10

2K 145 2
                                    

Stuart beralih pada pipi Audrey yang sudah memerah tersipu dan menciumnya bergantian "pipi ini hanya tersipu padaku saja" Audrey memukul dada bidang Stuart pelan

Stuart mencium bibir Audrey cukup lama, ingatkan Audrey untuk tak pingsan dulu "bibir ini hanya untuk menyebutkan namaku saja" yang satu ini Audrey mendengus bagaimana bisa ia tak boleh bicara ?

Stuart menyadari perubahan raut wajah Audrey "kata-kata sayang untukku saja" ujar Stuart memperjelas, Audrey langsung tersenyum kembali.

Stuart mencium sisi bibir Audrey, kanan dan kiri "senyuman manis ini hanya untuk ku saja" ujar Stuart

"Apa lagi ?" Tanya Audrey #audrey... mulai ketagihan pemirsa. Hahaha...

Stuart meraih kedua tangan Audrey, menyatukannya dan menggenggamnya hangat. Menciumnya sangat lama... Audrey tak tahan lagi dan memeluk Stuart erat.

"Aku berjanji.... aku tak akan pernah berhenti memikirkanmu, berhenti menatapmu, berhenti tersenyum padamu atau berhenti mencintaimu" ujar Audrey ditengah pelukannya, Stuart tersenyum sambil mengelus rambut Audrey.

"Ini bukan saatnya kalian mengikat janji bukan ?" Suara seseorang membuat mereka melepaskan pelukanya, Audrey menunduk malu berusaha menyembunyikan wajahnya dan Stuart yang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ayah ? Kau mengagetkanku saja, sejak kapan ayah berdiri disana ?" Tanya Stuart pada Bram yang menatap kedua orang yang sedang dilanda cinta tersebut.

"Sejak pintu ini lupa kalian tidak tutup dan kau mengatakan janji manismu itu"

"Apa ? Ayah melihat semuanya ?" Tanya Stuart tidak percaya, ini merupakan kesalahannya sendiri yang lupa menutup pintu dan kini wajah Audrey semakin memerah malu.

"Sudahlah...cepat turun, ada Tedd dibawah" ujar Bram

"Tedd ?"

"Ya... cepat turun"

Setelah keluar dari kamar Audrey, Stuart ikut berkumpul bersama ayah dan Tedd tentunya. Wajah Tedd terlihat serius dan Stuart yakin ada sebuah masalah besar terjadi.

"Pemburu Vampire ?!" Tanya Bram tidak percaya, Stuart pun membulatkan matanya. Ini bukan filmkan ? Pikirnya

"Aku rasa begitu, Perdi dan juga Jered sudah menduganya" jawab Tedd

"Lalu apa yang mereka lakukan ?"

"Memperketat pengawasan apalagi ?"

"Aku tidak percaya hal ini akan terjadi" gumam Bram

"Stuart ?" Tedd menegur Stuart yang tampak diam "apa yang terjadi ?" Tanya Tedd membaca apa yang ada dipikiran Stuart

"Aku masih bingung, apa mereka pemburu vampire ?" Jawab Stuart, percuma menyembunyikan rahasia. Semua vampire bisa membaca pikiran.

"Mereka ?" Tanya Bram

"Aku dan Audrey pergi kestasiun waktu itu, kami melihat kejadian tak mengenakan disana yang membuat Audrey jatuh pingsan. Aku kira itu hanya pembunuhan biasa, tapi... jika itu pembunuhan biasa, kenapa tidak ada yang menemukan mayat disana ? Tidak ada berita apapun tentang itu"

"Apa pria itu membawanya ?" Tanya Bram

"Tidak, aku melihat dengan mataku sendiri. Dia kembali dengan satu temannya yang terluka"

"Apa kau melihat ada mayat disana ?"

"Aku tidak memastikannya, aku kira akan ada diberita pagi"

"Aku yakin... mereka pemburu vampire" ujar Tedd menyimpulkan.

"Tapi..." ucapan Stuart bergantung.

"Tapi apa ?" Tanya Bram penasaran.

"Wajah salah satu dari mereka sangat familiar"

"Apa maksudmu ? Kau mengenalnya ?"

"Jason, salah satu dari mereka mirip dengannya"

PRANG....
Ana yang hendak menyajikan minuman menjatuhkan nampannya, semua orang menoleh. Ana dengan cepat menghampiri Stuart untuk menanyakannya.

"Jason ? Kau melihatnya bukan ? Aku tak pernah salah lihat ? Dia Jason, aku bertemu dengannya diarea menembak. Dia Jason bukan ? Suaranya bahkan sama, aku tak salah lagi bukan ?" Cecar Ana.

"Dia berbahaya Ana" jawab Tedd, Ana membalikan tubuhnya untuk menghadap Tedd.

"Dia Jason ! Stuart juga melihatnya"

"JASON SUDAH MATI" teriak Stuart, Marry dan Audrey yang baru saja keluar dari kamarnya memperhatikannya "dia sudah mati Ana, kita melihat bagaimana dia mati"

"Tapi... tapi... aku tidak salah lihat bukan ? Dia Jason" ujar Ana gelagapan.

"Dia bukan Jason, Ana. Sadarlah... dia hanya seseorang yang mirip dengannya"

"Suara... suara mereka sama, cara bicara mereka sama" kekeh Ana, Stuart menangkup rahangnya marah.

"Dia bukan Jason !" Seseorang muncul dari balik pintu rumah, Thom.

Thom berjalan mendekati Ana, menepuk bahu Ana agar dia tenang dan duduk disamping Stuart. Menggenggamnya untuk membantunya meredakan sedikit amarahnya.

"Kau sudah melihatnya ?" Tanya Tedd.

"Audrey... bisa kau temani Ana kekamarnya ?!" Ujar Thom, Audrey mengangguk dan segera menghampiri Ana untuk menenangkannya didalam kamar.

"Aku sudah bertemu dengannya" ujar Thom setelah memastikan Audrey dan Ana tidak mendengar percakapan mereka karena kamar yang kedap suara.

"Kapan ? Dimana ?" Tanya Bram

"Dirumah sakit, tadi sore"

"Apa dia benar-benar mirip Jason ?"

"Tidak... mereka berbeda, dia mempunyai manik mata abu-abu yang berbahaya" jawab Thom

"Berbahaya ?" Tanya Bram

"Ada sebuah ancaman dibalik mata kucingnya, aku tak bisa membaca pikirannya"

"Apa ?" Ketiganya bertanya tidak percaya

"Ini sangat aneh, aku yakin dia adalah manusia... tapi, aku sama sekali tak tau apa yang ada dipikirannya"

"Tunggu... tunggu... kau mengatakan bahwa dia datang kerumah sakit ? Untuk apa ?" Tanya Bram

"Entahlah..."

"Apa mungkin ?" Pikir Tedd

"Apa ?" Tanya Bram

"Dia mencurigai kita ?"

^^

"Ini mencurigakan, bagaimana bisa mereka kehabisan stock darah ?" Tanya Zero setelah mereka berkumpul untuk membicarakan hasil penelusuran mereka.

Setelah Key dan Al kembali dari kencan mendadak itu, mereka langsung saja membahasnya dengan timnya.

"Mereka sengaja mengumpulkannya" jawab Key

"Xavier ? Kau menemukan sesuatu ?" Tanya Al

"Aku berhasil menemukan ambulance yang pada saat itu sedang beroperasi, aku sudah menempelkan pelacak dibawah mobilnya" jawab Xavier

"Olivier ?!" Panggil Al

"Tidak ada yang mencurigakan, rute mobil tersebut masih normal dan akan berakhir dirumah sakit" jawab Olivier.

"Jika itu berakhir dirumah sakit maka semua stock darah berada disana, tapi para perawat mengatakan bahwa stock darah mereka kurang. Besar kemungkinan mereka dipindahkan kesebuah tempat rahasia" ujar Sarah

"Aku mengikutinya lagi, tak ada yang aneh" jawab Xavier.

"Apa perawat itu membohongimu ?" Tanya Zero, Al menoleh menatap Zero dengan manik abu-abunya "benar, mana ada yang akan tahan dengan tipuanmu" ralatnya

"Darah itu pasti sudah dipindahkan atau mungkin dipindahkan" ujar Al, semuanya mengangguk. Al terdiam sesaat memikirkan sesuatu sampai detik selanjutnya ia menemukan sesuatu

"Aku tau dimana darah itu berada !"

Shadow Of The Darkness (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang