35

1.5K 127 3
                                    

Luka apa yang paling menyakitkan setelah cinta ?
Luka kehilangan mungkin...
Apa yang terjadi jika keduanya ada ?
Jawabanya akan mengingatnya seumur hidup kalian.

Itulah yang terjadi pada Al, gadis yang menjadi cinta pertama dan mengharapkan menjadi cinta terakhir kini sudah lebih dahulu meninggalkannya.

Mereka bersama bukan dalam waktu yang singkat, bahkan mereka bersama sepanjang hidup mereka.

Ya... mereka jatuh cinta pada saat mereka tau apa itu yang dinamakan cinta.

Cinta dan sahabat, mungkin menurut orang lain itu adalah dua hal yang harus dipisahkan. Tapi... bagi Al dan Vio itu adalah dua hal yang saling mengikat.

Mereka bisa saling mencinta dan menyayangi dalam waktu bersamaan, membagi keluh kesah dan bahkan saling membagi kebahagiaan bersama. Ibarat kata... tak pernah ada perkelahian dikisah cinta mereka yang ada hanyalah saling pengertian.

Sangat indah bukan ?

Al mencintai Vio, Vio mencintai Al. Apalagi yang harus dipertanyakan atau dipertimbangkan untuk saling mengikat janji ?

Al sudah cukup menemukan sosok yang bisa mengerti dirinya dan Vio sudah cukup menemukan sosok yang melindunginya.

Tapi... takdir tetaplah takdir.
Jalan hidup tetaplah jalan hidup.
Tak semuanya berjalan mulus, demikian pula kisah cinta Vio dan Al dimana musibah yang langsung menimpa mereka begitu menyakitkan.

Malam itu...
Al berniat melamar Vio disebuah taman, karena Al tak bisa berbohong pada Vio. Ia bahkan dengan gamblangnya mengatakan bahwa ia akan melamar Vio ditaman favorit mereka. Mendengar kabar yang langsung dari mulut Al membuat Vio sangat senang dan bersemangat, ia pun datang ketaman tersebut.

Tapi.. alih-alih Vio menemukan Al dengan suasana romantisnya, justru ia bertemu segerombolan vampire yang tengah berpesta.

Vio hanya gadis biasa, yang akan terduduk lemas karena shock dan hanya akan menjerit kesakitan karena dilukai.

Malam romantis itu berubah duka yang dalam dihati Al. Al bahkan bersumpah untuk membunuh para vampire dan tak akan membiarkan mereka hidup apapun alasannya, itulah yang membuat Al sangat muak pada makhluk bernama vampire itu.

Tapi... sekarang sumpahnya ia ingkari, hal itu membuat Al merasa buruk pada Vio dan membuat dia merasa bersalah.

"Lupakan dia... dia sudah tenang disana" ujar Zero menepuk Al yang berada dibalik selimutnya

"Aku merasa buruk sekarang" lirih Al, Al akan terlihat lemah jika sudah menyangkut dengan masalah ini

"Keputusanmu sudah benar, dia akan menyetujui keputusanmu ini"

"Apa dia akan memaafkanku ?"

"Dia akan mengerti"

"Kenapa...kenapa hal ini terjadi padaku ?" Ujar Al nada bicaranya mulai bergetar

Zero sangat mengerti dengan luka yang didapat oleh Al.

"Keputusanmu sudah tepat Al"

"Aku tau" jawab Al menenggelamkan wajahnya kebalik bantalnya

Zero hanya dapat menghela napasnya, ia hanya ingin Al melupakan peristiwa itu yang mungkin saja akan sulit. Zero pun tak tau apakah mampu sekuat ini jika ia berada diposisi Al

^^

"Satu kesempatan ? Kau bersungguh-sungguh ? Dia memberikan kita satu kesempatan ?" Tanya Bram setelah semuanya berkumpul dikediamannya

"Ya... hanya tiga hari ayah" jawab Stuart

"Tidak masalah... kita harus menyelesaikan ini" kali ini Perdi yang membuka suara

"Apa rencanamu ?" Tanya Tedd

"Aku akan datang keperpustakaan kastil dan membawa surat dari Jason dan tugas kalian mengumpulkan para vampire"

"Akan sangat sulit mengumpulkan mereka" pikir Tedd

"Kita berpencar, oh... kita juga harus meminta bantuan dari para vampire yang masih setia"

"Akan ada keributan, Perdi" Thom mengemukakan pendapatnya. Benar juga yang ada adalah mereka saling serang

"Bagaimana kalau begini" Ujar Jered "kita sebarkan isi surat Jason dari mulut kemulut, ini akan jauh lebih mudah. Lalu.... kita tunjukan apa akibatnya jika melanggarnya"

"Siapa yang akan melakukannya ?" Tanya Thom

"Aku" jawab Tedd tiba-tiba membuat mereka membisu "aku melakukan kesalahan karena menghisap darah manusia dan menyakitinya"

"Tedd... kau ?" Tanya Bram kaget

"Aku melakukannya, ini adalah murni kesalahanku"

"Tapi..."

"Ini sudah pilihanku"

"Tidak..." ujar Thom "cukup hanya Jason yang mengorbankan dirinya untuk kita, tidak lagi. Aku tak akan mampu menanggungnya untuk kedua kalinya"

"Tapi... Thom, Aku..."

"Jason akan sedih jika kau melakukannya Tedd"

"Tak ada pilihan Thom, aku akan mati"

"Apa maksudmu ?!" Bentak Thom

"Aku meminum darah Al dan aku rasa seumur hidupku sekarang aku hanya akan bisa bertahan hidup hanya dengan darah itu"

"Apa ?" Kali ini semuanya merespon hal yang sama

"Ya... entah mati karena senjata Al, entah mati karena kehausan. Aku tetap akan mati, aku hanya tak ingin mati sia-sia"

Hening...
Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Kejadian ini terulang kembali, sebuah opsi yang jauh dari kata bisa dipilih.

"Masih ada cara lain" ujar Bram

"Apa ?" Tanya Tedd pelan

"Kita bisa membujuk Al untuk memberikanmu setetes darahnya" jawab Bram

"Apa kau gila Bram ?" Tanya Tedd

"Kenapa ? JIKA DIA MENYURUHKU UNTUK BERSUJUD DIHADAPANNYA AKU AKAN MELAKUKANNYA, dia sudah memberikan kita satu kesempatan. Kenapa tidak ?" Kesal Bram.

"Benar, masih ada cara lain Tedd. Kita akan membantumu" ujar Perdi, Tedd hanya tersenyum miris.

^^

"Apa Al didalam ?" Tanya seorang gadis yang tak lain adalah Hellen pada Zero yang baru saja keluar dari klinik.

"Ah... ya ampun kak, kau mengagetkanku" jawab Zero, Hellen berdecis "sedang apa kau disini ?" Tambahnya

"Sejak kemarin aku disini bodoh, kalian terlalu sibuk dengan pekerjaan kalian" jawab Hellen

"Ah... maaf, aku sudah mengabaikanmu"

"Ck... sudah-sudah... kau menjijikan Zero" decis Hellen "bagaimana keadaan Al ? Aku dengar dia menghentikan sementara operasi kalian, apa itu benar ?"

"Ya... begitulah"

"Apa dia baik-baik saja ?"

"Seperti yang kau duga, dia dihantui penyesalan"

"Tsk... dasar pria, seharusnya mereka mencari gadis lain untuk mengobati luka mereka"

"Pria tidak seperti itu kak"

"Itu sebabnya sebangsa kalian paling hobby merusak kebahagiaan orang lain" kesal Hellen "minggir !! Aku ingin masuk !" Hellen mendorong tubuh Zero untuk menjauh dan masuk kedalam ruangan dimana Al berada.

Hellen menghela napasnya kasar tatkala melihat keadaan adiknya dibalik selimutnya.

Terkutuklah Vio yang membuat Al seperti ini.

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang