47

1.4K 126 13
                                    

"Aku bahkan tidak segan-segan memilih opsi terakhirmu itu" jawab Perdi, ia sudah kehabisan kesabaran untuk menghadapi Al. Bukan apa-apa, nyawa sahabatnyalah taruhannya. Ia sudah cukup kehilangan banyak orang sekarang.

"Konyol" ujar Al, bukan ia tak percaya dengan perkataan Perdi barusan. Ia yakin jika Perdi mungkin akan senekat itu, sekarang atau nanti. Tapi.... apa Perdi tak tau jika ia menyerahkan diri pada Tedd maka besar kemungkinan nyawanyalah taruhannya.

"Ini bukan lelucon Al, jika kau menganggap hal ini sebuah lelucon..."

"Aku tak pernah menganggap perkataan orang lain adalah sebuah lelucon" potong Al "jika kau mengatakan bahwa perkataanku juga adalah sebuah lelucon, itu tidak benar.... jika kau bisa menyeretku atau menjebloskanku. Selahkan saja"

"Apa maksudmu ?"

"Sudah aku katakan, aku memberikan opsi terakhir untukmu" jawab Al "sepertinya tak ada lagi yang ingin kau sampaikan ?" Ujar Al sambil menarik pintu yang tertutup, secara tidak langsung Al sudah menyuruh Perdi untuk keluar.

^^

"Dimana Al ?" Tanya seseorang yang dengan tiba-tiba membukq sebuah pintu yang dihuni oleh seluruh orang yang berada disana kecuali Al dan Perdi tentunya.

"Oh... ya ampun, kak... kami sedang meeting !" Decak Zero pada gadis yang sekarang menunjukan wajah tampa dosanya.

"Wah... sepertinya ada orang baru disini, kalian merekrut orang baru ?" Tanyanya yang tak lain Hellen tentunya melangkah mendekati Sruart yang masih mematung ditempatnya.

Kenapa ?
Alasannya sudah pasti karena wajah Hellen sebelas dua belas dengan Al yang tentunya mirip dengan Jason.

"Jangan mendekatinya" Zero langsung memasang badan didekat Hellen.

"Ada apa ?" Tanya Hellen bingung dibalik punggung Zero.

"Dia vampire"

"Vampire ?!" Hellen tampak terkejut dengan hal itu tapi beberapa detik kemudian ia memekik dan berlari mendekati Stuart sebelum sebuah tangan menarik tubuhnya kebelakang yang mau tak mau ia terdorong mundur.

"Al !!!" Gerutu Hellen yang tak menyukai sifat kurang ajar sang adik.

"Sebaiknya kau pulang, kita sibuk" usir Al.

"Tapi..."

"Aku akan memesankan tiket pesawat untuk penerbanganmu nanti malam"

"Apa ? Siapa ? Sejak kapan..."

"Pulanglah !!" Ujar Al tak mau memperpanjang perdebatan, Hellen paling takut jika Al marah. Bukan apa-apa... Al tidak pernah marah padanya dan sekali marah entah mengapa ia selalu bergetar ketakutan. Mungkin ini yang dirasakan anak buah Al selama ini, Hellen hanya berdoa saja semoga mereka tak terkena penyakit stroke ketika mendapatkan amukan Al.

"Pergi !!" Perintah Al masih dengan nada yang biasanya tapi Hellen tampak tersentak dan melangkah keluar.

"Apa kau..." Zero memang yang selalu menengahi.

"Kita kembali ketopik, aku tak mau ada orang lain yang mengetahui tentang ini" potong Al, ia tau bahwa jika nanti perkataan Zero berlanjut maka yang ada hanya mereka berdualah yang akan berdebat.

"Olivier..." panggil Al.

"Dimana paman Perdi ?" Tanya Stuart, karena yang dilihat hanya Al lah yang bergabung.

"Kau bisa mewakilinya bukan ?"

"Oh ?"

"Sepertinya dia sudah kembali"

"Oh... baiklah" ujar Stuart setidaknya ia harus mendengarkan rencana Al.

"Olivier ?" Panggil Al sekali lagi.

"Yup..."

"Apa kau mempunyai rencana tentang pil itu ?" Tanya Al

"Bukankah kita sudah sepakat, kita yang akan menyebarkannya dan kalian mengawasinya" jawab Stuart.

"Membutuhkan waktu lama jika kita hanya menggunakan metode pertama, kita membutuhkan metode lain. Aku tak ingin mengambil resiko dengan misi kalian yang mungkin memakan waktu lama" jawab Al

"Kau meragukan kami ?"

"Bukan, aku hanya berusaha waspada"

"Bukankah itu sama saja ?"

"Jika kita hanya melakukan satu metode maka akan membutuhkan banyak waktu, hal itu akan menimbulkan banyak resiko. Maka dari itu kita membutuhkan metode lain untuk membantu metode yang pertama. Kau mengerti ?"

"Oh... baiklah" jawab Stuart setelah berpikir beberapa saat.

"Oh... aku sudah mempunyai satu ide, ide ini mungkin bisa dikatakan sedikit konyol" ujar Olivier

"Apa ?" Tanya Sarah semangat.

"Apa vampire menggunakan teknologi dan alat informasi ?"

"Tentu" jawab Stuart "mereka bisa hidup seperti manusia, kecuali para vampire liar yang kehabisan akalnya"

"Oh... bagus" ujar Olivier dengan suasana yang menggebu-gebu "bagaimana kalau kita memanfaatkan teknologi untuk itu, kita membuka satu situs untuk memasarkan barang tersebut. Mereka akan mulai tertarik bukan ? Dijaman sekarang teknologi adalah rajanya"

"Kau kerjakan itu !" Ujar Al setuju.

"Yuhu... aku selalu menginginkan hal seperti ini !!!" Serunya.

"Kita akan melakukan metode pertama untuk memikirkan metode yang lainnya. Kalian ikuti Stuart, aku akan melakukan sesuatu"

"Apa yang akan kau lakukan ?"
Tanya Stuart

"Bukankah kau bilang bahwa ada beberapa vampire yang sulit dikendalikan ?"

"Kau..."

"Apa gunanya mereka ?"

"Tapi...."

"Mereka akan menjadi penghalang" jawab Al.

"Benar yang dikatakan Al, kau hanya perlu berkonsentrasi pada apa yang menjadi tujuan kalian. Biarkan Al yang membereskan masalah" ujar Zero.

"Aku ingin bertanya pada kalian, sebagai seorang vampire yang hidup seperti manusia selama ini" ujar Stuart tak percaya dengan apa yang Al katakan tadi dengan begitu mudahnya "ketika ada seorang manusia yang membunuh manusia lainnya, apa kalian harus membunuhnya juga ?" Tanya Stuart, semuanya diam. Hanya Al yang berani menatap Stuart "kau akan membunuhnya ? Tanpa tau apa alasannya ?"

"Apa alasannya ?" Tantang Al

"Mereka tak mungkin melakukan hal itu jika tidak terpaksa" jawab Stuart "mereka membutuhkannya, mereka sulit menahannya. Kau tak akan pernah mengerti"

"Benar" jawab Al "aku tak akan pernah mengerti dan tak mau mengerti. Kau tau kenapa ? Aku bukanlah vampire"

"Lalu kau akan membunuhnya seenaknya karena mereka vampire begitu ?"

"Tidak, jika mereka manusia pun aku tak segan-segan akan membunuhnya" jawab Al "kau tau kenapa ? Aku orang yang tak percaya dengan apa itu hukum sebenarnya. Aku orang yang mempunyai pemikiran kolot, yang lebih memihak pada seseorang yang lebih memilih menghakimi sendiri. Kenapa ? Hal itu lebih pantas daripada sebuah kurungan penjara dengan fasilitas makan, minum dan tidur gratis. Kalau begitu apa artinya hukuman itu ? Mereka bahkan tak jauh lebih menderita dari para anak jalanan yang mencari makan sendiri. Aku orang yang mempunyai pemikiran seperti itu, maka dari itu... kau tak bisa menghalangiku untuk masalah yang satu ini" Stuart bungkam, Al tersenyum

^^

*JANGANDITIRU

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang