadis yang mengejarmu dan memanggilmu Jason ? Aku sedang memikirkannya tadi. Gadis tersebut adalah adik dari ibunya Stuart"

"Bagaimana dengannya ?"

"Apa ?"

"Maksudku pria yang bernama Jason tersebut"

"Aku dengar dia anak yang cerdas dan baik, dia cukup terkenal dimasa sekolahnya dahulu karena sikafnya yang baik dan ramah. Sebelum krmatiannya, ia tak pernah masuk sekolah dan beberapa hari kemudian setelah kelulusan kematiannya menghebohkan"

"Kau yakin ?"

"Apa ?"

"Aku rasa ada yang aneh dengan ini"

"Apa maksudmu ?"

"Dia bukan manusia, tak mungkin dia jatuh sakit bukan ? Jika itu 10 tahun yang lalu, organisasi kita sama sekali belum terbentuk dan juga tak mungkin dia sengaja mencelakai dirinya sendiri melihat bagaimana dia hidup ?"

"Apa dia kecelakaan ?"

"Ada catatanya ?"

"Jelas catatan dokter menunjukan jika dia mempunyai riwayat penyakit parah"

Al terdiam kembali tapi detik selanjutnya senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Oh... aku tau apa sebabnya dia seperti tadi" ujar Al pelan tapi masih dapat terdengar oleh Zero

"Apa maksudmu ?"

"Kau bilang dia ramah dan baik ?"

"Ya... aku dengar juga dia sang..." perkataan Zero terhenti, matanya membola seketika "ya... apa yang kau rencanakan ?"

"Apa kita bisa mengulik tentang mereka dengan cara ini ?"

"Jangan... jangan... kau ?" Tebak Zero, Al tiba-tiba tersenyum dan membuat Zero merinding "kau sungguh-sungguh akan melakukannya ?"

"Kenapa tidak ? Ini jackpot untuk kita" jawab Al, Zero hanya menghela napasnya.

^^

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang