34

1.4K 131 3
                                    

"Stuart... tunggu !!" Tedd menghentikan langkah pria yang tadi membawanya, pria yang membantunya menghindar dari mautnya dan bahkan pria yang dengan gencarnya melayangkan pukulan pada pria yang hampir membunuhnya.

"Ada apa ?" Tanya Stuart bingung, lengkap dengan kerutan keningnya.

"Apa....kau baru saja menghajarnya dengan kekuatanmu ?"

"Apa aku segila itu ? Dia bisa mati"

"Tapi... kau tak memukulnya dengan keras bukan ?"

"Tidak... hanya beberapa pukulan yang membuat wajahnya memar dan tergores saja"

"TERGORES ?" Tedd sedikit berteriak, ekspresi yang sangat ganjal bukan ?

"Ya... ada apa ?"

"Cepat... !!! Kita harus kembali kesana lagi" ajak Tedd panik

"Ada apa ?"

"Kau tidak tau, darahnya dapat memancing ribuan vampire"

"Apa ?"

"Cepat !!!" Kali ini Tedd yang gantian menarik tangan Stuart untuk kembali ketempat itu dan benar saja, sudah banyak orang atau mungkin vampire yang mengelilingi mobil tersebut dan beberapa diantaranya sudah mulai mengetuk-ngetuk jendela dan jika dibiarkan bisa saja mobil itu hancur bukan ?

"Bagaimana sekarang ?" Tanya Olivier berusaha tenang, sedari tadi ia terdengar panik dan setelah mendapatkan bentakan dari Al ia baru bisa mengontrol nada bicaranya.

"Kau sudah memanggil bantuan ?" Tanya Al, jujur... perutnya kini sangat sakit karena pukulan yang melayang dari Stuart yang tepat pada ulu hatinya.

"Sudah... tapi perlu waktu yang tak sebentar untuk sampai kemari" jawab Olivier "apa kita akan berakhir dengan berada didalam koran pagi besok ?"

"Sepertinya... mereka hanya mengincarku" pikir Al

"Apa ?"

"Ya... aku..." belum selesai Al melanjutkan kalimatnya, beberapa orang yang menggerumuni mobilnya tampak tersentak kebelakang, sepertinya ada orang yang menghajarnya.

"Itu... pria tadi" ujar Olivier heboh "mereka menghajar para vampire" tambahnya

Al hanya membeku ditempatnya dengan tatapan kosongnya. Kejadian ini sudah yang kedua kalinya, dimana para vampire menghajar vampire yang lainnya.

"Al !!" Panggil Olivier membuat Al tersadar dari lamunannya "apa kita kabur saja ? Biarkan mereka mengatasinya ?" Idenya

"Kau pergi saja duluan" Al malah keluar dari mobilnya, entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Ia hanya ingin mastikan sesuatu, apa yang selama ini dipikirannya tidak salah.

"AL !!" teriak Olivier dari dalam mobil "Kau tau aku tak bisa menyetir !!" Tambahnya

Al meruntuki kebodohannya sekarang, Olivier akan terus menyaksikan apa yang akan terjadi dan bisa dipastikan besok akan ada tranding topic dimana Al akan menjadi bintang utamanya.

Hujan yang mengguyur semakin deras, beberapa vampire yang menyerah dengan pertarungannya mulai berlarian kabur dan kini hanya menyisakan dua orang jagoan yang berhadapan dengan Al

"Darahmu yang harum itu bercampur dengan air hujan" ujar orang yang sudah Al hapal wajahnya, Stuart. Pria yang sangat dekat dengan Jason

"Kenapa kalian membantu kami ?" Tanya Al

"Kau sudah tau jawabannya, kita hanya ingin membenarkan sebuah kesalahan" jawab pria yang sedari tadi berusaha menghindari tatapannya dari Al, Tedd.

"Aku belum mengerti apa maksud kalian, tapi.... setidaknya. Aku harus memberikan kalian satu kesempatan" ujar Al "aku akan membiarkan waktu tiga hari untuk membereskan kekacauan ini dan jika tidak jangan harap kalian lepas dariku" tambahnya sambil memasuki mobilnya kembali.

"Apa yang harus kita lakukan ?" Tanya Stuart pada Tedd

"Kita harus segera membereskannya" jawab Tedd "tapi yang jadi masalah adalah, apa aku bisa menahan rasa hausku ini sampai tiga hari ?" Tambah Tedd didalam pikirannya yang untung saja Stuart sudah tak berfokus padanya.

^^

"Jadi... kita akan libur selama tiga hari ?" Tanya Olivier senang

"Kau senang ?" Tanya Al sambil memutar kemudinya

"Yuhu... tentu saja, aku bisa berjalan-jalan ditaman bermain"

"Gunakan waktu itu untuk belajar mengemudi"

"Why ? Aku tidak mau !!"

"Aku tak ingin mati konyol karena telat dalam penanganan" Olivier pun mendengus

Al sebenarnya masih memikirkan apa keputusannya ini sudah tepat ? Memberikan mereka kesempatan ? Apa yang akan terjadi tiga hari kedepan ? Apa dia akan berakhir dinegara Swiss dengan surat pindah karena tak becus menjalani tugas ?

Bukan ia takut untuk dipecat, hanya... reputasinya akan benar-benar hancur nanti. Sangat sulit mendapatkan itu.

Setelah Al menghentikan mobilnya dimarkasnya, terlihat beberapa mobil masuk kedalam garasi yang sama. Ternyata mereka saling beriringan tadi, Al jadi ingin mengganti semua mobil disini dengan kecepatan mobil formula 1 agar mereka datang tepat waktu.

Setelah melihat semua orang berkumpul, Olivier mengumumkan kabar baik itu pada semua orang yang tentu saja disambut antusias oleh semuanya.

Tiga hari... sangat cukup untuk mengganti waktu tidur mereka.

"Kau benar-benar memberi mereka kesempatan ?" Tanya Zero pada Al yang sedang mengobati lukanya diklinik dibantu seorang dokter yang disediakan disana untuk berjaga-jaga jika mereka membutuhkan penanganan, tetapi... jika itu menyangkut hal yang serius seperti kasus Deon dulu maka mereka tetap harus dilarikan kerumah sakit.

"Kau harus tetap mengawasi mereka" jawab Al

"Kenapa ? Aku tidak mau, ketika semua orang mengisi waktu libur mereka yang kau berikan. Kenapa aku harus tetap bekerja ?" Gerutu Zero

"Baiklah... kalau begitu aku sendiri saja yang bekerja"

"Ya... kau dendam padaku ? Apa yang kau katakan barusan seolah menyatakan perang antara aku dan keluargamu"

"Lalu apa maumu ?" Terdengar nada kesal dari Al, Zero jadi merasa heran pada sahabatnya yang berubah sensitif dengan candaannya

"Hey... ada apa ? Kau tak seperti biasanya ?" Ketika sang dokter pergi, Zero pun duduk disamping Al yang tampak menunduk "ceritakan padaku"

"Tidak apa-apa" jawab Al membaringkan tubuhnya dikasur yang disediakan disana.

"Apa ini ada sangkut pautnya dengan Vio ?" Tanya Zero, Al menarik selimutnya sehingga menutupi seluruh tubuhnya.

Melihat itu Zero tau bahwa itulah alasan sebenarnya, Vio adalah gadis yang dicintai Al. Al sangat mencintai gadis itu melebihi apapun, tapi naas... kisah cinta mereka yang hampir saja diikat oleh satu janji berakhir dengan kematian.

Vio meninggal tepat pada saat Al hendak melamarnya, dihari pertunangan itu Al mendapatkan kabar buruk bahwa Vio meninggal dengan luka gigitan vampire.

Betapa terpukulnya Al pada saat itu, ketika ia berdiri disebuah taman dengan cincin dan bunga yang ada ditangannya hanya berakhir dengan sebuket bunga yang ia taruh disebuah pusaran yang masih basah.

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang