Bonus 1

4.4K 177 11
                                    

Suara deringan ponsel mengalihkan fokus mereka, Al sang pemilik ponsel pun mau tak mau mengangkat panggilan yang sudah ia hindari sejak dari tadi. Bukan apa-apa... ia yakin akan ada sedikit kekacauan jika ia mengangkatnya dan benar saja... baru saja tanda hijau itu disentuh sebuah omelan langsung mengarah kepadanya.

"Kau dimana ?" Tanya seseorang diseberang sana dengan nada kesalnya.

"Aku sedang dijalan" jawab Al sesuai kenyataanya, dimana ia duduk disamping Tedd yang sedang mengemudikan mobilnya dan Zero yang setia dibelakangnya.

"Sejak daritadi ?" Omelnya, Al hanya memutar bola matanya sebelum akhirnya menjawab.

"Kau pikir jarak tempatku kesana dekat ? Kita harus menyeberang beberapa negara untuk pulang, Ana..." jawab Al dengan nada penuh kesabaran yang ia tahan-tahan sejak tadi agar tidak meledak.

Bagaimana tidak meledak, Ana sejak tadi menghubunginya hanya untuk menanyakan jarak mereka untuk mencapai lokasi pernikahan Stuart dan Audrey.

Audrey dan Stuart akan sah menjadi pasangan suami istri dalam hitungan jam lagi, tapi mau bagaimana lagi. Situasi tak memungkinkan untuk mereka bertiga datang tepat waktu.

"Sudah aku katakan bukan ? Kalian pulang satu hari sebelumnya agar hal samacam ini tak terjadi ? Bisakah kalian mengerti ?" Cecarnya kembali.

"Ana... pekerjaanku tak..."

"Aku sudah bosan mendengar alasan itu" sela Ana "jika kalian tak datang dalam waktu satu jam dari sekarang, aku akan menutup pintu untuk kalian" ujar Ana lalu memutuskan teleponya sepihak.

"Auh...!!" Al kesal setengah mati sambil memukul-mukul ponselnya yang sama sekali tak bersalah itu "apa wanita selalu berpirilaku seperti itu ? Apa hanya para vampire saja ?" Kesal Al

"Aku rasa... hanya Ana yang seperti itu" jawab Tedd disela senyumnya.

"Benar... hanya dia yang seperti itu" kesal Al "sialan.... kenapa sikap menyebalkannya justru membuat aku gemas" gerutunya, tawa Tedd dan Zero lepas begitu saja.

Al benar-benar sudah berubah, pria kaku ini kini sudah bisa mengungkapkan ekspresinya. Bukan kata-kata menyebalkan saja yang terlontar dari mulutnya seperti dahulu yang selalu berkata sinis dan tajam, melainkan kata-kata yang sering membuat gelak tawa disana. Seperti sekarang ini !

Dan pelakunya siapa lagi kalau bukan Ana ?

Ya... Al jatuh cinta kepada Ana, atau lebih tepatnya ia menyerah kepada Ana. Ana tak pernah gentar untuk mengejarnya, mengganggunya atau sekedar menggodanya. Al yang keras luluh begitu saja akibat sifat gigih Ana yang patut diacungi jempol dan kini... Al lah yang jatuh akan pesona Ana.

"Sebaiknya... kita cepat !! aku tak mau berakhir dengan sebuah pertengkaran" ujar Al

"Baiklah..." jawab Tedd sambil mempercepat laju kendaraannya.

Tepat dimenit ke 48 dari waktu yang diberikan Ana, mereka sampai digedung tempat resepsi Stuart dan juga Audrey. Acaranya sudah dimulai lima menit yang lalu, terlihat dari dua orang pasangan yang sudah berdiri dialtar mereka untuk mengikat sumpah dan janji.

"Kau terlambat !" Bisik Ana penuh penekanan pada Al yang langsung duduk disampingnya.

"Ini masih 15 menit dari waktu yang kau berikan" jawab Al

"Oh... kau pandai berhitung ternyata ?" Ledek Ana "12 menit" ralatnya

"Kau benar-benar menghitungnya ?" Tanya Al tidak percaya.

"Oh... tentu saja, ini bukan kali pertamamu tak menepati janjimu" jawab Ana tajam, Al hanya berdecak dan mengalihkan fokusnya pada sang pemilik acara tak ingin memperkeruh keadaan lagi.

Acara sakral itu selesai dengan hikmat, Stuart kini sudah sah menjadi suami dari Audrey dan Audrey sudah sah menjadi istri dari Stuart. Mereka terlihat sangat bahagia, terpancar dari senyum mereka yang tidak pernah luntur dari keduanya.

Satu... !!

Dua... !!

Semua orang kini bersiap untuk menangkap bunga dari sang mempelai wanita dengan antusias.

Tiga... !!

Buket bunga mawar berwarna putih tersebut melayang dan tepat mengarah pada tangan seseorang membuat tepuk tangan disana bergemuruh.

Al mendapatkan bunga tersebut dengan matanya yang membulat, melirik Ana yang menekuk bibirnya karena tak berhasil menangkapnya.

"Untukmu !" Al menyodorkan bunganya kehadapan Ana. Ana membalikan tubuhnya kebelakang, karena posisi Al berdiri dibelakangnya, tersenyum lebar sambil mengambil buket bunga tersebut.

"Sepertinya akan ada pasangan baru sebentar lagi... !!" Goda semuanya membuat Al salah tingkah dan Ana menunduk malu.

"Tidak... tidak..." Hellen yang berada disana berseru tak setuju "aku yang akan menikah dahulu... !! Al tak bisa menikah sebelum aku !!" Seru Hellen

"Kau akan menikah kak ? Dengan siapa ?" Tanya Zero yang berada disampingnya bertanya heran, yang ia tau Hellen memang mempunyai banyak teman laki-laki... tapi ia tak tau bahwa diantara mereka berstatus lebih dari teman.

"Tsk... dasar tidak peka, apa sekarang kau menderita penyakit workaholic Al ?" Kesal Hellen

"Apa ? Tentu saja tidak"

"Sudah lupakan !!" Kesal Hellen membuat gelak tawa disana dan Zero masih menatap tak mengerti.

"Jadi... siapa setelah ini ?" Tanya Audrey mengarah pada kedua pasangan tersebut, Al melirik sekilas Ana yang masih menunduk malu.

"Hmm... aku rasa masih lama, aku tak bisa hidup dengan gadis yang cerewet !" Jawab Al, mendapatkan seruan dan protes dari semuanya. Ana tampak menghela kecewa dan memalingkan wajahnya sedih.

"Tapi... aku rasa, aku harus secepatnya hidup dengan gadis semacam itu agar mempunyai seseorang yang selalu mengingatkanku dalam berbagai hal" tambah Al, Ana tersenyum tipis. Ia tak boleh terlalu terbawa suasana tapi... apakah ia tak boleh berteriak sekarang ?

"Ah... aku malu !!" Ujar Ana menutup wajah merahnya dengan kedua telapak tangannya, Al mengacak rambut Ana sekilas membuat sorak sorai dari semua orang yang menggoda mereka kembali terdengar.

"Aku tunggu kabar baiknya, Al !!" Ujar Bram dan diangguki oleh Merry yang ikut serta bahagia atas kebahagian adik dan anaknya.

"Jangan menggodaku, kak !" Ana bersembunyi dipunggung Bram membuat kekehan lucu dari semuanya.

"Apa ini sebuah kebahagian ? Aku tak menyangka kebahagiaan seperti ini akan terjadi. Orang yang paling berjasa disini mungkin... kau Jason. Terimakasih... berkat kau, aku bertemu orang-orang yang tak pernah sungkan untuk membagi kebahagian itu. Apa ini impianmu ? Aku akan mempunyai impian yang sama setelah ini !" Ujar Al didalam hatinya yang otomatis mendapatkan senyuman tulus dari beberapa orang yang mendengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang