41

1.4K 129 1
                                    

Kalian pernah membaca kisah sebelumnya bukan ?
Dimana Jason membunuh para vampire kanibal yang membunuh vampire yang lainnya ?

Mari kita ingat kembali.... (khususnya para readers yg udh lpa atau blm baca prince ;) )

Pada saat itu Jason menemukan persembunyian para vampire kanibal dengan tidak sengaja, bukan hanya Jason saja melainkan Stuart dan juga Excel berada disana, menyaksikan segalanya. Dimana sang pemimpin mereka meraung kesakitan tatkala Jason menggigitnya dan pria itu mengeluarkan banyak darah yang tak bisa berhenti dan dalam satu perintah semuanya menjadi hancur berkeping-keping menyisakan darah yang perlahan musnah menjadi abu.

Ya... pria diphoto itu adalah pria yang dibunuh oleh Jason, pemimpin para vampire kanibal yang memangsa para tunawisma dan para vampire lainnya.

Entah apa hubungan Al denga  pria itu, yang jelas pria itu telah tewas dan menjadi abu.

"Lalu apa yang harus kita lakukan ?" Tanya Bram setelah Stuart mengingatkanya pada sebuah cerita yang ia utarakan dahulu tatkala Jason jatuh pingsan dan tak sadarkan diri pada saat itu.

"Kita bisa menceritakanya langsung padanya" ide Perdi

"Percuma, ia tak akan mempercayai kita. Kita tak mempunyai bukti akan hal itu"

"Buktinya dia mencarinya dan tak mungkin bisa menemukannya seumur hidupnya" perkataan Perdi ada benarnya, yang jadi masalah bagaimana caranya mereka menyampaikan hal ini pada Al ?

"Aku sendiri yang akan menyampaikannya" Thom muncul bersama Jered entah sejak kapan.

"Thom ?"

"Apa kau tau ?" Thom duduk disamping Stuart diikuti oleh Jered "penyebab dia mencari pria ini ?" Tanyanya.

"Entahlah..." jawab Stuart

"Pasti ada sesuatu yang terjadi dan berkaitan dengan pria ini, seseorang tak mungkin mencari orang lain jika tak ada yang ingin mereka bicarakan atau sampaikan" kali ini Jered ikut bergabung dalam percakapan.

"Vampire kanibal" gumam Thom memikirkan sesuatu

"Apa mungkin..." Bram dan Stuart berkata beberengan memikirkan sebuah dugaan yang terlintas dipikiran keduanya.

"Seseorang yang menjadi korbanya" tebak Bram sama halnya yang ada dipikiran Stuart.

"Maksudmu ?" Tanya Perdi

"Keluarga, sanak saudara atau seseorang yang penting bagi dirinya mati terbunuh oleh para vampire kanibal" jawab Stuart semangat, akhirnya ia menemukan sebuah harapan.

"Itu tidak mungkin..." pikir Jered "Al mempunyai keluarga yang masih utuh, hidupnya tak pernah ada masalah dan selalu dilungkupi prestasi-prestasi yang luar biasa. Itu yang aku telusuri selama ini..."

"Bagaimana dengan saudaranya ?"

"Dia mempunyai saudara perempuan dan mereka tampak dekat hingga sekarang"

"Teman dekatnya ?"

"Satu-satunya teman dekatnya adalah orang yang selalu bersamanya, kaki tangannya, seseorang yang mengikutinya hingga sekarang"

"Kekasihnya ?"

"It..." perkataan Jered terhenti sementara, ia memikirkan sesuatu. Kekasih ? Menurut informasi yang Jered peroleh, Al tidak mempunyai kekasih... tetapi... "dia mempunyai seirang sahabat wanita"

"Apa ? Siapa ?" Tanya Stuart penasaran.

"Mereka bertiga, Al, Zero dan gadis itu menjalin sebuah ikatan persahabatan sejak lama. Setauku sang gadis itu tewas dibunuh seseorang"

"Dia tewas ?"

"Ya... aku rasa itu bukan pembunuhan biasa karena setelah itu Al dan Zero melakukan pencarian atas kasus pembunuhan tersebut"

"Lalu ?"

"Kasus itu ditutup karena kurangnya bukti dan tidak adanya saksi selain Al sendiri"

"Apa maksudmu ?"

"Aku dengar gadis itu tewas dihadapan Al"

"Apa ?"

"Tunggu... ada yang mengganjal dari ceritamu" ujar Thom "kasus itu ditutup karena kurangnya bukti dan saksi ? Padahal jelas dia tewas dihadapan Al bukan ?"

"Benar" jawab Jered

"Kau tak merasakan sesuatu yang ganjal dengan hal itu ? Jika ia mati dibunuh tentu ada sebuah alat yang digunakan oleh pelaku bukan ? Tapi... tak ada bukti apapun dan saksi tak menemukan apapun"

"Apa jangan-jangan..." Bram tak bisa berhenti menduga-duga, mereka hampir selesai menyelesaikan sebuah fuzzle yang membuat Bram begitu semangat.

"Dia mungkin tewas karena ulah vampire dan Al menyimpan dendam atas kematiannya, bagaimana pun juga seseorang yang berharga baginya tewas dihadapannya. Dia bukan ingin memusnahkan kita tapi dia hanya ingin membalaskan dendam dengan kita yang juga ikut tersered karena kita adalah sebangsa vampire yang membunuhnya" jawab Thom, semuanya tampak menghela napas tidak percaya. Semua ini hanya berawal dari sebuah dendam pada satu orang dan berakhir kehancuran semua orang.

"Jadi... apa yang akan kau lakukan sekarang ?" Tanya Perdi

"Aku akan menemuinya dan berbicara langsung padanya, kau dan Jered bertugas untuk memberikan penawar yang baru saja aku selesaikan" jawab Thom

"Kau berhasil ?" Tanya Bram berbinar senang

"Ya... aku sudah mencobanya dan itu berhasil"

"Ah... syukurlah" semuanya bisa bernapas lega.

Thom baru saja menciptakan sebuah kapsul yang bisa mencair dalam sebuah air dan kapsul itu akan menjadi sebuah gumpalan atau aliran darah sesuai denga ml air itu sendiri.

Sebuah karya yang luar biasa yang diciptakan Thom dan juga Jered, mereka sudah berusaha dan semoga saja ini berhasil. (Jika kalian pernah nntn anime vampire knight benda yg dikonsumsi Zero, seperti itulah bentuknya. Hehehe...)

Perdi dan Jered akan mendistribusikannya, Bram dan Stuart akan mengingatkan mereka tentang sumpah mereka pada Jason dan Thom bertugas untuk berbicara pada Al tentang pria yang Al cari selama ini.

Mereka sudah membagi tugas dengan baik dan semoga berhasil.

^^

"Al..." Audrey yang masih berada didalam mobil Al menepuk tangan Al pelan, meski seorang supir taxi yang dipesan Al sudah datang. Audrey lebih memilih untuk menyuruhnya pergi kembali setelah meminta maaf.

Audrey memang hendak pergi tadi, tapi kondisi Al tak memungkinkan untuk ia tinggalkan. Alasannya adalah, ketika Audrey menoleh pada Al ia melihat raut kesedihan yang mendalam sedang dirasakan oleh Al dan Audrey rasa tak bisa meninggalkannya.

"Jika kau tak ingin bercerita... setidaknya izinkan aku menemanimu" ujar Audrey, Al kini menunduk dalam menyembunyikan wajahnya dan matanya yang telah dipenuhi oleh kristal bening dimana satu kedipan saja membuat pertahanan itu hancur seketika.

Al tidak boleh memperlihatkan sisi lemahnya tapi... jujur Al merasa ini semua tak adil bagi kekasihnya dimana ia menyerah akan takdirnya.

"Al..." ujar Audrey kembali, Al menghembuskan napasnya kasar sebelum melirik Audrey yang menatapnya penuh kasihan.

"Benar... kita akhiri saja, aku sudah lelah" ujar Al.

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang